ARAL MELINTANG MUSUH MENGHADANG : SEBUAH KENISCAYAAN DALAM BERJUANG
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إن الحمد لله نحمده نستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلله فلا هادي له و أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له و أشهد أن محمدا عبده ورسوله
قال تعالي :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أما بعد فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد {ص ع م} وشر الأمور محدثاتها و كل محدثات بدعة و كل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار
Ibadah adalah Kewajiban Asasi Manusia
Allohu Akbar, Allohu Akbar, Allohu Akbar wa liLlahil hamd !
Alloh Azza wa Jalla berfirman :
“Hai manusia, beribadahlah kepada Rabb-mu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,” (QS Al-Baqoroh : 21 )
Kaum muslimin rohimakumulloh, Alloh Jalla wa ‘Alaa telah menciptakan alam semesta beserta isinya dengan segala kelengkapan dan keindahan agar manusia bisa mengaktualisasikan fitrah dasarnya sebagai hamba Alloh yang terus mengabdi kepadaNya sepanjang usia dan kesempatan yang diberikan Alloh kepadanya.
Sebagaimana alam semesta, tata kehidupan manusia hanya bisa teratur dan bernilai tinggi apabila ia tunduk patuh kepada ajaran Alloh Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi. Dan inilah esensi yang sebenarnya dari fitrah ibadah yang ada dalam diri setiap insan. Maka tidaklah berguna dan tidak mungkin diterima Alloh jika seseorang nampaknya secara lahir melaksanakan ritual–ritual keislaman namun pada praktek kehidupannya ia justru membatalkan sendiri pengakuan keimanannya dengan melakukan hal–hal yang membatalkannya. Misalnya : berhukum dengan selain syari’at Islam .
Nabi Shalallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Buhul/ikatan Islam akan terputus satu demi satu. Setiap kali putus satu buhulan, manusia mulai perpegang pada tali berikutnya. Yang pertama-kali putus adalah adalah hukum, dan yang terakhir adalah shalat." ( HR Ahmad, Thabrani, Ibnu Hibban )
Syekh Abdul Aziz bin Abdulloh bin Baz rohimahulloh menyatakan bahwa kalimat : "yang pertama kali terputus adalah hukum" artinya jelas. Yakni tidak diberlakukannya syariat Alloh. Dan itulah yang menjadi realitas pada kebanyakan negara yang mengaku sebagai negara Islam dan menjadi anggota OKI. Padahal sebagaimana dimaklumi, mereka semua berkewajiban memberlakukan hukum Islam dalam segala hal, dan dilarang untuk memberlakukan berbagai undang-undang buatan manusia dan segala kebiasaan yang bertentangan dengan syariat Islam yang suci berdasarkan firman Allah:
"Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.." (QS An-Nisaa : 65)
Demikian juga firman Allah:
"Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-oang yang kafir." (QS Al-Maa-idah 47)
Para ulama rahimahumullah telah menjelaskan bahwa kewajiban para pemimpin adalah memberlakukan syariat Allah dalam segala aspek kehidupan kaum muslimin, dan dalam segala persoalan yang diperselisihkan di kalangan mereka, agar mereka memang benar-benar pantas dan legal secara Syar’i bahwa mereka adalah pemimpinnya orang–orang yang beriman. Sehingga kaum muslimin wajib ta’at kepada mereka sepanjang mereka tidak bermaksiyat kepada Alloh Azza wa Jalla.
Namun para ulama juga telah menerangkan bahwa pemimpin yang memutuskan hukum tidak dengan syariat yang diturunkan oleh Allah dan ia menganggap halal perbuatan tersebut, maka ia telah kafir dengan kekufuran besar yang mengeluarkan dirinya dari Diinul Islam. Apalagi mereka telah dengan sengaja mencoret pemberlakuan Syari’at Islam dan meneruskan hukum warisan kolonial kafir secara konsisten diberlakukan kepada rakyatnya yang mayoritas muslim.
Wujudnya Permusuhan Kaum Kafir terhadap Kaum Muslimin
Allohu Akbar, Allohu Akbar, Allohu Akbar wa liLlahil hamd !
