HAJI DAN PEMBINAAN UMMAT
Oleh: H. Ferry Nur S.Si
Ketua KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina)
Website: www.kispa.org, Email: [email protected],
HP: 085578009850
Khutbah Idul Adha
Selasa, 10 Dzulhijjah 1431H / 16 November 2010 M
Di Masjid Al Falah, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Berbahagia.
Segala puja dan puji untuk Allah, Tuhan yang Maha Kuasa, Pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat yang banyak kepada kita, yang tidak akan mampu kita menghitungnya, mulai dari ujung kaki sampai ujung rambut penuh dengan nikmat, belum lagi organ-organ yang ada dalam tubuh kita, semuanya menegaskan tentang nikmat dari Allah swt.
وَآتَاكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ الْإِنسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
”dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim [14] : 34).
Dengan ni’mat Allah kita dapat berkumpul di tempat ini untuk beribadah kepada Allah saja, memuji, mengagungkan, dan membesarkan nama-Nya.
Shalawat beriring salam semoga tercurah selalu untuk Rasulullah saw, beserta keluarganya, sahabatnya dan orang-orang yang istiqamah di jalan-Nya hingga akhir zaman nanti.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamd.
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Berbahagia.
Pada tanggal 9 Dzulhijjah saudara-saudara kita dari berbagai macam negara, bangsa dan suku termasuk dari Indonesia, berkumpul menjadi satu di suatu tempat yang bernama padang Arafah untuk melakukan wukuf, mereka berkumpul di padang Arafah untuk mendekatkan diri kepada-Nya, bertaubat, berdoa dan memuji Allah swt, serta melakukan perenungan terhadap perjalanan hidup yang sudah dilalui dan yang akan di lalui.
Dan bagi mereka yang tidak berada di padang Arafah di sunnahkan untuk berpuasa Arafah, karena puasa Arafah memiliki keutamaan yang sangat besar.
Dari Abu Qatadah ra, dia berkata: Rasulullah saw ditanya tentang puasa Arafah, beliau bersabda, ”Menghapus dosa setahun yang lalu dan yang akan datang.” (HR. Muslim dan empat imam pemilik kitab As Sunan).
Beruntunglah mereka yang ketika saudaranya melaksanankan ibadah haji di tanah suci, sedang wukuf di padang Arafah, dapat melakukan Puasa Arafah di tanah air, semoga Allah mengampuni segala dosa dan kesalahan mereka yang telah melaksanakan puasa Arafah, dan kita termasuk di dalamnya. Amin Ya Rabbal ’alamin.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamd.
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Berbahagia.
Haji merupakan rukun Islam yang kelima, syariat Islam yang paling Agung. Pelaksanaan haji fardhu (wajib) bagi setiap Muslim yang mukallaf dan mampu, satu kali sepanjang hidup dan selebihnya dihukumkan sebagai sunnah. Orang yang mengingkari kewajiban haji adalah kafir.
فِيهِ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَّقَامُ إِبْرَاهِيمَ ۖ وَمَن دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا ۗ وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
”Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali-Imran [3] : 97).
Rasulullah saw bersabda yang artinya:
”Wahai segenap manusia, sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kalian haji, maka tunaikanlah.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah)
Allahu Akbar 3X Walillahilhamd.
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Berbahagia.
Hari ini, 10 Dzulhijjah 1431H, umat Islam dari berbagai negara, suku, bangsa, termasuk saudara-saudara kita dari Jalur Gaza, Palestina, negeri yang saat ini masih di blokade Zionis Israel dan antek-anteknya, dengan izin Allah, jama’ah haji dari Jalur Gaza berjumlah 3.730 orang berkumpul dalam keadaan kebersamaan dengan kaum muslimin lainnya untuk melaksanakan ibadah haji di tanah suci, mereka beribadah, mengagungkan Allah, membesarkan Allah, memuji Allah, melaksanakan perintah Allah dalam rangka mencari ridha-Nya.
Mereka dalam keadaan ihram, berpakaian putih-putih, bagi laki-laki hanya mengenakan dua lembar kain putih tanpa boleh mengenakan pakaian yang berjahit, tidak boleh menggunakan minyak wangi, tidak boleh menggunting kuku dan ada beberapa larangan dari Allah yang harus diperhatikan dengan seksama, selain itu jama’ah haji dengan suara lantang mengucapkan kalimat talbiyah:
Labbaik Allahumma Labaik, Labbaik La Syarika laka Labbaik. Innal hamda, wanni’mata, laka mulk, La syarikalak.
