الرحيم
خطبة عيد الفطر المبارك عام 1431 هـ
KHUTBAH EADUL FITRI 1431 H
Lapangan Bola Blok S, Kebayoran Baru JAKSEL
01 Syawal 1431 H
Oleh :
Fathuddin Ja’far
SYARAT MENJADI PEMENANG
الله أكبر, الله أكبر , الله أكبر كبيرا, و الحمد لله كثيرا و سبحان الله بكرة وأصيلا, لا اله الا الله وحده , صدق وعده ونصر عبده وأعز جنده وهزم الأحزاب وحده , لا أله الا الله و الله أكبر , الله أكبر و لله الحمد…..
إن الحمد لله وحده نحمده و نستعينه و نستغفره و ونستهديه ونتوب اليه و نعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا من يهده الله فهو المهتدي ومن يضلل الله فلن تجد له وليا مرشدا. أشهد أن لا اله الا الله وحده لا شريك له و أشهد أن محمدا عبده ورسوله بلغ الرسالة وأدى الأمانة و نصح للأمة وتركنا على المحجة البيضاء ليلها كنهارها لا يزيغ عنها الا هلك, اللهم فصل وسلم على حبيبنا المصطفى محمد بن عبد الله وعلى آله وصحبه و من اتبع هداه واستن بسنته واهتدى بهديه و جاهد في الله حق جهاده إلى يوم الدين. أما بعد فياعباد الله…. أوصيكم ونفسي بتقوى الله وطاعته فقد فاز المتقون, فقال الله تعالى في كتابه الكريم وهو أصدق القـائلين أعوذ بالله من الشيطان الرجيم :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (102) وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (103) وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (104) وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ (105) يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ فَأَمَّا الَّذِينَ اسْوَدَّتْ وُجُوهُهُمْ أَكَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ (106) وَأَمَّا الَّذِينَ ابْيَضَّتْ وُجُوهُهُمْ فَفِي رَحْمَةِ اللَّهِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (107) تِلْكَ آيَاتُ اللَّهِ نَتْلُوهَا عَلَيْكَ بِالْحَقِّ وَمَا اللَّهُ يُرِيدُ ظُلْمًا لِلْعَالَمِينَ (108)(سورة آل عمران)
Kaum Muslimin wal Muslimat Rahimakumulllah
Di pagi yang cerah ini dan di hari yang bahagia serta hari kemenangan ini, mari kita cermati kondisi umat kita di negeri Indonesia yang kita cintai ini, khususnya dan juga di berbagai belahan dunia Islam lainnya, terutama di Palestina, Irak, Afghanistan, Chechnya, Kashmir, Filipina Selatan dan Thailand Selatan.
Kondisi riil umat Islam hari ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan mereka masih jauh dari apa yang dikatakan sebagai pemenang dalam berbagai lapangan kehidupan, baik di tingkat lokal, regional dan apalagi tingkat global.
Padahal tujuan utama disyariatkannya shaum (puasa) ialah agar umat ini menjadi pemenang di pentas kehidupan dunia dan juga di akhirat kelak, atau apa yang lazim disebut dengan keberhasilan menjadi orang-orang yang bertaqwa kepada Allah subhanahu wata’ala.
Sebab itu, hari raya/lebaran seperti ini disebut hari bahagia karena ia adalah hari kemenangan kita setelah sebulan penuh berjuang berpuasa dengan berbagai aktivitas Ramadhan di siang hari maupun di malanya.
Suatu hal yang menjadi catatan kita adalah berbagai persoalan yang kita hadapi hari ini sudah berjalan puluhan tahun dan bahkan semakin hari cenderung semakin berat, dan mengkhawatirkan. padahal Ramadhan kita lewati setiap tahun, namun kesuksesan dan kemengan itu belum juga kunjung tercapai.
Lihatlah di sana sini masih terlihat dengan nyata berbagai persoalan yang sedang melilit kehidupan umat Islam di berbagai bidang kehidupan, khususnya di negeri yang penduduknya mayoritas Muslim dan yang menduduki komunitas Muslim terbesar di dunia saat ini.
