Ramadhan di Mesir: Musaharti, Makanan Gratis, Fanous dan Idul Fitri yang Ceria

Sahur = Musaharti Drum

Menjelang sahur, di Mesir kita akan dibangunkan oleh tetabuhan drum yang dilakukan oleh Musaharti. Musaharti adalah orang yang membunyikan drum untuk membangunkan orang-orang dengan menggunakan drum kecil. Kadang-kadang diiringi dengan nyanyian dan teriakan kecil. Tugas Musaharti jelas meyakinkan orang bangun untuk makan sahur. Mungkin hampir tiada beda dengan Indonesia di beberapa kota dan pedesaan. Bedanya, di Negara kita masih menggunakan bedug.

Jelang Ramadhan = Makanan Gratis di Mana Saja

Betul, beberapa hari menjelang Ramadhan, kita akan menemukan makanan gratis di Mesir di berbagai tempat. Ini pemandangan dan tradisi khas yang hanya ada di Mesir. Jalanan begitu ramai dan padat. Orang menyambut Ramadhan dengan berbagai cara: spanduk, poster, billboard, kue dan penganan, jus, dan yoghurt semacam Konafah, Basboushah, dan Katayef bisa ditemukan di mana saja.

Di Kairo, ibukota Mesir, orang terlihat bersedekah dan berzakat atau menyediakan makanan untuk orang-orang miskin. Di setiap sudut jalan rata-rata hampir ada meja dan kursi yang telah disediakan makanan gratis untuk siapapun yang lewat dan membutuhkan.

Pada waktu Ramadhan berlangsung, kita akan mendengar Alquran berdengung di seluruh negeri. Di halte, di sekolah, di rumah, di pasar, kita akan mendengar orang bertilawah Alquran sedemikian rupa

Iftar = Berbuka di Masjid

Ketika tiba waktu berbuka, beberapa menit sebelumnya, Mesir akan menjadi sangat sunyi sesunyi-sunyinya. Tiba waktu azan Maghrib, sebuah sirene akan mengguncang. Di Kairo terkenal sirene dari empat benteng Saladin. Kemudian setelah berbuka sekadarnya, masjid-masjid di Mesir akan penuh para jamaah, terutama di saat salat Taraweh. Anda akan mendengar suara merdu melantunkan “Allahu akbar” di mana saja Anda berada.

Fanous = Lentera Ramadhan Ada sebuah pemandangan yang syahdu di malam-malam Ramadhan di Mesir. Di semua tempat: rumah, masjid, jalanan, gedung dan halter atau terminal, akan diterangi oleh lentera dari lilin, sepanjang malam. Tradisi lentera Ramadhan ini dikenal dengan nama Fanous. Di Mesir, yang melakukan Fanous bukan hanya umat Muslim, tapi juga umat Kristen Koptik pada waktu Natal. Tapi tetap, Fanous Ramadhan yang paling menarik perhatian.

Idul Fitri = Tak Beda dengan Indonesia

Ini yang paling mempunyai kesamaan dengan Indonesia. Yaitu, lebaran Idul Fitri. Kembang api di mana, dan orang-orang memakai baju baru selama tiga hari. Mereka saling mengunjungi antar-kerabat, dan teman-temannya. (sa/ramadhanzne)