Ramadan di Mancanegara: Indahnya Ramadan di Turki

Tidak terasa, Ramadan kembali datang. Tahun ini adalah Ramadan keempat selama saya tinggal di Turki, tepatnya di kota Alanya, provinsi Antalya yang berada di pesisir laut Mediterania.

Awal ramadhan di Turki tahun ini bertepatan dengan berakhirnya musim panas yang akan berganti dengan musim gugur. Pada musim gugur, waktu siang di Turki pendek sehingga adzan Maghrib-yang menandai berbuka puasa-juga lebih cepat sekitar pukul 19.30. Berbeda jika Ramadan bertepatan dengan musim panas, waktu siang akan sangat panjang sehingga waktu berbuka biasanya jatuh pada pukul 21.00.

Suasana Ramadan sudah terasa di kalangan masyarakat Turki sejak dua sebelum awal Ramadan. Di supermarket-supermarket sudah ada diskon Ramadan untuk bahan-bahan sembako dan barang lainnya, iklan-iklan di tv sudah bernuansakan Ramadhan, begitu pula dengan iklan tentang program-program Ramadan yang akan ditayangkan selama bulan Ramadan di televisi Turki.

Hampir sama dengan Indonesia, televisi-televisi Turki juga menyiarkan banyak acara Islami. Misalnya, saat menunggu waktu iftar (berbuka puasa) ditayangkan khutbah-khutbah penyejuk hati dari ustadz-ustadz ternama di Turki seperti Ustadz Fethullah Gülen. Begitu juga ketika waktu sahur, televisi-televisi menayangkan aneka acara untuk menemani masyarakat Turki santap sahur. Suasana seperti membuat saya merasa seperti di indonesia. Meskipun, tidak sedikit tayangan yang tidak Islami tetap tayang di bulan Ramadan dan banyak artis-artis turki yang tetap mengumbar auratnya di bulan yang suci ini. Tapi, itulah suka duka ber-Ramadan di negeri lain.

Karena di Turki banyak masjid, masyarakat bisa dengan mudah mengetahui waktu berbuka puasa lewat adzan maghrib yang dikumandangkan lewat masjid-masjid. Seperti halnya di Indonesia, pada malam hari masjid-masjid di Turki dipenuhi oleh orang-orang salat tarawih.

Alhamdulillah, saya tinggal di negara yang mayoritas penduduknya muslim dan suasana Ramadan di Turki tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Yang agak berbeda, hanya tradisi dari sajian makanan di Turki selama bulan Ramadan.

Di Turki tidak ada sajian istimewa untuk berbuka, seperti kolak yang menjadi makanan khas pada bulan Ramadan. Ketika waktu berbuka tiba, masyarakat Turki biasa langsung makan makanan berat. Kecuali jika ada kurma, barulah berbuka dimulai dengan makan kurma. Sedangkan minumannya, masyarakat Turki lebih suka minum teh saat berbuka maupun saat sahur.

Di sini juga tidak ada tukang jualan dadakan untuk sajian berbuka, seperti yang terjadi di Indonesia setiap bulan Ramadan. Tapi ada makanan yang boleh dibilang istimewa di Turki pada bulan Ramadan, yaitu Roti Pide yang bentuknya bundar dan bertabur wijen. Roti Pide ini hanya ada dijual di bulan Ramadan, dimakan sebagai panganan untuk berbuka dan untuk menu sahur.

Selain Roti Pide, makanan lainnya yang biasa disantap saat sahur oleh masyarakat Turki adalah Makarna (makaroni) atau Pılav (nasi Turki) dan yang spesial adalah Hoşaf (komposto).

Hoşaf adalah manisan buah-buahan. Buah-buahan yang dapat dibuat Hoşaf antara lain: apel, aprikot, peach, pear, anggur, berry, ayva. Keluarga saya di Turki, termasuk saya sendiri lebih suka membuat Hoşaf apel. Biasanya Hoşaf dibuat sehari atau dua hari sebelum bulan Ramadan dalam jumlah yang cukup banyak, lalu didinginkan di lemari es. Jika pertengahan Ramadhan Hoşaf sudah habis maka akan dibuat lagi hoşaf yang baru.

Saat Ramadan tiba, akan banyak sekali iklan permen dan coklat di televisi-televisi Turki, apalagi menjelang lebaran nanti, permen dan coklat pasti menjadi produk yang laris manis. Toko-toko pakaian juga banyak yang ‘diserbu’ pembeli, karena ternyata tradisi baju baru untuk lebaran, juga menjadi tradisi masyatakat Turki. Mereka biasanya berbelanja usai salat Tarawih.

Alanya, kota tempat saya tinggal adalah kota wisata yang digandrungi para turis dari Eropa, terutama di musim panas. Karena Ramadan tahun ini udara Alanya masih hangat, para turis tetap ramai hingga akhir musim gugur nanti. Karena kota wisata, di Alanya restoran-restoran tetap buka seperti biasa di siang hari pada bulan Ramadan.

Di seluruh Turki yang kental dengan mazhab Hanafinya, salat tarawih dilaksanakan 20 rakaat dan di antara sepuluh malam terakhir Ramadan, masyarakat Turki mengenal malam yang disebut “kadir gecesi (malam kadir)” yaitu malam diturunkannya al-Qur’an.

Begitulah suasana Ramadan di kota Alanya, Turki. Ada persamaan dan perbedaannya dengan suasana Ramadan di tanah air. Ramadhan Mubarak dari Alanya… (kiriman dari Dian Akbas, Alanya, Turki)