”Aku datang memenuhi panggilan-Mu Ya Allah, Aku penuhi panggilanMu. Tidak ada sekutu bagi-Mu, Aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji dan ni’mat untuk-Mu semata. Segenap kerajaan untuk-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu.”
Dalam pelaksanaan ibadah haji ada perintah dan larangan yang harus diperhatikan oleh setiap jama’ah haji yang ingin hajinya bernilai mabrur di sisi Allah swt. Adanya perintah dan larangan tersebut merupakan bagian dari Tarbiyah Rabbani, yaitu pembinaan yang langsung diberikan dan ditetapkan oleh Penguasa alam semesta, Allah swt.
Waktu pelaksanaan haji yang menentukan Allah, tempat pelaksanaan haji yang menentukan Allah, agenda dan kegiatan acara haji juga Allah yang menentukan, dan yang menentukan hasilnya, apakah jama’ah haji mendapat haji yang mabrur atau ditolak juga Allah.
Dan bagi mereka yang sudah menunaikan ibadah haji atau yang belum menunaikan ibadah haji, maka perintah dan larangan Allah itu harus dijadikan pelajaran yang sangat berharga!
Diantara larangan Allah swt yang harus diperhatikan oleh mereka yang sedang menunaikan ibadah haji, khususnya bagi mereka yang sedang ihram, dan juga bagi mereka yang sudah menunaikan ibadah haji agar dapat diingat kembali, larangan Allah tersebut di dalam Al Qur’an adalah:
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَّعْلُومَاتٌ ۚ فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, Maka tidak boleh rafats, berbuat Fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Baqarah [2] : 197).
Allahu Akbar 3X Walillahilhamd.
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Berbahagia.
Dari ayat di atas, kita mendapat pelajaran bahwa ada tiga larangan bagi mereka yang sedang melaksanakan ibadah haji, yaitu:
Pertama, tidak boleh rafats.
Rafats artinya mengeluarkan perkataan yang menimbulkan berahi yang tidak senonoh atau bersetubuh. Disebut juga cabul atau porno.
Bagi orang yang melaksanakan haji harus memiliki sikap yang tegas terhadap perbuatan rafats, cabul atau porno. Perbuatan rafats, cabul atau porno harus ditolak. Tidak boleh dikerjakan, mendukungnya atau mengizinkannya. Karena perbuatan rafats, cabul atau porno merupakan pintu gerbang dari perzinahan, padahal Allah swt sudah mengingatkan melalui firman-Nya yang mulia agar setiap hamba-Nya menjahui perzinahan.
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
”dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (QS: Al-Isra’ [17] : 32)
Kedua, tidak boleh fasik.
Fasik adalah prilaku orang munafik, tahu akan hukum Islam, tahu aturan Allah, tetapi tidak ada pembelaan untuk tegaknya hukum dan aturan Allah di muka bumi dengan sempurna. Orang munafik akan melaksanakan hukum Allah jika ada keuntungan materi di dalamnya, jika ada uangnya, UUD (Ujung- Ujungnya Duit) ! .
Akan tetapi jika tidak ada keuntungan materi didalamnya walaupun hukum Allah memberikan jaminan bagi terciptanya keamanan, keadilan dan kesejahteraan, mereka tetap akan menolaknya.
Orang munafik tahu yang halal dan haram, bahkan tahu juga yang syubhat (yang samar-samar). Tetapi dalam kehidupannya, aktifitasnya, pekerjaannya, jangankan yang syubhat, yang sudah jelas haram tetap juga dikerjakan atau diambilnya.
Ketiga, berbantah-bantahan.
Orang yang sedang melaksanakan ibadah haji dilarang berbantah-bantah, debat kusir, apalagi berlanjut sampai terjadi perkelahian dan pukul-pukulan.
Orang yang sedang beribadah haji dilatih untuk sabar, berlapang dada dalam mensikapi perbedaan, tidak boleh merasa menang sendiri, yang lain dianggap salah atau sesat. Selama ada rujukan dan dalil dari Al Qur’an dan sunnah Rasulullah saw seharusnya kita dapat menerima perbedaan tersebut.
Orang yang sedang melaksanakan ibadah haji tidak boleh bermental seperti katak dalam tempurung, merasa benar sendiri, merasa hebat. Kearifan dan kebijakan seseorang diuji di tanah suci dalam pelaksanaan ibadah haji yang sedang di kerjakan, begitu juga setelah kembali ke tanah air.
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
”Dan taatlah kepada Allah dan rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal [8] : 46).
