Eramuslim – Tanggal 21 Ramadhan tahun 40 Hijriyah atau yang bertepatan dengan 27 Januari 661 Masehi menjadi hari terakhir Khalifal Ali bin Abi Thalib menghembuskan nafas terakhirnya untuk bertemu dengan Allah Subhanahu Wata’ala, setelah sebelumnya ditusuk saat mengimami Shalat Subuh di Masjid Kufah.
Mempunyai nama asli Haydar bin Abu Thalib yang berarti singa, Ali dilahirkan di kota Mekkah Al Mukaromah pada 13 Rajab 23 tahun sebelum hijrahnya Nabi Muhammad ke kota Madinah di tahun ke 13 kenabian.
Sejak kecil selalu bersama keluarga Nabi Muhammad, Ali bin Abi Thalib menjadi anak kecil pertama yang mengimani risalah yang diturunkan Allah Subhanahu Wata’ala melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam.
Termasuk salah satu dari 10 sahabat Nabi yang dijamin masuk surga, tidak menjadikan Ali Radiyallahu Anhu selalu bersikap tawdhu dan penuh dengan ilmu di dalam perbuatannya.
Nabi Muhammad kemudian menikahkan Ali dengan anak perempuan kesayangan beliau Fatimah Azzahra, yang kemudian dari kedua orang inilah Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam memiliki silsilah keturunan.
Sejarah mencatat Ali Radiyallahu Anhu mengikuti seluruh peperangan yang di ikuti oleh para sahabat dari perang Badr hingga Rasulullah wafat ditahun 10 Hijriyah, kecuali perang Tabuk yang sengaja tidak ikut karena mendapat tugas mewakili Nabi Muhammad di kota Madinah.
Menggantikan Khalifah Utsman bin Affan yang wafat dibunuh oleh golongan pemberontak Ghafiki pada tahun 35 Hijriyah, Ali Radiyallahu Anhu mewariskan kepemimpinan umat Muslim dalam kondisi terpecah belah dan sempat terlibat perang Shiffin dengan Ummul Mu’minin Aisyah serta Muamiyah bin Abu Sufyan.
Dan ditanggal 21 Ramadhan tahun 40 Hijriyah Ali Radiyallahu Anhu bertemu rabnya, setelah seorang Khawarij bernama Abdurrahman bin Muljam menusuk Ali Radiyallahu Anhu pada saat menjadi imam di Masjid Kufah pada 19 Ramadhan tahun 40 Hijriyah. (Almasryalyoum/Ram)