Nuaim mengatakan bahwa adik Umar, Fatimah binti Khattab telah menyatakan masuk Islam. Umar semakin marah dan segera ke rumah adiknya.
Sesampainya di rumah Fatimah, Umar mendengarkan Fatimah sedang membaca surat Thaha ayat 1-8. Umar mulai bergetar hatinya hingga akhirnya meluluhkan kerasnya hati itu dan membuat Umar memeluk Islam.
Kedua, kehebatan Alquran mampu mengalahkan sihir. Iblis dan setan senantiasa ingin menggelincirkan umat manusia, agar menjadi pengikutnya. Ketika setan sudah bersemayam dalam diri manusia, maka perilakunya dapat melebihi setan.
Iblis walaupun hafal Alquran, tetapi dia sombong sehingga diusur dari surga. Sihir-sihir yang dibuat setan mampu dikalahkan kehebatan Alquran. Sihir-sihir itu, Rasulullah mengusirnya dengan cara ruqyah.
Ketiga, Alquran hebat karena mampu mengalahkan bahasa ibu. Bahasa ibu adalah bahasa pertama kali yang diajarkan ibu kita sendiri. Dalam sebuah penelitian, anak hingga usia 3 tahun mampu menangkap 1.250 kosa kata dan terus bertambah sebanyak 50 kosa kata setiap bulan. Di usia 8 tahun anak-anak sudah mampu menangkap 3.650 kosa kata.
Sedangkan jumlah kata dalam Alquran ada 77.439 kata. Dan penakluk konstatinopel, Muhammad Sultan Alfatih mampu mengahafal seluruh Alquran diusianya yang masih 8 tahun. “Inilah kehebatan Alquran, yang mampu mengalahkan bahasa manapun,” kata Prof Kana.
“Ingin menjadi generasi hebat, maka hafalkan Alquran. Karena orang yang menghafalkan Alquran biasanya akan mudah menghafalkan yang lainnya,” tambah Prof Kana.
Keempat, Alquran mampu mengalahkan peradaban kehidupan yang lain. Masyarakat jahiliyah jauh dari peradaban maju seperti saat ini. Tetapi setelah Nabi Muhammad datang, dengan berpegang pada Alquran, Nabi Muhammad mengubah zaman jahiliyah tersebut.
Kelima, mampu mengalahkan kejeniusan manusia. Menurut Prof Kana, IQ manusia paling tinggi mencapai 200-250 dan dianggap sangat jenius. Begitu juga dengan teknologi tapi Alquran melebihi itu semua. Sebagaimana dikisahkan dalam Alquran Al-Anbiya ayat 30.
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman.” (rol)