Alloh Azza wa Jalla berfirman :
“Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Baqoroh : 217)
Kaum muslimin rohimakumulloh, ketika anak Nabi Adam ‘alaihis salam belum banyak tapi permusuhan diantara Bani Adam itu sudah muncul dalam bentuk pembunuhan terhadap sesamanya. Padahal itupun dilatarbelakangi dengan proses taqarrub ( ibadah ) kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala oleh kedua pihak ( Habil dan Qabil ). Kedengkian Qabil terhadap saudaranya, Habil yang diterima ibadahnya kepada Alloh mendorong Qabil melakukan satu sunnah yang buruk yakni membunuh saudaranya tersebut.
Maka jangan heran dan bingung jika musuh–musuh Islam melancarkan segala bentuk permusuhan, baik diam-diam maupun terang-terangan. Malah ketika mereka memusuhi Islam dan kaum muslimin didasari pengakuan bahwa mereka sedang berbuat sesuatu yang baik untuk bangsa dan negaranya bahkan bagi keadilan dan kemanusiaan.
Jika musuh–musuh Islam itu berada diatas angin dalam segi jumlah, harta, kuasa dan perlengkapan perang maka mereka akan mengumumkan konfrontasi, yakni serangan terbuka kepada kaum muslimin diberbagai tempat yang sanggup mereka jangkau. Sebagaimana kita lihat hari ini, saat George W. Bush mengumumkan Global War on Terorism pasca peristiwa 911 dengan strategi pre-emptive strike, memukul musuh di wilayah musuh. Dilanjutkan oleh Obama dengan menambah 30.000 pasukan AS ke Afghanistan.
Sedangkan manakala mereka hanya memiliki sedikit kakitangan (kolaborator/komprador) di negri–negri sasarannya maka mereka menyusun konspirasi, yakni persengkongkolan jahat dengan orang munafik yang berkuasa tapi merupakan kacung–kacung hasil kaderan mereka. Dimana mereka membungkus manuver-manuver keji dalam menarget dan menangkapi bahkan membunuh para da’i dan mujahid dengan selubung penyelamatan bangsa dari terorisme. Sekalipun potensi terror terhadap bangsa dan Negara yang lebih berbahaya sejatinya adalah korupsi, pornografi, narkotika, kelompok separatis dan lain-lainnya, tapi karena aktivis Islam lebih bernilai dollar maka bidikan hanya ditujukan kepada kaum muslimin yang militan.
Dan kita percaya, Al Qur-an sungguh tidak pernah salah dalam memprediksikan permusuhan kuffar terhadap Islam dan kaum Muslimin. Yang salah adalah justru mereka yang mengaku muslim bahkan bolak–balik naik haji namun memposisikan diri secara sadar menjadi antek–antek kuffar dalam menyudutkan Islam dan kaum muslimin. Bahkan mereka didukung dengan dana, pelatihan, perlengkapan dan senjata untuk menjalankan agenda Amerika Serikat di negri yang dahulu dimerdekakan oleh para Mujahid dengan pekikan ; Allohu Akbar …!
Bukankah salah satu pemimpin negri ini ada yang berkata : “ I love the United State, with all its faults. I consider it my second country.” (Saya mencintai Amerika dengan segala kesalahannya. Saya menganggapnya sebagai negeri kedua saya!).
Kewajiban Legal Universal kaum Muslimin dalam Mempertahankan Hak
Allohu Akbar, Allohu Akbar, Allohu Akbar wa liLlahil hamd !
Alloh Azza wa Jalla berfirman : “Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa,” (QS Al Hajj : 40 )
Kaum muslimin rohimakumulloh, Syari’at Islam tidak membenarkan kaum muslimin untuk berdiam diri dan pasrah terhadap kejahatan baik yang dilakukan oleh sesama kaum muslimin sendiri apalagi kekejian yang ditimpakan oleh musuh–musuh Islam!
Syari’at Islam diturunkan Alloh Subhanahu wa Ta’ala melalui contoh dan kebijakan nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wa sallam 15 abad silam, adalah guna mewujudkan kemashlahatan bagi ummat Islam khususnya dan ummat manusia pada umumnya.