Semoga pelajaran dari ibadah haji dapat kita pahami dengan baik, khususnya bagi mereka yang pernah ke tanah suci, hendaknya setiap jama’ah haji mampu menjadi teladan di lingkungannya, baik lingkungan di rumah tangga, lingkungan masyarakat, lingkungan tempat bekerja maupun lingkungan dalam mengelola negara.
Sangat rugi dan hina, apabila seseorang yang telah ke tanah suci, melaksanakan haji, pernah melakukan tawaf, sai, wukuf di Arafah, melontar jumrah di Mina, tahalul, tetapi ketika di tanah air, prilaku buruknya tidak berubah. Yang biasa mabuk masih tetap mabuk, yang biasa berjudi masih tetap berjudi, yang biasa berzina masih tetap berzina, yang biasa menipu umat dan rakyat masih tetap menipu umat dan rakyat, yang biasa korupsi masih tetap saja korupsi bahkan makin canggih cara dan pola korupsinya agar dapat terhindar dari delik hukum, lebih takut kepada KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dibanding takut kepada Allah Yang Maha Melihat dan Maha Mengetahui.
Kepedulian dan keberpihakan kepada umat sudah luntur, tidak ada semangat dan perjuangan untuk membebaskan kota suci Al Quds yang di dalamnya ada masjid Al Aqsha, membiarkan saudaranya di Jalur Gaza di blokade zionis Israel dan antek-anteknya, yang tahun ini memasuki tahun ke lima, tidak tergugah jiwa dan perasaannya untuk membantu saudaranya yang sedang menderita akibat bencana, seperti korban di Wasior, korban gempa dan tsunami di Mentawai, korban letusan gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa tengah.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamd.
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Berbahagia.
Semoga khutbah yang di sampaikan mendapat tempat di hati kita, dan dapat dipahami dengan baik, terakhir marilah kita tundukkan wajah kita, kita tundukkan hati kita, kita bermohon dan meminta hanya kepada Allah yang Maha Mengabulkan setiap permohonan hamba-Nya.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
”Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab [33] : 56)
Ya Allah Yang Maha Kuasa, Pemilik alam semesta, Tuhan yang tidak pernah mengantuk dan tidak pernah Tidur, segala Puja dan Puji untuk Mu, kami hanya memohon dan
meminta hanya kepada-Mu.
Ya Allah, sampaikan salam dan shalawat kami untuk Rasulullah pemimpin kami, Nabi Muhammad saw, beserta keluarganya, sahabatnya dan pengikutnya yang cinta kepada sunnahnya hingga akhir zaman.
Ya Allah ampuni segala dosa dan kesalahan kami, dosa kedua orang tua kami, dosa mertua kami, dosa guru-guru kami, dosa keluarga kami, dosa tetangga kami, dosa orang-orang yang telah berbuat baik kepada kami, kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, yang hidup ataupun yang sudah meninggal dunia.
Ya Allah, Engkau Maha mengetahui bahwa negeri kami banyak ditimpa bencana, lindungi kami, keluarga kami dari berbagai macam bencana, dari syaitan yang terkutuk, pandangan mata yang jahat dan binatang melata yang membunuh.
Ya Allah, jadikanlah berbagai macam bencana yang menimpa negeri ini sebagai peringatan untuk menyadarkan kekhilafan kami, menyadarkan pemimpin dan pejabat di negeri ini atas kelalaian menjalankan amanah dan ajaran-Mu.
Ya Allah, jadikanlah berbagai bencana yang melanda negeri ini sebagai kafarat/penghapus atas segala dosa dan kesalahan yang telah kami perbuat, dan jadikanlah mereka yang mati karena terbakar, tertimpa reruntuhan, tertimbun, atau hanyut di bawa
air bah sebagai hamba-Mu yang mati syahid.
Ya Allah, tolonglah saudara-saudara kami di Jalur Gaza, Palestina dan bantulah mereka dalam berjuang, berilah kekuatan dan kesabaran kepadanya dalam membebaskan masjid Al Aqsha.
Ya Allah, tolonglah saudara-saudara kami, kaum muslimin di Irak, Afghanistan, Kashmir, Somalia, Cechnya, Moro, Patani, dan di tempat lainnya dimana nama-Mu dikumandangkan.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ
Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selamakami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُمْ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَشْكُوْرً وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرًا
Ya Allah, jadikanlah haji mereka haji yang mabrur, sa’i yang disyukuri, dosa yang diampuni, perniagaan yang tidak merugi
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.
Walhamdulillahirabbil ‘alamin.