Jawaban: Syaikh mereka Muhammad bin Muhammad bin An-Nu’man, yang dijuluki oleh mereka Al-Mufid (w 413 H) menjawab bahwa mereka adalah:
أَتْبَاعُ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ عَلِيٍّ ع(1) عَلَى سَبِيْلِ الْوَلاَءِ وَاْلاِعْتِقَادِ لِإِمَامَتِهِ بَعْدَ الرَّسُوْلِ ص بِلاَ فَصْلٍ, وَنَفْيِ اْلإِمَامَةِ عَمَّنْ تَقَدَّمَهُ فِيْ مَقَامِ الْخِلاَفَةِ, وَجَعْلِهِ فِي اْلاِعْتِقَادِ مَتْبُوْعاً لَهُمْ غَيْرَ تَابِعٍ لِأَحَدٍ مِنْهُمْ عَلَى وَجْهِ اْلاِقْتِدَاءِ.
“Para pengikut Amirul Mukminin secara wala’ (loyalitas) dan meyakini keimamannya setelah Rasul tanpa ada selang (antara keduanya)(2). Menafikan keimaman dari orang-orang sebelumnya yang menduduki kekhalifahan. Serta meyakini bahwa dia diikuti oleh mereka, bukan dia yang mengikuti mereka sebagai bentuk ketundukan(3).(4)
Catatan: Sesungguhnya kata Syi’ah, jika disebut hari ini maka tidaklah menjurus kecuali kepada kelompok Itsnai ‘Asyariyah(5). Sebab Syi’ah Itsnai ‘Asyariyah merupakan mayoritas Syi’ah hari ini di Iran, Iraq, Suriah, Libanon, negara-negara Teluk dan tempat-tempat lainnya.. sebab referensi mereka dalam masalah hadits dan periwayatan telah mencakup sebagian besar pendapat kelompok-kelompok Syi’ah yang keluar sepanjang perjalanan sejarah.
Pertanyaan 2: Bagaimana asal-usul munculnya ajaran Syi’ah?
Jawaban: Pendapat yang kuat di kalangan para peneliti bahwa orang yang membidaninya adalah Abdullah bin Saba’ Al-Yahudi! Bahkan hal ini diakui oleh kitab-kitab Syi’ah sendiri!
Kitab-kitab tersebut mencatat bahwa Ibnu Saba’ Al-Yahudi adalah orang pertama yang mempopulerkan pendapat tentang keimaman Ali radhiyallahu ‘anhu. Inilah akidah penetapan keimaman bagi Ali radhiyallahu ‘anhu yang merupakan pokok ajaran Syi’ah.
Kitab-kitab tersebut menyatakan bahwa dia adalah orang pertama yang menampakkan celaan terhadap mertua dan menantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: Abu Bakr, Umar dan Utsman radhiyallahu ‘anhum. Dia orang pertama pula yang memunculkan pendapat tentang reinkarnasi, menuhankan Ali dan seterusnya.
Ulama mereka Al-Hasan An-Nubakhti berkata:
اَلسَّبَئِيَّةُ: قَالُوْا بِإِمَامَةِ عَلِيٍّ عليه السلام وَأَنَّهَا فَرْضٌ مِنَ اللهِ عز وجل, وَهُمْ أَصْحَابُ عَبْدِاللهِ بْنِ سَبَأ, وَكَانَ مِمَّنْ أَظْهَرَ الطَّعْنَ عَلَى أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَالصَّحَابَةِ وَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ, وَقَالَ: إِنَّ عَلِياًّ عليه السلام أَمَرَهُ بِذَلِكَ, فَأَخَذَهُ عَلِيٌّ عليه السلام فَسَأَلَهُ عَنْ قَوْلِهِ هَذَا فَأَقَرَّ بِهِ, فَأَمَرَ بِقَتْلِهِ
“Kelompok As-Saba’iyyah menyuarakan keimaman Ali ‘alaihis salam dan menyatakan bahwa hal tersebut perkara fardhu dari Allah ‘azza wa jalla. Mereka adalah para pengikut Abdullah bin Saba’, dia adalah salah seorang yang memunculkan celaan atas Abu Bakr, Umar, Utsman dan para sahabat serta berlepas diri dari mereka. Dia berkata bahwa Ali ‘alaihis salam yang memerintahkannya untuk itu. Maka Ali ‘alaihis salam menangkapnya dan menanyainya tentang ucapannya tersebut, dia mengakuinya dan kemudian Ali memerintahkan untuk membunuhnya.”
