Eramuslim – Puasa Daud kita mengenalnya dengan puasa yang dikerjakan satu hari puasa, satu hari jeda. Mengapa puasa tersebut dikaitkan kepada Nabi Daud AS?
Dr Zaki bin Muhammad Abu Sari dalam bukunya Di Pintu-Mu Aku Bersimpuh menjelaskan, Nabi Daud merupakan sosok yang sangat tangguh dalam beribadah.
Dia menjelaskan, Nabi Daud membagi waktunya menjadi empat bagian. Bagian pertama digunakan untuk bermunajat kepada Allah. Kedua untuk keluarga.
Ketiga, waktu untuk memutus kan perkara di antara mereka secara hak dan menasihati mereka satu sama lain. Keempat, waktu untuk berusaha guna memenuhi kebutuhannya dan orang yang ditanggungnya.
Dalam hadits riwayat Bukhari dari Abdullah bin Amar bin Al-Ash RA , Nabi SAW pernah mengisahkan keistimewaan ibadah Nabi Daud:
عَنْ عبدِاللَّهِ بنِ عَمْرو بنِ العَاصِ، رَضيَ اللَّه عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: أَحَبُّ الصَّلاةِ إِلَى اللَّهِ صَلاةُ دَاوُدَ، وَأَحبُّ الصيامِ إِلَى اللَّهِ صِيامُ دَاوُدَ، كانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْل وَيَقُومُ ثُلُثَهُ ويَنَامُ سُدُسَهُ وَيصومُ يَومًا وَيُفطِرُ يَومًا
“Sholat yang paling disukai Allah adalah sholatnya Nabi Daud dan puasa yang paling disukai-Nya adalah puasanya Nabi Daud. Beliau tidur pada pertengahan malam, bangun pada sepertiga malam, dan tidur kembali pada seperenam malam. Dan, beliau satu hari berpuasa dan satu hari tidak puasa. Beliau juga tidak pernah lari jika bertemu dengan musuh.”