Di antara persoalan tersebut ialah :
- Krisis ekonomi yang tak kunjung teratasi, kendati sudah berganti-ganti pemerintahan sebanyak empat kali di era reformasi atau selama 12 tahun belakangan. beberapa penelitian menunjukkan sekitar 100 juta jiwa saudara kita di negeri ini hidup dalam kemiskinan yang pendapatan mereka sekitar Rp 5.000 perhari.
- Pengangguran yang semakin meningkat tajam
- Kehidupan politik para politisi dan partai-partai politik yang semakin menyimpang serta tidak jelas arah perjalanan dan tujuannya.
- Partai yang tadinya menamakan diri partai Islam atau dakwah tanpa malu meninggalkan identitas keislamannya dan menyatakan terus terang tidak akan memperjuangkan tegaknya syari’at Allah di atas bumi yang diciptakan-nya.
- Badan-Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang masih saja menjadi sapi perah para birokrasi serta politisi dan pengusaha yang seharusnya sudah saatnya dikelola secara amanah dan profesional agar menjadi perushaan-perusahaan profit dan handal serta siap bersaing dengan perusahaan-perusahaan global yang sudah menyerbu negeri ini.
- Kepemimpinan dan manajemen pengelolaan negara dalam semua tingkat di pemerintahan yang belum juga profesional dan amanah
- Kebijakan pembangunan yang belum juga berpihak dan menyentuh kehidupan masyarakat lemah, khususnya pertanian, nelayan, pedagang kecil dan sebagainya.
- Budaya kehidupan masyarakat yang semakin barat, bebas dan hedonis.
- Akhlak masyarakat yang semakin rusak, khususnya di kalangan generasi muda
- Ancaman penyebaran narkoba, pornografi dan porno aksi di kalangan masyarakat yang semakin meningkat tajam dan bebas, khususnya yang dipropagandakan oleh media masa yang semakin bebas dan tidak terkontrol oleh negara, baik media cetak maupun elektronik, dengan berdalih kebebasan pers, ekspresi budaya, hak asasi manusia dan sebagainya.
- Kuwalitas sdm yang tidak kunjung meningkat disebabkan kegagalan dalam merancang konsep dan manajemen pendidikan serta kurangnya perharian pada dunia pendidikan formal dan informal
- Birokrasi buruk peninggalan ordebaru yang tak kunjung tersentuh oleh angin reformasi
- Para penyelenggara negara, eksekutif, legislatif, yudikatif yang masih meneruskan parktik dan budaya kkn untuk mengejar kekayaan pribadi dan kelompok termasuk pengumpulan dana partai-partai untuk pemiliu dan pemilukada di berbagai daerah.
- Dominasi dan pengaruh asing terhadap negara dan pemerintahan dalam bidang ekonomi, politik, pertahanan dan kemanan negara (militer dan intelijen) baik yang dilakukan negera seperti amerika dan singapura maupun lembaga seperti perserikan bangsa-bangsa (pbb), international monetray fund (imf), world bank (bank dunia) maupun oleh perusahaan-perusahaan raksasa asing seperti freeport, exxon mobile dan sebagainya. dominasi tersebut semakin hari malah semakin merajalela dalam semua lapangan ekonomi dan bisni sehingga telah menjadi sebuah penjajahan ekonomi kapitalisme global terhadap ekonomi kerakyatan kita.
Lalu timbul pertanyaan dalam benak kita : apa yang kini masih tersisa dari umat ini?
Yang lebih ajaib dan memalukan lagi ialah khususnya para tokoh, pemimpin, pejabat, politisi, ulama, para da’i kondang, kelompok, partai apapun namanya, tidak sedikit di antara mereka berlomba-lomba mengejar keuntungan duniawi dengan begitu penuh syahwat dan selera tanpa peduli halal dan haram dan tanpa malu terhadap kondisi masyarakat lemah dan miskin yang papa dan menderita, bahkan kemiskinan itu sekakan sudah menjadi penyakit yang diwariskan secara turun temurun bagi mereka.
