2. Mereka yang meninggalkan sholat malam karena malas dan merasa berat untuk menjalankan ketaatan. Mereka menyia-nyiakan kesempatan untuk diampuni dosa-dosanya di bulan Ramadhan. Bagaimana tidak, mereka menyia-nyiakan waktu-waktu yang paling afdhol? Jika mereka tidak memanfaatkan waktunya di bulan Ramadhan, maka kapan lagi ada musim kebaikan dan dilipatkannya derajat.
3. Mereka yang senantiasa berakhlak buruk. Puasa mereka tidak mencegahnya dari melakukan hal-hal yang diharamkan. Dari Abu Hurairah ra : dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
من لم يدع قول الزور والعمل به والجهل فليس لله حاجة في أن يدع طعامه وشرابه
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengerjakannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. al-Bukhari no. 5710)
4. Mereka yang menyia-nyiakan waktu-waktu bulan mulia ini untuk tidur dan kelalaian, berleha-leha, mendengarkan musik, menonton yang dimurkai Rabb pemilik langit dan bumi. Merekalah yang rugi di bulan Ramadhan. Dari Abu Hurairah ra berkata : bersabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam:
رب صائم حظه من صيامه الجوع والعطش، ورب قائم حظه من قيامه السهر
“Betapa banyak orang yang berpuasa hanya mendapatkan haus dan lapar, dan betapa banyak orang yang sholat malam hanya begadang saja.” (HR. Ahmad no. 8843)
Bukankah seluruh amalan itu hanya akan ditimbang jika diketahui. Allah berfirman :
وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً
“Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak tahu. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati akan dimintai pertanggung-jawaban.” (QS. Al-Isra : 36)
أَلَمْ يَعْلَمْ بِأَنَّ اللَّهَ يَرَى
“Tidakkah dia mengetahui bahwa Allah melihat segala perbuatannya.” (QS. Al-Alaq : 14)