Sepanjang Ramadhan, al-Quran Laris Manis di Prancis

Penjualan kita suci al-Quran meningkat tajam di Prancis selama bulan Ramadhan ini. Seorang pemilik toko buku di kota Paris mengatakan, al-Quran yang terjual setiap harinya mencapai 10 sampai 15 al-Quran.

"Penjualan al-Quran mulai meningkat, bahkan sebelum Ramadhan.Yang paling banyak dibeli adalah al-Quran ukuran kecil yang bisa masuk ke dalam saku," kata Ali Al-Maghori, pemilik toko buku itu.

Majalah Livre Hebdo-majalah khusus yang memantau penjualan buku-buku-memuat daftar buku-buku yang laris selama bulan Ramadhan, dan al-Quran berada di peringkat kedelapan yang paling banyak dibeli orang sejak tanggal 1 September kemarin, bertepatan dengan jatuhnya awal Ramadhan.

Di kota Paris, para pedagang al-Quran banyak ditemui terutama di pemukiman Belleville dan Paribas yang banyak komunitas Muslimnya. Selain al-Quran, buku-buku yang juga laris adalah buku-buku tentang petunjuk salat dan buku-buku tentang puasa di bulan Ramadhan. Tasbih dan sajadah untuk salat, juga banyak dicari menjelang bulan Ramadhan kemarin.

Ramadhan di Prancis juga ditandai dengan meningkatnya permintaan makanan-makanan ringan tradisional asal Afrika Utara yang rasanya manis.Seorang warga Muslim Perancis sampai harus mengantri di sebuah toko Tunisia di jalan Kablat yang menjual manisan khas bernama Zalabiya.

"Zalabiya adalah makanan utama kami selama bulan Ramadhan," kata Mokhtar.

Zalabiya adalah sejenis makanan seperti kue donat yang ditabur gula. Makanan ini menjadi makanan favorit di bulan Ramadhan bagi warga Muslim Perancis yang berasal dari negara-negara kawasan Afrika Utara. Selain Zalabiya, makanan khas lainnya yang banyak dicari adalah roti yang disebut Bouzgene Berber. Roti ini menjadi favorit warga Muslim asal Aljazair.

Di sepanjang jalan La Chapelle, banyak toko-toko yang menjual makanan manis lainnya seperti Baqlawa, makanan khas asal Turki. Supermarket-supermarket di Perancis termasuk jaringan supermarket Carrefour bahkan menyediakan tempat penjualan khusus makanan-makanan khas Ramadhan untuk memenuhi kebutukan hampir tujuh juta warga Muslim di Prancis yang kebanyakan berasal dari negara-negara kawasan Afrika Utara dan Turki. (ln/iol)