الله أكبر , الله أكبر , الله أكبر كبيرا و الحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة و أصيلا
Kaum Muslimin dan Muslimat Rahimakumullah
Sebab itu mari kita evaluasi lagi dengan jujur Ramadhan yang baru saja kita lewati, sambil merendahkan hati dan diri kita kepada Allah. Kita bertanya lagi kepada diri kita sendiri : Sudah berapa kali, sudah berapa puluh kali kita merlewati Ramadhan?
Kita tanya lagi diri kita : Sudahkah saya melaksanakan Ramadhan dengan segala konsekuensinya dengan benar dan maksimal? Sebab kalau sudah, Ramadhan, dan juga ibadah lainnya, pasti mampu mencetak kita menjadi manusia yang memiliki sifat dan karaketer pemenang dan sukses atau apa yang disebut dengan “muttaqin”.
Sebab itu, satu pertanyaan penting perlu kita lontarkan pada diri kita : Siapakah orang-rang bertaqwa itu?
Orang-orang yang bertaqwa itu ialah mereka yang menjadikan al-Qur’an sebagai ‘hudan’ (petunjuk manajemen hidup dan kehidupan). dengan kata lain, hanya al-Qur’an beserta Sunnah Rasulullah saw (dengan konsep dan manajemen hidup yang ditawarkannya) yang mampu menjamin umat Islam meraih kesuksesan dan menjadi pemenang dalam pentas kehidiupan di dunia ini dan juga di akhirat kelak. Selain al-Qur’an hanyalah kebohongan dan kepalsuan belaka. Allah menjelaskannya :
ذَلِكَ الْكِتَابُ لا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (2) (البقرة : 2)
"Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; PETUNJUK HIDUP bagi mereka yang berTAQWA"
Aadapun di antara bukti bahwa al-Quran telah menjadi pedoman dan petunjuk hidup kita ialah :
- Beriman kepada semua yang ghaib yang Allah jelaskan dalam al-Qur’an.
- Menegakkan sholat Fardhu dan Sunnah
- Menunaikan kewajiban ekonomi bernama Zakat dan Infaq
- Beriman kepada al-Qur’an dan kitab-kitab Allah yang turun sebelum al-Qur’an, dengan memahami dan menerapkan ajaran al-Qur’an dalam praktek kehidupan
- Meyakini hari akhirat sebagai hari pembalasan bagi apa saja amal dan aktivitas yang dilakukan manusia semasa hidup di dunia, baik atau pun buruk. Akhirat adalah kampung halaman hakiki dan abadi, sedangkan dunia hanya tempat hidup sementara.
Allah menjelaskan dalam firmannya :
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (3) وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ (4)
(البقرة : 3-4)
Orang-orang yang bertaqwa itu ialah “Mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka, (3) dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat (4)”
Menjadikan al-Qur’an sebagai petunjuk hidup yang didasari oleh lima point tersebut di atas merupakan bukti nyata ketaqwaan umat Islam yang menunaikan ibadah puasa dan berbagai ibadah Ramdhan lainnya.
Komitmen kepada nilai-nilai al-Qur’an dalam menjalankan berbagai aktivitas kehidupan pribadi, rumah tangga, masyarakat, ekonomi, politik dan pemerintahan adalah bukti nyata bahwa umat Islam itu berada pada jalan lurus yang dirumuskan tuhan pencipta mereka, Allah Robbul Alamin. kalau tidak, bebrarti iman kepada Allah, kepada kitab-Nya, kepada rasul-Nya, kepada malaikat-Nya dan kepada hari akhirat adalah iman yang berpura-pura dalam upaya menipu Allah dan orang-orang beriman atau apa yang disebut dengan ‘kemunafikan’.
