Oleh: Lalu Heri Afrizal. Lc.
فال رسول الله صلى الله عليه وسلم: أتاكم شهر رمضان شهر مبارك, كتب الله عليكم صيامه، تفتح فيه أبواب الجنة، وتغلق فيه أبواب الجحيم، وتغل فيه مردة الشياطين، وفيه ليلة هي خير من ألف شهر، من حُرِم خيرها فقد حرم (رواه النسائي والبيهقي وأحمد)
Rasulullah Saw. bersada, "Telah datang kepada kalian bulan Ramadan. Bulan yang penuh berkah. Di dalamnya, Allah mewajibkan puasa bagi kalian, pintu-pintu Surga dibuka lebar, pintu-pintu Neraka ditutup rapat, setan-setan dibelenggu. Di dalamnya juga terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan; barang siapa yang tidak mendapatkan kebaikannya, sungguh ia tidak mendapatkan kebaikan (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, dan Al-Nasâ’i)."
Rasulullah Saw. selalu memberi kabar gembira kepada para sahaba setiap kali Ramadan tiba. Di antara kabar gembira itu adalah hadis di atas. Allah Swt. menjadikan bulan ini istimewa bagi setiap hamba-Nya. Baik hamba-Nya itu ahli takwa maupun ahli maksiat. "Yâ bâgil khairi aqbil, wayâ bâgisy syarri aqshir" (Wahai pegiat kebaikan, perbanyaklah kebaikanmu! Wahai pecandu keburukan, kurangilah keburukanmu!).
Allah berfirman, "Warabbuka yakhluqu mâ yasyâ’u wayakhtâr" (Dan Rabb-mu menciptakan segala yang Dia kehendaki dan memilihnya bagi siapa yang dikehendaki). Allah Swt. telah memilih Makkah sebagai tempat yang paling mulia di antara tempat-tempat lain di muka bumi. Allah telah memilih Muhammad Saw. sebagai Nabi dan Rasul paling mulia di antara para Nabi dan Rasul. Allah telah memilih hari Jumat sebagai hari yang paling mulia di antara hari-hari yang lain. Demikian halnya dengan bulan, Allah telah memilih Ramadan sebagai bulan yang paling mulia dan paling istimewa di antara bulan-bulan yang lain.
Jika kita mentadaburi Al-Quran, ada satu hal unik di antara keunikan-keunikan Al-Quran yang tiada terbatas. Keunikan itu adalah, Ramadan merupakan satu-satunya bulan yang namanya disebut dalam Al-Quran. Ini mengisyaratkan Ramadan sangat istimewa. Sebagaimana satu-satunya nama perempuan yang disebut dalam Al-Quran adalah Sayyidah Maryam. Rasulullah menyabdakan bahwa Sayyidah Maryam adalah salah satu wanita paling mulia yang telah mencapai derajat kesempurnaan.
Ramadan adalah bulan paling mulia dengan segala keistimewaan yang ada padanya. Di dalam bulan ini, Allah Swt. menjadikan banyak sekali momen-momen istimewa yang merupakan kesempatan beramal shalih paling menguntungkan. Kita mengetahui bahwa di dalam Ramadan ada kewajiban berpuasa, sedang Allah tidak mewajibkan puasa di bulan-bulan lain. Pada bulan Ramadan pintu surga terbuka lebar, pintu neraka dikunci rapat, setan-setan dibelenggu, pahala kebaikan dilipatgandakan; pahala amalan sunnah bagaikan amalan wajib, pahala satu amalan wajib seperti pahala tujuh puluh amalan wajib.
Pada bulan tersebut juga diturunkan Al-Quran sehingga bulan Ramadan lazim disebut dangan Syahrul Qur’ân (Bulan Al-Quran). Di dalamnya disyariatkan shalat tarawih, i’tikaf, dianjurkan banyak bersedekah, banyak membaca Al-Quran dan sebagainya. Juga terdapat malam Lailatul Qadar yang jika diisi dengan kabaikan, pahalanya lebih banyak dari pahala amalan yang dilakukan seribu bulan. Betapa meruginya orang yang hanya mengisinya dengan tidur atau melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat pada malam itu, karena ia seolah-olah telah tidur dan tidak berbuat kebaikan selama lebih dari seribu bulan.
Melihat begitu banyaknya keistimewaan bulan Ramadan ini, tidak heran jika Rasulullah Saw. bersabda, "Khâba wa khasir man adraka Ramadhâna walam yughfar lahu“ (Sungguh sangat merugi orang yang melewati Ramadan sedang ia tidak diampuni). Jika momen Ramadan yang sangat istimewa ini, tidak mampu dimanfaatkan dalam kebaikan untuk mendapatkan rahmat, ampunan, dan pembebasan dari Neraka, maka bagaimana lagi dengan bulan-bulan selain bulan Ramadan?
Mungkin ada orang yang bertanya, apa hikmah Allah menjadikan Ramadan begitu Istimewa? Rasulullah Saw. mengabarkan bahwa catatan amal tahunan manusia ditutup dan dilaporkan kepada Allah pada bulan Sya’ban. Oleh karena itu, Beliau sangat menganjurkan umatnya untuk memperbanyak ibadah di bulan Sya’ban agar akhir dari lembar kehidupannya berakhir dengan kebaikan (husnul khâtimah). Sebaliknya, seorang mukmin tentu tidak ingin menutup lembaran akhir buku kehidupannya, sedang dia dalam keadaan bermaksiat dan sangat jauh dari Allah Swt..
Jika Sya’ban merupakan bulan penutup lembaran lama kehidupan setiap muslim, maka Ramadan tentunya merupakan bulan pembuka lembaran baru kehidupannya. Di sinilah terlihat hikmah mengapa Ramadan merupakan bulan rahmat. Sungguh sebuah nikmat dan rahmat yang besar, Allah Swt. menjadikan umat Islam membuka buku catatan amalnya dengan bulan yang mulia ini, di mana mereka dapat menggores pena amalnya untuk memenuhi lembaran hidup barunya dengan catatan amal yang banyak.
Karena awal yang baik adalah isyarat akhir yang baik pula. "Man kânat lahû bidâyah muhriqah kânat lahû nihâyah musyriqah."
Maka, bersegeralah wahai kaum yang beriman untuk kita manfaatkan bingkisan dan kado surgawi ini dengan sebaik-baiknya. Agar kita keluar dari bulan Ramadan seperti bayi yang baru lahir; bersih dari noda dan dosa. Sehingga kita bisa memulai hidup baru dengan lembaran baru, semangat dan tekad yang baru.
Janganlah biarkan diri merugi, sebab jika Ramadan saja kita sia-siakan, bagaimana lagi dengan bulan yang lain? "Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar dalam keadaan merugi. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih, serta saling nasihat-menasihati dalam kebenaran dan kesabaran." Wallâhu a‘lam.