Arab Saudi, Ramadhan Bulan Memperbanyak Sedekah

Arab Saudi sudah mempersiapkan diri menyambut Ramadhan, jauh-jauh hari sebelum bulan suci itu datang. Misalnya, dengan membuat sejumlah kebijakan berkaitan dengan pelaksanaan berbuka puasa bersama, membuka masjid-masjid selama 24 jam penuh, menambah jumlah imam dan pekerja yang mengurus masjid serta menertibkan pungutan amal di masjid-masjid selama bulan Ramadhan.

Raja Arab Saudi, Raja Abdullah dalam pesannya menyambut bulan Ramadhan mengingatkan warganya tentang ajaran Islam yang "toleran" dan menghimbau warganya untuk mengisi bulan Ramadhan dengan memperbanyak amal sedekah dan ibadah serta mengurangi aktvitas yang tidak perlu.

"Arab Saudi, rumah dari dua masjid suci di Makkah dan Madinah, menyadari tanggung jawabnya dalam melayani kepentingan umat Islam, " kata Raja Abdullah.

Arab Saudi menerapkan aturan yang sangat ketat selama bulan suci Ramadhan, termasuk pada warga negara asing non-Muslim. Mereka dihimbau untuk menghormati bulan suci Ramadhan dan siapa pun yang melanggar peraturan bulan Ramadhan, diancam akan dideportasi sebagai hukumannya.

Pada bulan Ramadhan masyarakat Saudi biasanya berlomba-lomba memberikan sedekahnya, termasuk memberikan makanan untuk berbuka puasa. Tapi Ramadhan tahun ini, pemerintah Saudi melarang acara berbuka dilakukan di dalam masjid, demi menjaga kenyamanan dan kebersihan masjid. Otoritas Saudi menetapkan aturan bahwa sumbangan makanan dari warga masyarakat dikumpulkan di sebuah tempat yang dijadikan tempat berbuka puasa yang tidak terlalu dekat dengan masjid.

Kegiatan amal meningkat dua kali lipat dan bukan hanya dilakukan orang warga Saudi yang kaya, tapi juga oleh lembaga amal pemerintah seperti komunitas Bulan Sabit Merah dan perusahaan-perusahaan swasta. Sumbangan berupa makanan atau bentuk donasi lainnya diberikan pada warga miskin di Saudi bahkan di negara-negara lain.

Beruntunglah Saudi, karena tahun ini pendapatan negaranya maupun perusahaan-perusahaan minyak milik Saudi meningkat sebagai dampak kenaikan harga minyak mentah di pasaran dunia. Mereka banyak mensponsori acara-acara berbuka puasa bersama terutama di kalangan pekerja asal Asia.

Meski demikian, Saudi memutuskan untuk melakukan pengawasan terhadap pengumpulan-pengumpulan sumbangan selama bulan Ramadhan, untuk mencegah sumbangan yang dikumpulkan itu jatuh ke tangan kelompok yang oleh Saudi disebut kelompok militan. Negara ini, memang sedang gencar-gencarnya memberantas anggota-anggota kelompok al-Qaidah yang ada di negaranya.

Seperti juga negara-negara Teluk lainnya, Saudi mengalami inflasi yang cukup tinggi yang menyebabkan kenaikan harga-harga kebutuhan. Namun pemerintah Saudi menjamin kecukupan kebutuhan bahan makanan pokok bagi warganya untuk mencegah pedagang eceran memanfaatkan Ramadhan dengan menaikkan harga-harga, terutama harga bahan makanan. (ln/mol)