Eramuslim – Pada tanggal 28 Ramadhan 2H, bertepatan dengan 23 Maret 624 M adalah diwajibkannya zakat fitrah, yang merupakan salah satu syiar (simbol kemuliaan ) bulan Ramadhan.
Penulis kitab As-Sirah AL-Halabiyyah (2/364) berkata,“Kewajiban zakat fitrah disampaikan dua hari sebelum hari raya. Pada hari itu Rasulullah berkhutbah untuk mengajarkan tata cara pelaksanaan zakat fitrah kepada masyarakat. Beliau memerintahkan pembayaran zakat ini dilakukan sebelum keluar untuk shalat id.
Kewajiban zakat fitrah diturunkan sebelum kewajiban zakat harta. Maka, “Rasulullah memerintahkan agar zakat fitrah ditunaikan untuk anak kecil dan orang dewasa, orang merdeka dan hamba sahaya serta laki-laki dan perempuan;berupa satu sha’ kurma atau satu sha’ jewawut atau satu sha’ kismis atau satu sha’ gandum. Dan “Apabila Rasulullah kembali dari shalat Iedul Fitri, beliau membagikan zakat kepada orang-orang sakit.”
Ali bin Burhanuddin Al-Halabi (As-Sirah Al-Halabiyah) berkata ketika menjelaskan hadits ini, ‘Yakni, zakat yang menjadi kewajiban beliau sendiri.Sebab, sebelumnya telah disebutkan bahwa Rasulullah memerintahkan pembayaran zakat fitrah ini sebelum shalat. Kecuali bila dinyatakan:yang dimaksud pembayaran di sini adalah mengumpulkannya kepada asul agar beliau yang membagikan.
Sumber : Buku Peristiwa Penting Di Bulan Ramadhan karya syaikh Dr Abdurrahman Al-Baghdady. (Ki)