Dikisahkan, suatu kali seseorang pernah menyuruh Muhammad SAW kecil untuk ikut ke tempat pemujaan berhala. Kontan saja, Muhammad kecil menolaknya.
Kisah ketegasan beliau saat masih seusia anak-anak dan remaja disampaikan Ibnul Jauzi dalam kitabnya, Al-Wafa. Suatu ketika, Ummu Aiman bercerita sebagai berikut.
“Orang-orang Quraisy mengagungkan suatu patung bernama Bawwanah. Berhala itu amat dipuja-puja mereka. Pemujanya sering menggunduli satu sisi kepala. Tak hanya itu, orang-orang musyrik itu juga kerap bermalam di dekat benda tak bernyawa itu bahkan hingga larut malam.
Ritual itu memang biasa terjadi sekali dalam setahun. Di antara peserta ritual tersebut adalah Abu Thalib.
Muhammad SAW kecil pernah diajak pamannya itu untuk menghadiri acara tahunan itu. Tawaran itu langsung ditolaknya.”
Ummu Aiman mengenang, begitu mengetahui penolakan Muhammad kecil, Abu Thalib sempat kesal. Kemudian, bibi-bibinya berkata, “Kami mengkhawatirkan perbuatanmu itu menjauhi tuhan kami ini. Apa yang kau inginkan, wahai Muhammad? Engkau tidak menghadiri upacara ini dan tidak meramaikan acara mereka.”
Muhammad SAW kecil tak berkata apa-apa. Hanya kemudian pergi menjauh. Beberapa waktu kemudian, ia ingin kembali pulang, tetapi masih menyimpan kegelisahan dan rasa takut.
Bibi-bibinya kemudian bertanya, “Apakah yang terjadi padamu?”
“Aku takut,” jawab Muhammad.
“Allah tidak akan mengujimu dengan setan karena pada dirimu terdapat sifat-sifat baik. Lalu, apa yang engkau lihat?”
“Setiap aku melewati berhala, tampaklah olehku seorang laki-laki yang putih dan tinggi berteriak kepadaku, ‘Hati-hati, wahai Muhammad, jangan kau sentuh (berhala-berhala) itu!’” jelas Muhammad.
Demikianlah, tak sekalipun Muhammad SAW mendekati—apalagi menghadiri—ritual pemujaan berhala. Bahkan, ketika beliau masih kecil dan tentunya belum diangkat oleh Allah untuk menjadi utusan-Nya. (ROL)