Sebelum berlanjut kepada pemandangan baru dari pemandangan-pemandangan kisah ini, Alquran berhenti pada penyampaian informasi dini. Yakni, dengan menghadapkan titah kepada nabi saw. Dan memerintahkan beliau agar mengumumkan dakwahnya kepada seluruh manusia, sebagai pembenaran terhadap janji Allah terdahulu.
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ لا إِلَهَ إِلاَّ هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ فَآمِنُواْ بِاللّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang umi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk." (QS. Al-A’raaf: 158)
Ini adalah risalah terakhir, risalah yang komplit dan universal, bukan hanya untuk kaum, bangsa, negeri, dan generasi tertentu saja. Risalah-risalah sebelumnya adalah risalah-risalah lokal, regional, dan temporal untuk waktu tertentu. Yaitu, waktu antara dua orang rasul. Kemanusiaan melangkah mengikuti petunjuk risalah-risalah ini dengan langkah-langkah yang terbatas, sebagai tahapan untuk menuju risalah terakhir.
Setiap risalah melakukan penyesuaian dan penyelarasan di dalam syariahnya sesuai dengan perkembangan manusia. Sehingga, setelah datang risalah terakhir, maka ia datang dalam bentuk yang lengkap pokok-pokoknya.
Cabang-cabangnya selalu berkembang dalam penerapannya. Ia datang untuk semua manusia, karena sesudahnya tidak ada lagi risalah-risalah bagi bangsa dan generasi mana pun di semua tempat. Ia juga datang sesuai dengan fitrah semua manusia.
Oleh karena itu, risalah ini dibawah oleh Nabi yang ummi yang fitrahnya jernih, sebagaimana keluar dari tangan Allah. Ia belum terkontaminasi oleh sesuatu pun kecuali pengajaran Allah. Juga belum tercemar oleh ajaran-ajaran bumi dan pemikiran manusia!
Nabi ini ditugasi membawa risalah fitrah kepada fitrah semua manusia. “Katakanlah, ‘Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua…..”
Ayat yang di dalamnya Rasulullah diperintahkan untuk menghadapi semua manusia dengan risalahnya, adalah ayat Makiyah dalam surah Makiyah. Ayat ini dihadapkan kepada orang-orang Ahli Kitab yang suka mengada-adakan kebohongan terhadapnya.
Kaum Ahli Kitab itu berangggapan bahwa Nabi Muhammad belum pernah terbetik di dalamnya hatinya ketika berada di Mekah untuk mengarahkan pandangannya dengan risalahnya kepada selain penduduk Mekah. Menurut mereka, beliau baru mulai memikirkan bagaimana menyampaikannya kepada kaum Quraisy, bangsa Arab, Ahli Kitab, lalu kepada bangsa-bangsa yang ada di luar Jazirah Arab.
Anggapan ini tidak lain hanyalah kebohongan sebagai buntut peperangan yang mereka lancarkan tempo dulu terhadap agama ini beserta pemeluknya. Peperangan yang terus saja mereka lakukan hingga kini dan nanti.
Sebenarnya bencana yang besar itu bukan karena kaum Ahli Kitab melancarkan tipu dayanya terhadap agama Islam dan pemeluknya. Juga bukan karena kaum orientalis yang menulis kebohongan-kebohongan ini untuk menyerang Islam dan pemeluknya.
Namun, bencana terbesar ialah banyaknya orang yang masih sederhana pemikirannya dan menisbatkan dirinya sebagai orang muslim, tetapi mereka terpedaya. Juga menjadikan orang-orang yang suka membuat-buat dusta atas nabi dan agamanya serta memerangi mereka dan akidah mereka sebagai gurunya.
Mereka terima saja agama ini dari ‘guru-guru’ mereka yang orientalis itu. Mereka mengambil dukungan dari apa yang ditulis para orientalis itu tentang sejarah dan hakikat agama ini. Kemudian orang-orang bersahaja ini beranggapan bahwa para orientalis itu adalah kaum terpelajar dan berperadaban.
Kita kembali kepada konteks Alquran setelah memberikan tugas kepada Rasulullah untuk memproklamirkan risalahnya kepada semua manusia. Maka, kita dapati di antara tugasnya ialah mengenalkan semua manusia kepada Tuhan mereka Yang Mahabenar lagi Mahasuci.
“….Yaitu, Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan….”
Sesungguhnya Nabi Muhammad adalah rasul bagi semua manusia, dari Tuhan mereka yang memiliki seluruh semesta ini yang mereka termasuk di dalamnya. Hanya Dia sendiri yang memiliki uluhiyyah, karena semuanya adalah hamba bagi-Nya. Dan Yang tampak jelas kekuasaan-Nya dan ketuhanan-Nya, bahwa Dia Yang menghidupkan dan mematikan.
Tuhan Yang menguasai seluruh wujud semesta, yang memiliki hak uluhiyyah atas semua makhluk, dan berkuasa terhadap kehidupan dan kematian semua manusia. Dialah yang berhak agar semua manusia beragama dengan agama-Nya, yang disampaikan Rasul-Nya kepada mereka.
Rasul yang memperkenalkan kepada manusia tentang hakikat Tuhan mereka, supaya ubudiyah mereka kepada Allah dan ketaatan mereka Rasul-Nya didasarkan pada pengenalannya itu. “…Maka, berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya), dan ikutilah dia supaya kamu mendapat petunjuk.” (QS. Al-A’raaf: 158)
(insya Alloh bersambung)