Dimana untuk mewujudkan kemashlahatan tersebut, Syari’at islam mewajibkan kita untuk menjaga 5 (lima) hal yang dharuriyah (primer), kemudian hal-hal yang bersifat kebutuhan / hajiyah tambahan (sekunder), barulah yang terakhir menyangkut hal–hal yang bersifat tahsiniyah / pemantas belaka. Proses menjaga itulah yang kita sebut dengan Tathbiiqus Syari’ah.
Maka berdasarkan kajian para ‘Ulama akan praktek Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wa sallam dan para Shahabatnya berkaitan Tathbiiqus Syari’ah diatas, menjaga Diin, diprioritaskan dari menjaga nyawa, aqal, keturunanan dan harta. Walaupun lima hal itu merupakan satu paket dalam hal yang dharuriyah sifatnya.
Karena itu, haram–sekali lagi, haram, hukumnya kaum muslimin berdiam diri ketika kehormatan (muru’ah) dan martabat ketinggian Islam diobok-obok kaum kuffar!
Kaum muslimin rohimakumulloh, sadarkah kita ? Bahwa Diinul Islam diberbagai penjuru dunia yang dihuni kaum muslimin sejumlah 1,5 milyar anak cucu nabi Adam ‘alaihis salam, dari kurang lebih 5–6 milyar ummat manusia ini, pada kenyataannya sedang diinjak-injak dan darah serta kehormatan kaum muslimin hari ini tidak bernilai harganya.
Kalau ada 1,5 juta anak-anak warga Irak mati karena embargo obat-obatan yang dikomandoi Amerika Serikat melalui payung PBB. Kalau ada ribuan bahkan jutaan warga sipil mati di Afghanistan akibat serangan barbar Uni Sovyet dan dilanjutkan oleh Amerika serikat . Dan mungkin jutaan lainnya di Palestina, Checnya, Bosnia, Somalia, Filipina, Thailand, Myanmar (Roohingya), Xin Jiang (China) bahkan di negri-negri yang menjadi symbol keislaman seperti di Mesir dan yang lainnya, maka semua itu bukanlah tragedy kemanusiaan yang patut di tegakkan keadilan atasnya, semua hanya dinilai secara statistic belaka !
Kenapa ?
Karena yang mati dibantai dengan cara keji sebagaimana layaknya dibunuh dengan bom pemusnah massal itu adalah kaum muslimin !
Ya…! Karena mereka muslim maka dalam timbangan pemimpin–pemimpin dunia hari ini, mereka boleh dibunuh dengan cara yang hina!
Sedangkan jika ada serangan Mujahidin terhadap musuh-musuh Islam kemudian diantara korbannya adalah warga sipil maka seluruh dunia berteriak dan mengutuk hal itu sebagai tindakan terorisme yang digolongkan sebagai kejahatan luar biasa. Kenapa ? Karena pelakunya adalah kaum muslimin yang berjihad sedangkan korbannya adalah warga Negara barat yang terhormat dimata dunia !
Dunia berdiam diri terhadap Ariel Sharon, Simon Peres, George W Bush, Tommy Blair apalagi terhadap Obama yang sedang berkuasa, padahal mereka telah melakukan kejahatan perang terhadap negri–negri kaum muslimin !
Namun semua Negara di dunia dengan payung PBB melabelkan julukan dan tuduhan buruk kepada para Mujahid Islam abad ini dengan kata Teroris hingga mereka bersekutu untuk memburu, menangkap, menyiksa dan membunuh para Mujahid Islam tersebut.
Kalau para Mujahid Islam itu dalam membela harga diri, kehormatan dan darah kaum muslimin dari kekejian kaum penjajah kuffar itu digolongkan sebagai tindakan terorisme sedangkan para pemimpin kuffar itu disematkan persaudaraan bahkan dianggap tamu–tamu kehormatan Negara jika berkunjung oleh para pemimpin negri–negri kaum muslimin, maka kita bertanya : “Peradaban dunia model barbar apa yang sedang kalian bela dan jaga dengan kekayaan dan rakyat negri–negri muslim ini, wahai para pemimpin … ?”
Wajibnya Shabar dan Istiqomah dalam Perlawanan terhadap Penjajahan dan Penindasan Kakitangan Kuffar
Allohu Akbar, Allohu Akbar, Allohu Akbar wa liLlahil hamd !