Allah menjelaskannya :
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ (8) يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ (9) فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ (10) ( سورة البقرة)
Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan hari Akhirat”, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. (8) Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. (9) Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. (10)
Fakta sepanjang sejarah umat Islam menunjukkan, hanya al-Qur’an yang mampu memberi kekuatan untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang sedang melilit umat terdahulu. Demikian juga halnya bahwa al-Qur’an masih tetap dan akan tetap efektif dalam menyelesaikan problematika yang dihadapi umat hari ini dan juga yang akan datang. Hanya al-Qur’an yang mampu meniupkan spirit baru untuk membebaskan umat dan negeri mereka dari penjajahan dan dominasi asing yang nota bene musuh mereka sendieri, baik yang ada di dalam negeri sendiri maupun yang datang dari timur dan barat. Hanya al-Qur’an yang mampu menjamin memperoleh kesuksesan dan kemenangan dunia dan kesuksesan akhirat.
Allah menjelaskannya :
أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (5) (البقرة : 5)
"Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang SUKSES"
الله أكبر , الله أكبر , الله أكبر كبيرا و الحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة و أصيلا لا اله الا الله و الله أكبر , الله أكبر و للله الحمد….
Kaum Muslimin dan Muslimat Rahimakumullah
Al-Qur’an ini telah berhasil mencetak umat yang terbaik sepanjang sejarah manusia (khairu ummatin ukhrijat linnas) sejak pertama kali diperkenalakan oleh Rasulullah Muhammad saw. kebaikan dan pencapaian yang diraih generasi islam pertama tersebut telah pula dirasakan oleh umat ini sekitar 13 abad lamanya, dan bahkan sebagian kebaikan itu masih dapat kita rasakan sampai hari ini.
Jika umat yang sedang carut-marut ini ingin kembali meraih kesuksesan dan menjadi pemenang, serta menjadi umat terbaik, mereka juga harus mempelajari, memahami, mengamalkan dan meyebarkan nilai-nilai al-Qur’an di kalangan mereka khususnya dan bahkan di seantero dunia pada umumnya.
Itulah rahasia kesuksesan, kemenangan dan penyebab umat ini menjadi umat terbaik sebagaimana yang disabdakan baginda nabi Muhammad saw :
عَنْ عُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ (رواه البخاري)
Dari Usman Ra, dari Nab Saw. Beliau bersabda : “Sebaik-baik kamu adalah yang mempelajari Al-Qor’an dan mengajarjannya “ (H.R. Imam Bukhari)
Dalam hadits lain Rasul saw berkata :
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَفْضَلَكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ (رواه البخاري)
Dari Usman Ra, dari Nab Saw. Beliau bersabda : “Sesungguhnya yang paling unggul di antara kamu ialah mereka yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya “ (H.R. Imam Bukhari)
Sebab itu, perlu kiranya kita mengevaluasi setiap kali ramadhan kita lewati atau kita tinggalakan. sudah sejauh mana interaksi kita dengan al-Qur’an? Atau dengan kata lain, sudah sejauh mana kita mempelajari al-Qur’an, mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari dan mengajarkannya kepada orang lain, paling tidak kepada keluarga terdekat kita sendiri.
Atau dengan bahasa lain, sudahkah kita mempunyai tradisi membaca al-Qur’an setiap hari? Sudahkah kita membaca arti dan tafsir al-Qur’an setiap hari? sudahkan kita mengamalkan al-Qur’an dalam berbagai aktivitas kehidupan? sudahkah kita sebarkan nilai-nilai al-Qur’an di tengah keluarga, masyarakat, birokrasi, politisi, para penegak hukum, pengusaha, pedagang, petani dan sebagainya?
Dengan istilah lain, sudahkah kita mampu berinterakasi dengan al-qur’an secara intnesif dan benar?
Untuk mamapu berinteraksi dengan al-qur’n secara inetnsif, kita harus selalu membangun kesadaran dalam diri kita untuk :
- Meyakini dan memahami kebenaran dan keunggulan al-Qur’an dibandingkan dengan apa saja karya manusia dan jin sepanjang masa dalam merumuskan petunjuk hidup dan aturan main kehidupan di dunia ini.
