Eramuslim – Bulan puasa 1436 Hijriyah telah memasuki fase-fase final dimana umat Muslim diseluruh dunia menggelar I’tikaf untuk dapat meraih malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari 1000 bulan, di 10 hari terakhir bulan suci Ramadhan.
Akan tetapi tahukah kita apa saja sunnah yang diajarkan oleh baginda Nabi Muhammad untuk menghidupkan malam-malam di 10 hari terakhir bulan suci Ramadhan?
Berikut Darul Ifta Mesir mengulas sejumlah amalan yang dilakukan Rasulullah Sallallahu alaihi Wasallam di bulan ini.
Pertama: Di 10 hari terakhir bulan suci Ramadhan para sahabat menyaksikan bahwa Rasulullah lebih rajin dan giat beribadah seperti shalat, membaca Al Qur’an, dan berdoa, jika dibandingkan dengan malam-malam lain di luar bulan Ramadhan.
Seperti diriwayatkan dari Ummul Mu’minin Aisyah Radiyallahu Anha;
عن عائشة رضي الله عنها أن النبي صلى الله عليه وسلم: كان إذا دخل العشر الأواخر أحيا الليل وأيقظ أهله وشد المئزر
Dari Aisyah berkata: “Adalah Rasulullah saw jika masuk sepuluh malam terakhir Ramadlan beliau menghidupkan malam, membangunkan keluarganya, bersungguh-sungguh dan mengencangkan sarungnya.” (H.R. Muslim)
Selain itu dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah mengatakan bahwa rasul menyerukan umatnya untuk mendirikan shalat malam di 10 hari terkahir bulan suci Ramadhan agar mendapatkan ampunan Allah Subhanahu Wata’ala.
Ini berdasarkan hadits;
فعن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: من قام ليلة القدر إيمانًا واحتسابًا غفر له ما تقدم من ذنبه رواه الجماعة إلا ابن ماجه
“Barangsiapa yang berdiri (menunaikan shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan (penuh) keimanan dan pengharapan (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 1910, Muslim, no. 760).
Lalu apakah sebaik-baiknya perkataan di malam Lailatul Qadar?
Dari Ummul Mu’minin Aisyah Radiyallahu Anhu mengatakan;
فروى الترمذي وصححه عن عائشة رضي الله عنها قالت: (قلت: يا رسول الله، أرأيت إن علمت أي ليلة ليلة القدر ما أقول فيها؟) قال: قولي: اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني
Dari ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha-, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa do’a yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berdo’alah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku).” (HR. Tirmidzi no. 3513 dan Ibnu Majah no. 3850. Abu ‘Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih). Hadits ini dibawakan oleh Imam Tirmidzi dalam bab “Keutamaan meminta maaf dan ampunan pada Allah”. Hadits di atas disebutkan pula oleh Ibnu Hajar dalam Bulughul Marom pada hadits no. 706. (Almasryalyoum/Ram)