Kelima, beliau melihat malaikat dalam bentuk asli, lalu malaikat itu menyampaikan wahyu sesuai yang Allah perintahkan. Dan ini terjadi 2 kali. Sebagaimana yang Allah firmankan di surat an-Najm, “Tiadalah yang diucapkan Muhammad itu (Alquran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan, yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat .sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi. Maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hambaNya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain (yaitu) di Sidratilmuntaha.” (QS. an-Najm: 3-14).
Keenam, wahyu yang Allah sebutkan ketika beliau berada di atas langit yang ketujuh. Beliau mendapatkan kewajiban salat 5 waktu.
Ketujuh, Allah Azza wa Jalla berbicara langsung dengan Nabi shallallahu alaihi wa sallam tanpa perantara, sebagaimana Allah berbicara langsung dengan Musa tanpa perantara. Kejadian ini disebutkan dalam hadis isra miraj. (Zadul Maad, 1/76). (Inilah)
Allahu a’lam.
Oleh Ustadz Ammi Nur Baits