EramuslimPlasa – Sunyi tetap terasa. Gua itu begitu dingin dan remang-remang. Abu Bakar menyandarkan punggung di dinding gua. Rasulullah, masih saja mengalun dalam istirahatnya. Dan tiba-tiba saja, seekor ular mendesis-desis perlahan mendatangi kaki Abu Bakar yang terlentang. Abu Bakar menatapnya waspada, ingin sekali ia menarik kedua kakinya untuk menjauh dari hewan berbisa ini. Namun, keinginan itu dienyahkannya dari benak, tak ingin ia mengganggu tidur nyaman Rasulullah. Bagaimana mungkin, ia tega membangunkan kekasih itu.
Abu Bakar meringis, ketika ular itu menggigit pergelangan kakinya, tapi kakinya tetap saja tak bergerak sedikitpun. Dan ular itu pergi setelah beberapa lama. Dalam hening, sekujur tubuhnya terasa panas. Bisa ular segera menjalar cepat. Abu Bakar menangis diam-diam. Rasa sakit itu tak dapat ditahan lagi. Tanpa sengaja, air matanya menetes mengenai pipi Rasulullah yang tengah berbaring. Abu Bakar menghentikan tangisannya, kekhawatirannya terbukti, Rasulullah terjaga dan menatapnya penuh rasa ingin tahu.
“Wahai hamba Allah, apakah engkau menangis karena menyesal mengikuti perjalanan ini” suara Rasulullah memenuhi udara Gua.
“Tentu saja tidak, saya ridha dan ikhlas mengikutimu kemana pun” potong Abu Bakar masih dalam kesakitan.
“Lalu mengapakah, engkau meluruhkan air mata?”
“Seekor ular, baru saja menggigit saya, wahai putra Abdullah, dan bisanya menjalar begitu cepat”
Rasulullah menatap Abu Bakar penuh keheranan, tak seberapa lama bibir manisnya bergerak “Mengapa engkau tidak menghindarinya?”
“Saya khawatir membangunkan engkau dari lelap” jawab Abu Bakar sendu. Sebenarnya ia kini menyesal karena tidak dapat menahan air matanya hingga mengenai pipi Rasulullah dan membuatnya terjaga.
Saat itu air mata bukan milik Abu Bakar saja. Selanjutnya mata Al-Musthafa berkabut dan bening air mata tergenang di pelupuknya. Betapa indah sebuah ukhuwah.
“Sungguh bahagia, aku memiliki seorang seperti mu wahai putra Abu Quhafah. Sesungguhnya Allah sebaik-baik pemberi balasan”. Tanpa menunggu waktu, dengan penuh kasih sayang, Al-Musthafa meraih pergelangan kaki yang digigit ular. Dengan mengagungkan nama Allah pencipta semesta, Nabi mengusap bekas gigitan itu dengan ludahnya. Maha suci Allah, seketika rasa sakit itu tak lagi ada. Abu Bakar segera menarik kakinya karena malu. Nabi pun masih memandangnya sayang.
Artikel ini bekerjasama dengan As Sirah , Kaos Dakwah bertemakan Sahabat. Syiarkan kisah dan nama nama sahabat Nabi SAW agar generasi muslim kan akrab dan praktis mengidolakan tokoh tokoh Islam penghuni surga , ditengah gempuran promosi tokoh tokoh idola barat yang tidak jelas karakter dan akhlaknya yang sengaja disebarkan dikalangan muslimin dan generasinya.
Miliki kaos as sirah bertuliskan sahabat Abu Bakar Ra, berikut ini :
Tipe Dewasa Abu Bakar 1
Tipe Dewasa Abu Bakar 2
Tipe Abu Bakar untuk Junior / anak anak
Harga satuan Kaos ekslusif dengan Kualitas Premium Cotton :
Abu Bakar , dewasa tipe 1 atau 2 ukuran S (40-50kg) /M (50-60)/L (60-70)/XL ( 70-85kg) : Rp 130.000/satuan (belum termasuk ongkos kirim)
Abu Bakar tipe Junior/anak anak, S (6-8 tahun) , M (9-10 tahun), L (10-12 tahun) , Rp 110.000/satuan (belum termasuk ongkos kirim)
Bagi yang berminat memilikinya, silahkan hubungi atau kirim sms atau WA ke 085811922988 atau email ke [email protected] dengan menyebutkan nama pemesan, tipe kaos yang dipesan , kuantiti, dan alamat kirimnya agar kami bisa mengajukan penawaran harganya. ()
Untuk Kaos dakwah yang lain :
Motif Badar war : https://m.eramuslim.com/resensi-buku/313-vs-1000-kisah-pasukan-badar.htm
Motif Umar Bin Khattab
https://www.eramuslim.com/resensi-buku/halusnya-umar-dibalik-kegagahannya.htm