1. Sebab-Sebab Hidayah
Seperti yang sudah dijelaskan pada pembahasan Tipologi Manusia bahwa manusia dalam Fase Setelah Lahir, khususnya setelah dewasa, dibiarkan Allah untuk memilih Hidayah atau Dholalah. Hal itu disebabkan karena mereka sudah diciptakan Allah dengan amat sangat sempurna, diberikan fasilitas fisik yang super canggih, dibekali dengan empat alat super canggih yakni, pendengaran, penglihatan, hati dan akal, diturunkan kepada mereka Kitab Petunjuk Hidup (Al-Qur’an) beserta juklaknya (Sunnah Rasul) serta berbagai ayat atau tanda Kebesaran dan Keagungan Allah yang diperlihatkan-Nya dalam jagad raya dan dalam diri manusia. Sebab itu, sepanjang sejarah manusia di dunia ini akan selalu ada yang beriman atau mendapatkan Hidayah Allah dan ada yang tidak beriman atau tidak mendapatkan Hidayah Alla atau memilih Dholalah, sebagaimana firman-Nya:
فَرِيقًا هَدَى وَفَرِيقًا حَقَّ عَلَيْهِمُ الضَّلالَةُ إِنَّهُمُ اتَّخَذُوا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُونَ (30)
“Sebahagian diberi-Nya petunjuk dan sebahagian lagi pantas mendapatkan kesesatan bagi mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan setan-setan pelindung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk” (Q.S. Al-A’raf )7( : 30).
Inilah bukti Maha Adilnya Tuhan Pencipta, Dia tidak memberikan begitu saja Hidayah kepada manusia melainkan bagi mereka yang pantas memperolehnya. Kepantasan tersebut berupa keinginan (kemauan) yang datang dari dalam diri mereka sendiri. Atau dengan kata lain, kecerdasan Spiritual, Emotional dan Intellectual yang diberikan Tuhan Pencipta kepada mereka, mereka gunakan untuk menguak pintu Hidayah tersebut, melalui proses dan metode pemberdayannya (SEI Empowerment) sesuai sistem dan mekanisme ilahiyah.
Sesungguhnya, banyak faktor yang menjadi sebab memperoleh Hidayah itu. Di antaranya :
1. Adanya iman (keyakinan), seperti yang Allah jelaskan dalam dalam firman-Nya :
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ يَهْدِيهِمْ رَبُّهُمْ بِإِيمَانِهِمْ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الأَنْهَارُ فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ (9)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya, di bawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam Syurga yang penuh kenikmatan”(Q.S. Yunus (10) :9)
2. Menggunakan akal untuk mengkaji dan memikirkan ciptaan Allah dalam jagad raya seperti yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim Alaihissalam. Masalah ini dijelaskan Allah dalam firman-Nya :
فَلَمَّا رَأَى الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي لأَكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ (77)
"Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat". (Q.S. Al-An’am (6) : 77)
3. Membaca, mendengarkan dan memahami Al-qur’an . Hal tersebut dijelaskan Allah dalam firman-Nya :
وَأَنْ أَتْلُوَ الْقُرْآنَ فَمَنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَقُلْ إِنَّمَا أَنَا مِنَ الْمُنْذِرِينَ (92)
Dan supaya aku membacakan Al Qur’an (kepada manusia). Maka barang siapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya, dan barang siapa yang sesat maka katakanlah: "Sesungguhnya aku (ini) tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan". (Q.S. An-Naml / 27 : 92)
اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ (23)
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorang pun pemberi petunjuk baginya” (Q.S. Az-Zumar / 39 : 23)
4. Berdoa atau memohon kepada Tuhan Pencipta untuk mendapatkan Hidayah-Nya, seperti yang Allah jelaskan dalam firman-Nya :
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ (7)
“Tunjukilah kami kepada jalan yang lurus (6) (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”
(Q.S. Al-Fatihah (1) : 6 – 7)
5. Menikuti Al-Qur’an dan mencari apa yang diridhai Tuhan Pencipta, seperti yang dijelaskan dalam firman-Nya :
يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (16)
“Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus” (Q.S. Al-Maidah (5) : 16)
6. Beriman Kepada Allah, Rasul-Nya dan mengikuti jalan hidup Rasul-Nya, seperti yang dijelaskan Allah dalm firman-Nya :
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (158)
“Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk". (Q.S. Al-A’raf (7) : 158)
7. Mau menerima kebenaran Al-Qur’an dan peringatan yang disampaikan Rasul Saw. seperti yang dijelaskan Allah dalam firman-Nya :
تَنْزِيلُ الْكِتَابِ لا رَيْبَ فِيهِ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2) أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ بَلْ هُوَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أَتَاهُمْ مِنْ نَذِيرٍ مِنْ قَبْلِكَ لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ (3)
Turunnya Al Qur’an yang tidak ada keraguan padanya, (adalah) dari Tuhan semesta alam (2) Tetapi mengapa mereka (orang kafir) mengatakan: "Dia Muhammad mengada-adakannya". Sebenarnya Al Qur’an itu adalah kebenaran (yang datang) dari Tuhanmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu; mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk. (3) (Q.S. Assajdah (32) : 2 -3)
8. Memakmurkan Masjid didasari Iman pada Allah dan hari Akhirat.
9. Menegakkan shalat
10. Menunaikan zakat dan
11. Tidak takut kecuali hanya kepada Allah, seperti yang dijelaskan Allah dalam firman-Nya :
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ (18)
Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. Attaubah (9) : 18)