لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آَيَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ
Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun (34:15)
Kehidupan dunia dan akhirat yang baik
Kita selalu meminta kepada Allah SWT agar diberikan kehidupan dunia dan akhirat yang baik. Rasulullah bersabda Baiti Jannati (rumah syurgaku). Rumah adalah tempat sebuah keluarga berkumpul. Keluarga disini adalah ayah/papa, bunda/mama dan anak-anak. Berkumpul untuk saling lebih mengenal satu sama lainnya antara anggota keluarga.
Perkenalan yang terus bertambah hingga saling memahami. Memahami akan keberartian nilai satu sama lainnya; nilai bunda bagi ayah, ayah bagi bunda, nilai anak-anak bagi orang tua dan seorang anak bagi anak-anak lainnya. Rasa keberartian inilah yang mewujudkan cinta. Maka keluargapun menjadi tempat pengekspresian cinta setiap anggota keluarga dengan yang lainnya.
Cinta sang keluarga ini tentu bermula dari saling cinta ayah dengan bunda. Cinta yang menjadi dasar pertemuan mereka. Cinta yang terus menjadikan mereka bersama. Cinta yang menjadi jalan lahirnya anak-anak mereka. Yang menjadikan mereka tumbuh besar.
Cinta adalah anugerah terbesar dari Allah SWT
Cinta adalah getaran kenikmatan yang dirasakan oleh hati kita lewat panca indera. Obyek cinta adalah segenap apa yang ada di alam semesta ini. Maka yang pertama yang harus kita cintai adalah Sang Pencipta alam semesta itu sendiri. Dialah Allah. Allah lah yang memberikan muatan cinta di setiap zat yang Ia ciptakan.
رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” .
Cinta sejati adalah mencintai sesuatu sesuai petunjuk Sang Pemilik cinta, Allah. Mencintai melebihi atau mengurangi apa yang seharusnya akan berakibat buruk.
Obyek-obyek kesenangan hidup di dunia
Surat ali ‘imran ayat 14 berbunyi
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآَبِ
Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disis Allah –lah temapt kembali yang baik.
Wanita shalihah sebaik-baik perhiasan
Dalam sebuah tuturan Rasulullah disebutkan dunia ini tempat perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah. Sungguh wanita adalah lambang keindahan.
Keindahan dari bentuk fisik, ekspresi kasih sayang, kelemah-lembutan serta keajegan sikap. Kenyataan-kenyataan inilah yang menjadikan mereka memiliki potensi penentram jiwa sang pemuja mereka. Dan sempurnalah keindahan mereka manakala kesholihan menjadi busana jiwa mereka.
Keanggunan fisik
Bunda Khadijah adalah sang super model untuk kategori ini. Dari aspek bentuk tubuh, wanita-wanita Quraisy adalah topnya. Ini dipengaruhi oleh standar gizi mereka yang tinggi. Air sebagai sumber utama daya tahan tubuh masyarakat Makkah adalah zam-zam; air dengan kualitas mineral yang sangat tinggi. Kurma pula sebagai induk glukosa bagi tubuh menjadi santapan harian warga Makkah yang kaya. Sehingga kemahalan harga kurma yang benar-benar berkualitas tidak menjadi soal bagi kocek warga Makkah.
Gaya hidup yang penuh gerak-disiplin pula menjadi khas bagi warga cosmopolitan Makkah sebagai konsekwensi logis keprofesian mereka sebagai pimpinan bisnis seantero jazirah Arab. Dengan segenap sumber supremasi kewanitaan-Makkahnya ini Bunda Khadijah ra. pun menjadi benar-benar penentram jiwa Rasulullah.
وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
Profil wanita Makkah saat itu (semoga wanita Indonesia mendapat gilirannya) barangkali diwakili oleh sosok Lady Di. Kepemimpinan/pengaruhnya mampu mengalahkan pamor ibu “Ratu” mertuanya apalagi sekedar sang suami yang sang pangeran. Fisik bangsa Inggris terwakili dengan wilayah kekuasaan mereka saat ini. Khususnya fisik mereka di kalangan keluarga kerajaan. Lady Di pun mendapat predikat fantastic swimmer. Prestasi ini kemudian menurun ke anaknya Pangeran William yang pernah menjadi kapten bagi tim polo airnya. Sang pendiri Amerika sendiripun, George Washington, adalah keturunan inggris. Atas kerja cerdas dan keras mereka itu, sementara kaum Muslimin masih berbenah diri, Englishpun menjadi bahasa internasional.
Ketentraman pertama bagi jiwa pria terhadap wanita adalah kenikmatan seks. Dengan gambaran wanita Makkah seperti diatas maka pastilah mereka unggul dalam urusan ini. Betapa banyak negarawan menjadi tidak konsekwen dengan kebijakan yang telah digarisakannya akibat berlebihan rasa terhadap wanita.
Firaun, Ferdinand Marcos sampai Clinton adalah mereka yang terperangkap dalam dunia wanita. Dalam kasus Firaun, mengikuti lobby sang isteri; mengambil bayi laki-laki yang “nyasar” ke istananya telah menjadikan kerajaannya porak-poranda dihancurkan oleh sang bayi yang tumbuh menjadi pangeran dengan petunjuk Allah. Beliaulah Nabi Musa AS. Kasus Clinton pula menjadikan masyarakat Amerika di cap sebagai budak-budak seks bebas. Sungguh.. belum jatuhnya Amerika dari tampuk kekuasaanya kini bukannya karena kedigdayaan mereka sendiri. Tapi lebih karena kaum Musliminnya yang masih juga belum standar Islami.
Kelemah-lembutan
Kelemah-lembutan pula adalah laksana pohon rindang nan asri bagi sang musafir. Jiwa sesak akibat kepenatan di petualangan menjadi terasa damai tak bertepi. Seolah oase di tengah gurun pasir. Sikap inilah yang direngkuh Sang Rasulullah dari Bunda Khadijah saat awal beliau menerima wahyu. Saat itu Rasulullah stress berat pasca kejadian aneh yang luar biasa. Saking luar biasanya kejadian itu Rasulullah sempat terpikir kalau-kalau itu ilusi saja mengingat adanya perintah-perintah dari Sang Pencipta alam semesta yang baru ia terima.
Dalam kerisauan yang mendalam itulah Bunda memantapkan hati sang suami dengan kalimat-kalimat motivasionalnya. Dengan perkataan sederhana; ”suamiku.. akulah yang paling tahu tentangmu. Kau sungguh layak mendapatkan pelajaran langsung dari Sang Pencipta karena memang pribadimu sungguh agung. Kepribadian yang kau milikilah yang sanggup merubah dunia menjadi taman luas kebaikan”
Keajegan sikap
Keajegan sikap sang Bunda sudah lama terbaca oleh sang suami. Sederet tawaran yang menggiurkan untuk hidup bersama dengan sang Bunda oleh para pembesar dan hartawan ditolaknya dengan mantap. Sikap yang dimunculkan oleh berpegang-teguh pada prinsip ini pada gilirannya menyemarakkan warna perjuangan kaum Muslimin di awal pertempurannya dengan kebatilan Musyrikin Makkah. Kenanglah sikap sang Bunda yang terus-menerus memback-up sang suami kala diembargo ekonomi selama 3 tahun.
Senantiasa sholat/sebagai ‘ibadah yang paling mendekatkan diri hamba kepada Ilahi Robbi dan bersabar adalah 2 perisai ampuh ibunda menghadapi serangan-serangan psikis para kafir durjana. Jadilah sang suami menjadi sang pemimpin dunia ini selama-lamanya dengan predikat dahsyat; Muhammad Sang Utusan Allah.
Dalam konteks Lady Di, keajegan sikapnya terefleksi dari kemantapannya berhadapan dengan keluarga kerajaan inggris saat berjuang menyelesaikan permasalahan rumah tangganya dengan sang suami, pangeran Charles yang akan berkonsekwensi pada lepasnya status keluarga-kerajaan yang disandangnya. Pasca perceraiannya Lady Di tetap gencar dalam beraktifitas sosial; menghimpun dana untuk pengobatan rakyat miskin dan menghimpun dukungan pelarangan senjata. Atas perjuangannya ini warga Inggris khususnya dan warga dunia umumnya berempati dan bersimpati kala dia meninggal. Begitu besarnya sudah pengaruh yang ditanamkan sang putri ke dalam hati warga Inggris sehingga “memaksa” Ratu untuk mengekspresikan rasa duka kerajaan meski gelar Putri Kerajaan Inggris telah lepas darinya.
Labuhan jiwa
Ketenteraman jiwa suami berikutnya adalah berperannya sang istri sebagai labuhan jiwa yang lelah menghadapi hiruk pikuk dunia. Penuh cinta… inilah sifat khas seorang wanita sejati. Cinta yang darinya tersembur energy besar yang diperlukan bagi kelangsungan kerja-kerja suami yang penuh persaingan. Semakin besar cinta seseorang semakin besar pula energy yang akan diberikannya kepada sang kekasih.
Cinta Bunda Khadijah kepada Rasulullah dan sebaliknya menjadikan hidup mereka semerbak mewangi menyegarkan bagi mereka yang ada disekelilingnya. Dan predikat Penyatupun disandangkan kepada sang Nabi tuk menghindarkan pertikaian dalam upaya menempatkan kembali Hajarul aswad yang lepas dari dudukannya. Dimana setiap pemimpin yang bertikai memegang setiap sudut kain pembawa Batu Mulia ke tempatnya semula. Dan Sang Nabipun adalah Sang Pemimpinnya para pemimpin saat itu.
Partner berjuang
Selanjutnya kekasih adalah partner berjuang. Berjuang untuk kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat. Berjuang menuju dunia yang damai penuh cinta. Bunda Khadijah adalah great business woman yang sukses. Menguasai cara menghasilkan uang dan asset. Memahami betul boroknya korupsi/mencuri. Sadar betul arti perjuangan untuk meraih prestasi, amat mengutuk kolusi dan nepotisme. Berbekal dengan kehandalannya di induk aktifitas ekonomi ini maka masyarakat mandiri yang diperjuangkannya dengan suami tercintapun tercipta. Bahkan harta Bunda habis untuk berinvestasi di akhirat. Asset bunda tidak tanggung-tanggung. Diriwayatkan stok barang jualan Bunda mencapai separuh dari total barang dagangan kafilah business Quraisy yang konvoi dari Makkah ke Syams/Damaskus. Jadilah Bunda Khadijah ra menjadi first lady yang berdaya cipta tinggi.
Keibuan tulen
Cinta Bunda ini pula yang menjadi ekspresi keibuan tulen beliau dalam membesarkan putrinya Putri Fatimah az Zahra. Mudah ditebak bagaimana hasil didikan yang seperti itu plus gemblengan sang Ayah. Jadilah pribadi Fatimah ra ciplakan Rasulullah. Selanjutnya berperan fantastis sebagai Ibu dalam membangun kepribadian Fatimah az Zahra sehingga Bunda ‘Aisyah mengatakan pesona kpribadian Fatimah mirip abis dengan kpribadian sang Ayah. Berikutnya mendukung penuh dalam pembangunan masyarakat Muslim baru. Sama kita ketahui bahwa masyarakat Muslim awal dibangun dengan perjuangan dengan kategori sangat seru!
Atas kesempurnaan perannya sebagai istri penentram hati sang suami, ibu pendidik moral sang anak serta tokoh pembangun karakter masyarakat baru Bunda Khadijah ra. pun dinobatkan sebagai Ratunya syurga selain sang putri kebanggaannya Fatimah az Zahra yang dari tangan ajaibnya pula lahirnya sosok wanita ajaib berikutnya. 2 wanita papan atas syurga lainnya adalah Bunda Maryam, sang bunda pilihan bagi sang Nabi Isa as dan Asiyah istri sang dictator Firaun. Rasulullah bersabda “Sebaiki-baik wanita penghuni syurga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Maryam binti ‘Imran dan Asiyah binti Mazahim permaisuri Firaun”.
Anak-anak
Anak adalah doa kita. Harapan kita. Impian kita. Anak adalah buah cinta kita dari istri kita, kekasih kita; wanita terindah di dunia ini, sang penentram hati kita. Anak adalah harta kita yang mampu memberikan kepada kita keuntungan meski kita sudah di alam barzakh. Sabda Rasulullah dengan arti bebas “Jika anak Adam meninggal dunia terputuslah amal-amalnya kecuali ilmu yang bermanfaat, sedekah jariyah dan doa anak sholeh yang mendoakannya”. Anak adalah penerus misi kita menjadi khalifah/wakil Allah di muka bumi. Syariat Allah mestilah tegak di atas muka bumi. Kita harus menjadi pemain aktif atas upaya penegakannya. Bila sudah tegak Islam secara full di muka bumi, ia harus terus berlaku sampai hari kiamat. Karena dengan tegaknya itulah kehidupan manusia menjadi aman dan nyaman.
Anak adalah pewaris kepribadian kita. Ini terwarisi melalui darah/gen kita. Dengan kehendak Allah, anak berpenampilan seperti kita; ayah atau ibunya. Ini tentu sebuah pemandangan yang sangat menarik. Kita seolah terlahir kembali dan sangat berpotensi untuk menjadi “diri” kita yang lebih baik. Mulai dari kondisi bayi, anak kecil, remaja serta dewasa. Sungguh anugerah yang luar biasa; “kita” bisa meneruskan misi kita untuk menjadi diri kita yang kita impikan. Anak terlahir dalam kondisi fitrah (Islam), ayah dan ibunyalah yang menjadikannya yahudi, majusi atau nasrani. Demikian penjelasan Rasulullah. Fathimah adalah pribadi yang paling mirip dengan Rasulullah. Pernyataan Bunda ‘Aisyah ra. “Aku tidak pernah melihat seseorang yang sikap, gaya serta prilakunya mirip dengan Rasullah SAW dalam berdiri dan duduk selain Fathimah binti Rasulullah SAW”
Agar anak tumbuh sehat dan kuat maka kewajiban kita para orang tua untuk memenuhi hak-haknya; mengajarinya cara hidup Islam (‘aqidah, syari’ah & akhlaq), memenuhi gizinya, memastikan kesehatan pikirannya, memberikannya akses untuk mampu menghasilkan uang & harta serta membimbingnya sampai mendapatkan pasangan hidup yang sholeh yang darinya dapat lahir keturunan yang baik pula. Fathimah az Zahra mendapat gemblengan dari ayah yang luhur akhlaqnya dan ibu yang sangat kaya cinta dan harta untuk menghasilkan pribadi wanita ideal; berdaya cipta, penuh cinta dan mampu memimpin.
Ujian pemboikotan 3 tahun Quraisy menjadikan Fathimah semakin menyadari betapa hebatnya sang Bunda yang terefleksikan dalam 2 perisai dahsyatnya; sholat & bersabar. Pendidikan ekonomi, sosial dan politik Islam atas Fathimah telah berjalan sukses dengan predikat yang disandangnya secara gemilang; Ummu abiha. Bunda Khadijah khususnya telah berhasil dengan benar-benar fantastis menyiapkan generasi pelanjut sehingga kelak berkemampuan menjadi first lady penuh kasih sayang.
Anak sebagai Rekan tim kerja
Fathimah menjadi sahibah(sahabat wanita) Rasulullah dalam berjuang menegakkan cara hidup Islam. Pemboikotan 3 tahun pihak Kuffar atas Rasulullah dan pengikutnya serta ujian Hijrah menjadi kenangan-kenangan pahit sekaligus pembelajaran yang begitu mahal bagi Fathimah untuk merintis prestasi gemilang di masa akan datang. Dan perjuangannyapun terealisasi; menjadi 1dari para sebaik-baik wanita syurga. Prestasinya menjadi first lady yang sangat bersahaja mendampingi sang Khalifah ‘Ali telah menjadikan dakwah Islam sebagai cara hidup menjadi jitu.
Sudah barang tentu tempaan masa lalu yang penuh kesulitan menjadikan Bunda Fathimah mampu bersikap zuhud terhadap segenap fasilitas “kerajaan”. Pengalaman yang getir ini pernah pula dilakoni oleh pahlawan kita, Pa Natsir & keluarga ketika harus hidup di hutan Sumatera saat berseberangan dengan penguasa zholim. Dan inipun kemudian menjadi keteladanan keluarga ini saat bumi pertiwi meminta mereka memimpin negeri. Hidup bersahaja.
Investasi yang paling menguntungkan
Untuk memaksimalkan nilai investasi Fathimah bagi Rasulullah dihadapan Allah adalah dengan memohon kepada Allah SWT agar menjodohkannya dengan suami yang heroik. Dan pilihan untuk menjadi suami tercintanya pun jatuh pada sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib. Sahabat muda yang telah bertumbuh di rumah Rasulullah & Bunda Khadijah ra. Yang telah banyak menorehkan tintas emas di dalam perjuangan penegakan system kehidupan paripurna manusia.
Keluarga Sakinah, Negara Thoyyibah
Keluarga Sakinah adalah keluarga yang berdaya cipta, penuh cinta dan besar pelayanan. Dari keluarga semodel inilah akan lahir pemimpin yang benar-benar layak membawa dakwah Islam. Dari lingkungan tetangga sampai negara. Dari Indonesia sampai dunia. Selamat membangun keluarga sakinah. Selamat datang Negara yang baik (thoyyibah).