Dia berkata:
وَحَكَى جَمَاعَةٌ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ أَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ سَبَأ كَانَ يَهُوْدِياًّ فَأَسْلَمَ وَوَالَى عَلِياًّ عَلَيْهِ السَّلَامُ
“Sekelompok ulama memberitakan bahwa Abdullah bin Saba’ dahulunya adalah seorang Yahudi. Kemudian dia masuk Islam dan loyal kepada Ali ‘alaihis salam.”
Dia berkata:
وَكَانَ يَقُوْلُ وَهُوَ عَلَى يَهُوْدِيَّتِهِ فِيْ يُوْشَعَ بْنِ نُوْن بَعْدَ مُوْسَى ص بِهَذِهِ الْمَقَالَةِ, فَقَالَ فِيْ إِسْلاَمِهِ فِيْ عَلِيِّ بْنِ أَبِيْ طَالِبٍ عَلَيْهِ السَّلَامُ مِثْلَ ذَلِكَ. وَهُوَ أَوَّلُ مَنْ أَشْهَرَ الْقَوْلَ بِفَرْضِ إِمَامَةِ عَلِيٍّ عَلَيْهِ السَّلَامُ, وَأَظْهَرَ الْبَرَاءَةَ مِنْ أَعْدَائِهِ .. وَأَكْفَرَهُمْ, فَمِنْ هَاهُنَا قَالَ مَنْ خَالَفَ الشِّيْعَةَ: إِنَّ أَصْلَ التَّشَيُّعِ وَالرَّفْضِ مَأْخُوْذٌ مِنَ الْيَهُوْدِيَّةِ.
“Ketika dia masih menganut agama Yahudi dia menyuarakan pendapat ini(6) pada diri Yusya’ bin Nun setelah Musa SAW, kemudian ketika dia Islam dia berpendapat seperti itu pula pada diri Ali bin Abi Thalib ‘alaihis salam. Dialah orang pertama yang mempopulerkan pendapat tentang wajibnya keimaman Ali ‘alaihis salam dan menampakkan permusuhan terhadap musuh-musuhnya .. dan mengkafirkan mereka. Dari sini, para penyelisih Syi’ah berkata bahwa pokok ajaran Syi’ah dan Rafidhah diambil dari agama Yahudi.”(7)
Kemudian Gurunya para ulama Syi’ah: Sa’d Al-Qummi (w 301 H) menyebutkan sikap Ibnu Saba’ Al-Yahudi ketika mendengar kematian Ali radhiyallahu ‘anhu, di mana dia mengklaim bahwa dia belum mati. Dia berpendapat bahwa Ali akan reinkarnasi dan bersikap ghuluw (ekstrim) padanya.(8)
Dan beberapa pertanyaan lagi tentang apa itu agama Syiah akan terjawab dari membaca buku ini… puaskanlah keingintahuan anda dan kehati-hatian terhadap aliran sesat ini… segeralah memiliki bukunya…
Judul Asli :عقائد الشيعة الإثني عشرية / Akidah Syiah Imamiyah , tanya jawab Rusak dan bahaya akidah Syiah
Penulis : Abdurrahman Bin Sa’d bin Ali Asy-Syatsri.
Harga : Rp120,000,- (Belum termasuk ongkos kirim)
Untuk pemesanan hubungi atau sms/email dengan dituliskan nama, alamat dan jumlah pemesanan ke: 085811922988 email : marketing@eramuslim.com