- Menyadari al-Qur’an itu firman Allah, tuhan pencipta manusia dan alam semesta, bukan hasil karya Muhammad apalagi karya manusia lain. sebab itu, harus dihormati dengan cara mempelajari dan mengamalkannya.
- Membaca al-Qur’an setiap hari sebagai bukti keyakinan dan kecintaan kita padanya.
- Memahami isi al-Qur’an dengan baik dan benar agar kita mengetahui kelebihan dan keunggulan al-Qur’an dibandungkan dengan apa saja hasil karya ilmiyah manusia sepanjang masa dalam semua bidang kehidupan.
- Mengamalkan petunjuk-petunjuk al-Qur’an (perintah dan larangannya) sebabagi bukti kongkrit bahwa al-Qur’an adalah petunjuk hidup yang mampu menyelamatkan kita di dunia dan akhirat.
- Merasakan kebenaran isinya dalam kehidupan nyata sebagai bukti bahwa ajaran al-Qur’an adalah yang paling lengkap dan efektif dalam menyelesaikan berbagai problematika yang dihadapi manusia moderen hari ini, siapapun mereka, apapaun pangkat dan jabatan mereka.
Dengan demikian insya Allah al-Qur’an akan menjadi petunjuk hidup kita dalam memenej hidup dan kehidupan ini.
Bilamana al-Qur’an telah menjadi petunjuk hidup kita, ketika itu pulalah kita akan sukses, menjadi pemenang, menjadi tuan di rumah sendiri, dan bahkan akan menjadi penolong dan penyelamat bagi kehancuran berbagai lapangan kehidupan yang diakibatkan oleh manusia-manusia yang kufur dan mereka yang tidak mau menerapakan al-Qur’an dalam kehidupan ini.
Sebab itu, bila kita sampai ke derajat taqwa, ketahuilah, saat itu pula kita akan meraih hasil dari ketaqwaan itu di dunia sebelum di akhirat kelak. karena taqwa itu adalah hasil kongkrit dari keimanan yang bersih dan mendalam, amal sholeh yang yang dilakukan dengan ikhlas kepada Allah ta’ala, bukan karena kepentingan dunia yang sementara. saat itulah kita pantas berbahagia di hari kemenangan seperti hari ini. kalau tidak, kita masih berduka di hari bahagia ini.
الله أكبر , الله أكبر , الله أكبر كبيرا , و الحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة و أصيلا, لا اله الا الله وحده صدق و عده و نصر عبه و أعز جنده وهزم الأحزاب وحده, لا اله الا الله والله أكبر الله أكبر ولله الحمد.
Kaum Muslimin dan Muslimat Rahimakumullah
Sebab itu, taqwa tidak dapat diraih dengan angan-angan kosong. ia hanya dapat dimiliki dengan keimanan yang kuat, menjadikan al-qur’an sebagai petunjuk hidup, memiliki kepedulian/tanggung jawab sosial yang tinggi, membentuk diri menjadi ahli ibadah, memiliki akhlak mulia/moralitas yang tinggi dan kepribadian yang kuat, stabil, tidak mudah goyah, apalagi berubah-rubah bagaikan baling-baling di atas bukt, seperti yang Allah jelasakan dalam surat al-Baqoroh ayat 177 berikut :
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ (البقرة : 177)
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang berTAQWA.
Dari ayat di atas terlihat 5 kriteria dasar orang-orang yang bertaqwa yang sukses dan pantas menjadi pemenang dan bahagia, termasuk di hari raya seperti ini :
- Keimanan yang bersih dan kuat, sesuai dengan rukun iman yang enam.
- Kepedulian sosial yang tinggi dengan meginfakkan harta yang dicintai kepada karib kerabat, anak yatim, orang miskin, ibnussabil, orang yang meminta-minta karena tidak punya dan untuk memerdekakan hamba.
