Kehilangan Kendali Diri
Ciri pertama yang disebut budak adalah dia tidak memiliki kontrol dan kendali atas dirinya sendiri. Ada majikan yang mengendalikannya. Dengan belenggu yang cukup kuat, budak itu ditakdirkan tidak bisa melawan majikan. Berbagai jenis belenggu saat ini adalah berupa Hutang Budi, Cuci Otak, Kebebasan Mengumbar Nafsu Syahwat dan sebagainya.
Hutang Budi adalah berbagai macam fasilitas dan penghargaan yang diterima oleh orang-orang yang terpilih dan dipastikan bisa menjadi loyalis majikan. Para majikan mempunyai data base jejak rekam para calon-calon budak yang mempermudah seleksi, siapa saja yang nantinya akan bisa menjadi pendukung sekaligus loyal terhadap majikannya.
Hidup dizaman matrialisme seperti sekarang ini tidak ada yang gratis, semua serba ada harganya. Walaupun disebut bantuan itu hanya politik pencitraan. Apalagi waktu kampanye, omong kosong banget kalau ada bantuan murni tidak mengharap imbal balik.
Hebatnya lagi orang-orang yang bermental budak tidak memandang status dan pendidikan. Bisa saja orang yang punya kedudukan tinggi dan pendidikan tinggi dijadikan budak. Para majikan sudah memiliki tools yang sangat canggih untuk menilai siapa saja orang yang punya bakat dijadikan budaknya. Jika hasil penilaian seseorang punya potensi bisa dijadikan budak/boneka, maka bantuan siap digelontorkan berapapun yang diperlukan. Jika ia berpotensi jadi pejabat politis, maka bantuan kampanye akan segera digulirkan unlimited untuk memenangkan calon bonekanya. Sudah tentu dengan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh si budak boneka itu setelah memagang jabatan.