Alloh Azza wa Jalla berfirman : “Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imron : 146)
Kaum muslimin rohimakumulloh, kita diajarkan oleh Alloh dan RosulNya agar tidak menyesali dan hanya menangisi segala kepiluan akan kekejian yang dialamatkan kepada Islam dan kaum muslimin. Lidah kita boleh kelu, air mata boleh kering, telapak tangan mengepal dalam kebekuan … Mau bagaimana lagi ? Namun semangat perlawanan tidak boleh padam, jiwa kebangkitan haram untuk ditenggelamkan. Sebab diatas sana masih ada harapan, di langit sana selalu bertahta dengan gagah, Dzat Yang Maha Rahman, Allohul Malikul Jabbar.
KetentuanNya akan kenyataan yang kita rasakan pahit ini adalah rahmat yang dikaruniakan kepada kaum beriman agar tersedia ladang juang dan medan pahala yang tak berkesudahan agar IA mengetahui siapa yang beriman diantara kita dengan sebenarnya dan mengambil sebahagian kita menjadi syuhadaa’ ! Allohu Akbar …!
Kewajiban kita dalam masa tribulasi ( penindasan ) ini adalah meneguhkan iman dan mengokohkan kesabaran, dimana akan lahir sikap istiqomah yang mendatangkan pertolongan dari sisi Alloh Azza wa Jalla, insya Alloh …amiin !
Allohu Akbar, Allohu Akbar, Allohu Akbar wa liLlahil hamd !
Alloh Azza wa Jalla berfirman : “Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.“
(QS. An Nisaa’ : 104 )
Kaum muslimin rohimakumulloh, terakhir, hendaklah semua kita memahami bahwa ada harga yang harus dibayar, mesti ada yang sesuatu yang mulia untuk dikorbankan demi kehidupan yang lebih terhormat dan demi kebahagiaan abadi kelak di akherat. Kita tidak boleh merasa cukup hanya dengan melaksanakan ritual-ritual ibadah kemudian berangan akan masuk syurga Alloh Azza wa Jalla, akan tetapi kita tidak ambil peduli dengan nasib agama dan keadaan kaum muslimin di sekitar kita.
Tidak sedikit diantara saudara-saudara kita bahkan guru dan pemimpin kita –Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dan para Ikhwan lainnya- tidak bisa menunaikan ibadah Ramadhan sebagaimana yang kita laksanakan di alam bebas. Mereka melaksanakan ibadah–ibadah Ramadhan dalam keterbatasan yang dipaksakan oleh kekuatan zhalim, hingga penjara menjadi mihrab ibadah mereka. Semoga Alloh Azza wa Jalla melimpahkan kesabaran dan keistiqomahan bagi kita dan mereka … amiin!
Tentu saja, semua kenyataan pahit itu sedikit banyak memukul dan melukai perjalanan perjuangan dan perasaan kita. Tapi semua itu hendaknya menjadi hikmah yang banyak bagi aktivitas perjuangan kedepannya .
Hasbunalloh wa ni’mal wakiil ni’mal maula wa ni’man nashiir, Allohu Akbar wa lillahil hamd !
Akhirnya, marilah kita berdoa’a kepada Alloh Azza wa Jalla :
اللهم لا تجعل مصيبتنا في ديننا ولا تجعل الدنيا أكبر هــمنا ولا مبلغ علمنا ولا تسلط علينا من لا يرحمنا
اللهم انصر المجاهدين في كل مكان واجمع كلمتهم وثبت أقدامهم وانصرهم علي عدوك وعدوهم وانصرهم نصرا مؤزرا
اللهم أنج المجاهدين المسجونين والغارّين بدينهم في كل مكان
اللهم العن كفرة أهل الكتاب الذين يصدون عن سبيلك ويكذبون رسلك و يقاتلون أولياءك . اللهم خالف بين كلمهم وأنزل بهم بأسك الذي لا ترده عن القوم المجرمين
ربنا آتنا في الدنيا حسنة و في الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
ربنا تقبل منا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم
سبحان ربك رب العزة عما يصفون و سلام على المرسلين . والحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته