Perihal alasan yang membuat Abendanon “membonceng” nama Kartini, Tiar Anwar Bachtiar menyatakan bahwa misi Abendanon tidak lain untuk mempopulerkan gagasan feminisme di Barat ke Indonesia.
“Padahal di Indonesia tidak ada masalah feminisme dari dulu. Perempuan dan laki-laki punya hak sama. Makanya dulu di Jawa kalau lelakinya mencangkul di sawah, perempuannya yang menanam benih. Makanya dari dulu tidak ada patriarki. Patriarki itu masalah Barat, bukan masalah kita, karena masyarakat Barat memang sangat patriarkis. Makanya ketika feminisme itu datang ke Indonesia, susah mendapat konteksnya. Jadi Kartini itu konstruk yang dibuat masyarakat Barat untuk memperkenalkan feminisme di Indonesia. Padahal kita kan tidak butuh itu.” tutupnya
J.H. Abendanon adalah Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda dari tahun 1900-1905. Ia datang ke Hindia-Belanda pada tahun 1900 dan ditugaskan untuk membumikan ajaran-ajaran Barat di Nusantara, termasuk feminisme. []