- Menjadi ahli ibadah dengan menegakkan sholat Fardhu, Zakat dan ibadah lainnya.
- Memiliki akhlak mulia dalam berinteraksi dengan manusia seperti menunaikan janji, jujur dan sebagainya.
- Memiliki kepribadian yang kuat dan konsisten ditandai dengan sabar dalam menghadapi berbagai cobaan dan ujian dalam kehidupan ini tanpa harus berkeluh kesah, apalagi menggadaikan agama dan negeri serta berputus asa.
الله أكبر , الله أكبر , الله أكبر كبيرا و الحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة و أصيلا, لا اله الا الله وحده صدق و عده و نصر عبه و أعز جنده وهزم الأحزاب وحده, لا اله الا الله والله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Demikianlah khutbah singkat ini semoga bermanfaat bagi kita semua.
Mari kita berdo’a semoga Allah berkenan mengabulkan do’a dan permintaan kita
Yaa Allah, Tuhan Pencipta manusia dan alam semesta!!!
Melalui Kitab Petunjuk-Mu, Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Mu Muhammad saw, dan juga melalui nikmat akal yang Engkau anugerahkan kepada kami, kami telah mengetahui dan mengakui bahwa alam jagad raya ini Engkaulah Penciptanya. Tiada sekutu bagi-Mu dalam penciptaannya. Sebab itu, tidaklah pantas dan tidak logis pula jika kami menyekutukan-Mu dalam ibadah dan ketaatan. Alam dunia ini Engkau ciptakan dari ketiadaan, maka pasti juga akan berakhir kepada ketiadaan serta Engkau akan ganti dengan alam Akhirat yang kekal abadi. Oleh sebab itu, berikanlah kepada kami ilmu, hikmah dan kefahaman, kesadaran dari lubuk hati yang ikhlas untuk meyakini Kegungan dan Kebesaran-Mu agar kami mampu menjalankan Misi Ibadah dan Visi Khilafah yang Engkau telah tetapkan. Kami sadar bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara sebagai tempat kami berkarya, menegakkan kebenaran, keadilan dan memakmurkan bumi ini, serta menyelamatkan manusia agar tidak tersesat dari jalan-Mu yang benar.
Yaa Allah yang Maha Rahman!!!
Rahmatilah kami melalui Al-Qur’an-Mu, jadikalah ia pemimpin, cahaya dan petunjuk hidup bagi kami. Yaa Allah, Ingatkan kami apa yang kami lupa dari Al-Qur’an. Ajarkan kepada kami kandungan Al-Qur’an yang belum kami ketahui. Berilah kami rezeki membaca dan menelaahnya di tengah malam, di awal dan di akhir siang… Jadikanlah Al-Qur’an itu hujjah (argumentasi), hiasan hati kami, penghapus kesedihan dan kepedihan kami dalam kehidupan di duni ini, wahai Tuhan Pencipta alam semesta.
Yaa Allah yang Maha Baik!!!
Perbaikilah pemahaman kami terhadap Islam (sistem hidup) yang Engkau turunkan untuk mengatur tata cara kehidupan kami di dunia ini. Perbaiki pula kondisi kehidupan duniawi kami. Dan perbaiki juga bagi kami bekal untuk Akhirat yang akan menjadi tempat tinggal akhir kami. Jadikanlah kehidupan ini bagi kami sebagai ajang berlomba menggapai segala kebaikan. Hindarkan pula kami dari berbagai prilaku buruk dalam kehidupan ini. Dan jadikanlah kematian itu sebagai cara menghentikan kami dari segala kejahatan.
Yaa Allah yang Maha Rahim!!!
Jadikanlah sebaik-baik umur kami adalah akhirnya, sebaik-baik amal kami adalah penutupnya dan sebaik-baik hari kami adalah ketika kami berjumpa dengan Engkau…Yaa Allah!!! Perbaiki akhir segala urusan kami… Hindarkanlah kami dari kehinaan dunia dan kesengsaraan Akhirat.
