Pemikiran Islam

Suatu umat akan mengalami kehancuran manakala memiliki sifat-sifat buruk yang kemudian disebut dengan penyakit umat.

Salah satu warisan budaya Islam yang terkenal adalah penggunaan pola geometri pada kesenian dan arsitektur Islam. Hal ini bisa dilihat dari bangunan sejarah yang masih ada di kota Granada, Andalucia, Spanyol, yaitu Alhambra. Pola pembuatan denah, fasade, dan ornamen yang menghiasi bangunan ditata dalam kesenian matematika sederhana.

Begitu pentingnya masalah ikhlash ini, sampai-sampai Imam Nawawi rahimahullah meletakkan hadits di atas pada hadits pertama dalam kitab beliau Al-Arba’in An-Nawawiyyah dan Riyadhush Shalihin.

Pertanyaan-pertanyaan ini merupakan perkara inti sebelum Prinsip Proporsional bisa diterapkan secara tepat. Ketika dua hal sudah diketahui sama, maka kita tinggal memberikan perlakuan yang sama terhadap keduanya.

Para rasul (utusan Allah), misalnya, adalah figur-figur manusia yang sama-sama mendapatkan wahyu dari Allah sekaligus sama-sama mengemban misi luhur untuk mengantarkan hidayah kepada umat manusia serta mengentaskan mereka dari jurang kesesatan dan kubangan noda kejahatan. Pemikir yang konsisten akan melihat jelas keseragaman identitas, kesamaan status, dan keterpaduan ajaran para rasul ini sehingga ia akan memberikan penilaian dan penyikapan yang senada terhadap mereka semua.

Hal-hal yang sama atau serupa haruslah dinilai dan diperlakukan secara sama atau serupa, dan hal-hal yang berbeda atau bertentangan haruslah dinilai dan diperlakuan secara berbeda atau bertentangan.

Dalam bentang ontologis, perbedaan yang paling besar antara dua entitas adalah perbedaan antara Khalik (Sang Pencipta) dengan makhluk (ciptaan-Nya). Sang Pencipta tentu saja Mahakuasa dan Mahaperkasa, sedangkan karakter dasar dari setiap makhluk adalah serba lemah dan tidak berdaya.

Dengan iman dan tauhid tata kehidupan dibersihkan dari berbagai jenis keraguan yang menyangkut trandensi Tuhan dan keesaan-Nya; yang menyangkut tujuan hidup dan identitas peradaban; dan yang menyangkut seluruh nilai-nilai kehidupan.

Pembahasan tentang memilih atau tidak memiih hari ini menimbulkan kontroversi di masyarakat. Kontroversi itu ada di dua sisi yang saling berseberangan. Tulisan ini tidak sedang membela salah satunya. Bukan juga ajakan untuk memilih atau golput.

Banyak orang mendewakan ilmu matematik misalnya, yang dianggap powerful untuk menyelesaikan persoalan kealaman (kauniyah). Padahal tidak begitu. Ilmu matematik hanya mampu menyelesaikan persoalan teknikal dan praktikal yang sederhana