Tak terasa Ramadhan yang dirindukan selama ini telah hadir dan menjadi bagian dari detik-detik waktu yang kami jalani saat ini. Betapa bahagia dapat kembali bertemu Ramadhan meskipun shaum kami menjadi lebih panjang dari biasanya. Masjid-masjid yang ada di Berlin mulai semarak dengan kegiatan tarawih dan kegiatan lainnya yang sudah dirancang untuk menghidupkan suasana Ramadhan, demikian pula dengan masjid Al-Falah, masjid tempat berkumpulnya sebagian besar komunitas muslimin muslimat Indonesia, telah menyiapkan berbagai program kegiatan yang dapat diikuti oleh masyarakat.
Ada sebuah tradisi di masjid "kesayangan" kami selama ini bila Ramadhan tiba. Pengurus masjid biasanya bekerjasama dengan beberapa pihak selalu berupaya menghadirkan seorang ustadz dari Indonesia untuk memberikan bekal ilmu kepada kaum muslimin tentang Islam termasuk di dalamnya tentang ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Ramadhan. Kegiatan ini merupakan bentuk pelayanan untuk memenuhi dahaga masyarakat muslim Indonesia akan ilmu agama. Tiap tahun silih berganti hadir seorang ustadz menyirami jiwa kami dengan sentuhan-sentuhan tausiyahnya selama Ramadhan hingga Iedul
Fitri tiba.
Namun Ramadhan tahun ini rupanya agak berbeda dari sebelumnya. Ustadz yang sedianya akan mengisi hari-hari Ramadhan kami, dengan kehendak Allah belum dapat hadir di awal kami menyambut Ramadhan. Dikarenakan sesuatu hal, beliau baru dapat dipastikan menyertai dan membagi ilmunya kepada kami saat menginjak minggu ke dua.
Tapi pengurus masjid tidak berdiam diri dan segera tanggap dengan situasi yang ada. Mereka berupaya keras agar awal Ramadhan kami tetap seperti biasanya. Alhamdulillah, ikhtiar mereka membuahkan hasil. Atas izin Allah akhirnya dapat hadir seorang ustadz dari tanah air di tengah-tengah kami, jamaah muslimin Indonesia di Berlin yang dahaga akan siraman ilmu dan petuah agama.
Ustadz tersebut bernama Abdul Halim, beliau sedang menemani ustadz Ansufri Idrus Sambo penulis buku "Manajemen Shalat Menuju Khusyu dan Nikmat" yang tengah memberikan pelatihan pada masyarakat muslimin Indonesia di Belanda. Semenjak Senin, Ustadz Abdul Halim telah membagi ilmu dan kiat kepada kami tentang bagaimana dapat menggapai shalat yang khusyuk.
Aktivitas berbagi ilmu yang beliau lakukan berlangsung sejak usai shalat Subuh kepada jamaah yang hadir di masjid, dilanjutkan siang hari saat mengisi pengajian
ibu-ibu, kemudian berlangsung lagi setelah shalat tarawih hingga saat kajian untuk pemuda-pemudi. Nyaris sebagian besar waktu beliau diperuntukkan bagi jamaah.
Setiap hari beliau memberikan ceramah yang mengetuk pintu jiwa kami sehingga kami tersadar betapa banyak kekeliruan yang kami lakukan selama ini saat menghadap kepada Sang Khalik. Dengan penuh kesabaran beliau membimbing kami memahami betapa shalat khusyuk merupakan suatu hal yang sangat mudah kita laksanakan asalkan kita mengetahui modal dan langkah-langkahnya serta mau mengamalkannya dengan sungguh-sungguh.
Beliau mulai memperbaiki titik-titik kekeliruan itu dari cara kami berwudhu. Pada kesempatan itu beliau menyadarkan kami bahwa tak hanya kesungguhan secara fisik yang diperlukan saat kita berwudhu, tetapi tak kalah penting adalah menghadirkan hati saat melakukannya. Hal ini menurut beliau menjadi salah satu pilar penentu shalat khusyuk.
Pada hari-hari berikutnya beliau memaparkan tentang modal, tahapan dan tips mencapai shalat khusyuk disertai berbagai simulasi. Gerakan shalat kami menjadi bagian yang beliau koreksi. Semuanya dilakukan secara bertahap, dan tanpa terasa kami sudah sampai pada penghujung dari seluruh rangkaian pelatihan shalat khusyuk yang beliau ajarkan kepada kami, karena hari Jumat beliau akan bertolak ke Belanda untuk meneruskan kembali pelatihan di sana.
Kami sangat bersyukur atas anugerah ilmu yang Allah hadirkan di tengah-tengah kami dalam Ramadhan tahun ini. Suatu ilmu yang sangat berharga untuk menjadi bekal kami agar dapat memperbaiki kualitas ibadah shalat sehari dalam lima waktu saat kami menghadap kepadaNya. Semoga ilmu yang didapatkan dalam beberapa hari ini mengantarkan kami untuk dapat menjadi bagian dari golongan yang difirmankan Allah, "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya." QS. Al-Mukminun (23): 2. (Ineu Abdurrahman/ Berlin )