Eramuslim – Setelah 10 hari menunggu kedatangan pasukan Bizantium dan sekutunya suku Ghassan di Tabuk pada tahun 9 Hijriyah atau bertepatan dengan 630 Masehi, Nabi Muhammad beserta 70 ribu pasukan umat Muslim akhirnya kembali ke kota Madinah setelah 30 hari meninggalkan kota tersebut.
Tiba di kota Madinah pada tanggal 26 Ramadhan 9 H atau yang bertepatan dengan 5 Januari 631 Masehi, Nabi Muhammad segera menuju Masjid Nabawi untuk melaksanakan shalat dua rakaat. Dan pada saat itu rombongan orang-orang munafik segera datang kepada Nabi untuk meminta maaf karena tidak ikut serta dalam perang.
Setelah sekitar 80 orang munafik datang meminta maaf kepada rasulullah, kini tiba giliran Murarah bin Ar-Rabi’ Al-‘Amri, Hilal bin Umayyah Al-Waqifi, dan Ka’ab bin Malik yang datang meminta maaf, akan tetapi rasulullah tidak memaafkan ketiganya dan melarang umat Muslimin berbicara dengan mereka.
Boikot muamalat dengan kaum Muslimin dirasakan 3 sahabat mulia ini selama 50 hari lamanya, bahkan dihari ke 40 rasulullah memerintah istri-istri ketiganya untuk menjauhi mereka hingga turunlah wahyu Allah di hari ke lima puluh melalui firmannya di surat At Taubah ayat 117-119;
لَّقَد تَّابَ اللَّهُ عَلَى النَّبِيِّ وَالْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنصَارِ الَّذِينَ اتَّبَعُوهُ فِي سَاعَةِ الْعُسْرَةِ مِن بَعْدِ مَا كَادَ يَزِيغُ قُلُوبُ فَرِيقٍ مِّنْهُمْ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ ۚ إِنَّهُ بِهِمْ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ () وَعَلَى الثَّلَاثَةِ الَّذِينَ خُلِّفُوا حَتَّىٰ إِذَا ضَاقَتْ عَلَيْهِمُ الْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ وَضَاقَتْ عَلَيْهِمْ أَنفُسُهُمْ وَظَنُّوا أَن لَّا مَلْجَأَ مِنَ اللَّهِ إِلَّا إِلَيْهِ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ لِيَتُوبُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ () يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang Muhajirin dan orang-orang Anshar, yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling, kemudian Allah menerima taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka, dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (At-Taubah: 117—119) (Almasryalyoum/Ram)