Yaa Allah Yaa Ruhmaan…
Anugerahkanlah kepada kami rasa takut pada-Mu yang menjadi dinding pemisah antara kami dengan maksiat kepada-Mu… ketaatan pada-Mu yang menyampaikan kami ke syurga-Mu… keyakinan pada-Mu yang meringankan kami dalam menghadapi musibah dan berbagai persolan hidup kami…Anugrahkan pula kepada kami kenikmatan penglihatan, pendengaran dan kekuatan fisik selama kami masih Engkau berikan jatah hidup di dunia ini…Jadikanlah kenikmatan itu sebagai kekayaan warisan kami… Balaslah dendam kami pada orang yang menzalimi kami… Tolonglah kami terhadap orang-orang yang memusuhi kami… Dan janganlah Engkau jadikan kehidupan dunia ini sebagai tumpuan harapan kami yang paling utama, dan tidak pula konsentrasi utama ilmu kami… dan jangan Engkau kuasakan atas kami orang-orang yang tidak menyayangi kami dan tidak pula takut kepada-Mu…
Yaa Allah yang Maha Pengampun!!!
Janganlah kiranya Engkau biarkan dosa-dosa kami yang hadir pada sholat Eid hari ini, kecuali telah Engkau ampunkan…demikian pula dengan dosa dan kesalahan seluruh umat Islam kapan saja dan di mana saja mereka berada. Tiada kesedihan kami kecuali Engkau hapuskan… Tiada hutang kami kecuali Engkau lunasi…Tiada kebutuhan duniawi dan ukhrawi kami kecuali Engkau penuhi…Yaa Arhamarraahimiin.
Yaa Allah Tuhan semesta alam, penguasa jagad raya dan berkuasa atas segala sesuatu.
Perbaikilah pemimpin negeri ini, bimbing mereka ke jalan-Mu. Perbaiki pula kondisi SDM, ekonomi, politik, akhlak, budaya dan pendidikan negeri kami agar kami bisa segera keluar dari krisis milti dimensi yang berkepanjangan ini. Kalau tidak Engkau limpahkan kepada kami kasih sayang-Mu, cepat atau lambat, pasti kami dan negeri kami mengalami kehancuran. Kami sadar, betapa besarnya dan banyaknya tanda dan fakta yang mengisyaratkan bahwa negeri kami sedang menuju kehancuran. Sebab itu, di hari kemenangan seperti ini sepantasnya kami bergembira. Namun kami tidak bisa bergembira, melainkan berduka dan bersedih hati sebagai bukti kami menyadari kondisi kami dan kondisi negeri kami yang sesungguhnya, kendati di antara kami dan di antara pejabat negeri kami dan pengusaha Muslim negeri kami masih saja tertawa terbahak- bahak, tanpa menyadari sistuasi dan kondisi yang sesungguhnya.
Yaa Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang…
Terimalah semua amal ibadah kami yang kami lakukan di bulan Ramadhan 1428 H yang baru saja kami lewatkan. Jadikanlah semua amal ibadah itu sebagai timbangan kebaikan kami di akhirat kelak, di padang mahsyar di mana di sana Engkau akan tentukan nasib terakhir kami apakah kami pantas masuk syurga-Mu atau ke neraka-Mu. Kami sadar amal kami tidak sebanding dengan nikmat yang Engkau berikan kepada kami. Namun kami juga berharap Engkau hindarkan kami dari neraka-Mu dan dengan ridha-Mu Engkau masukkan kami ke dalam syurga-Mu.
Yaa Allah Tuhan yang berhak disembah dan dicinta…
Ampunilah segala dosa kami, dan juga dosa kedua orang tua kami. Limpahkan kasih sayangmu kepada mereka sebagaimana mereka menyayangi kami di waktu kami msaih kecil.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"Ya Tuhan Pencipta kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di Akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".
آمين يارب العالمين, والحمد لله رب العالمين السلام عليكم ورحمة الله وبركاته