2. Fase Kematian
Setelah kita menerima voucher bertuliskan“Sakratulmaut” yang dibawa langsung oleh petugas khusus dari kalangan malaikat bernama ‘Izrail, (Malakul Maut) berarti kita sedang berada pada batas terakhir dari perjalanan kita di dunia dan di batas awal memasuki penginapan baru yang bernama Barzakh. Seperti yang sudah dijelaskan, untuk memasuki penginapan yang baru tersebut terlbih dulu kita harus membuka pintu masuknya. Nah, pintu masuknya itu bernama “Kematian”. Ya, Kematian… Itulah fase yang harus kita lewati setelah melewati fase Sakratulmaut. Dengan kematian itu kita berhak mendapatkan tempat di Alam Barzakh.
Kematian adalah sesuatu yang ditakuti banyak orang. Kendati pada kenyataanya, tidak ada seorangpun yang dapat menghindari atau lari dari kematian itu. Siapapun dia, Presidenkah, Rajakah dia, Konglomerat kah dia, Jendral berbintang lima kah dia, di mana dan kapanpun mereka berada. Mereka pasti mati. Selama mereka memiliki nyawa, pasti akan mengalami kematian. Hal ini telah menjadi ketentuan dan kehendak Tuhan Pencipta sebagaimana di jelaskan-Nya dalam surat Ali Imaran (3), ayat 185 dan Srat An-Nisa’ (4) ayat 78 berikut ini :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ…..(185)
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati…” (Q.S. Ali Imran (3) : 185)
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ (78) (سورة النساء)
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh…. (Q.S. An-Nisa’ (4) : 78)
Kematian sudah ditentukan bagi setiap yang bernyawa. Kematian tidak perlu dicari, karena ia yang mencari setiap yang bernyawa. Kematian tidak bisa diwakilkan, dipindahkan atau take over oleh yang tidak berhak, karena petugas kematian, yakni Malakul Maut yang diberikan tugas khusus mengurusianya belum pernah menerima sogokan dan tidak akan pernah. Karena semua Malaikat melakukan semua apa yang diperintahkan Allah kepada mereka, tanpa sedikitpun disimpangkan apalagi dimanipulasi, seperti yang Allah jelaskan :
قُلْ يَتَوَفَّاكُمْ مَلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ (11)
“Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.” (Q.S.As-Sajdah (32) :11)
Demikian juga, bahwa kematian akan datang pada saatnya atau ketika ajal (batas)nya habis. Kematian tidak bisa diundurkan kendati barang sedetik. Tidak sedikit orang yang mencoba untuk mengundurkan kematian, tapi usahanya gagal dan sia sia belaka. Karena kematian adalah pintu masuk tempat tinggal sementara ketiga kita, yakni Alam Barzakh. Maka, kitapun harus memasukinya, karena jatah menginap di penginapan di dunia sudah habis serta tempat kita di dunia sudah dibooking Malaikat untuk penghuni lain selain kita. Allah telah mengingatkan kita tentang hal ini dan apa yang harus kita lakukan sebelum kematian (maut) itu menjemput kita, seperti tercantum dalam firman-Nya berikut ini :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ (9) وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ (10) وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (11)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.(9) Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhan Penciptaku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh?" (10) Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (11)” (Q.S. Al-Munfiqun (63) : 9 – 11)
Pembacya yang terhormat, Voucher “Sakratulmaut” sudah diberikan dan pintu Alam Barzakh yang bernama Kematian suda dibukakan. Artinya, Sakratulmaut adalah sautu kenyataan yang harus kita lewati. Keberadaannya adalah sebuah kebenaran. Maka yang menjadi perhatian kita sesungguhnya bukanlah Kematian itu. Karena Kematian itu adalah kehendak Tuhan Pencipta dan Pemilik jagad raya ini. Tidak ada pilihan lain bagi kita dan mustahil kita menghindarinya. Suka atau tidak suka, kita pasti melewatinya pada waktu yang sudah ditetapkan-Nya. Di samping itu, Kematian adalah yang mengakhiri dan menutup semua pintu kenikmatan, ikhtiyar, pilihan, aktivitas dan bahkan berdoapun kita sudah tidak diperkenankan. Kita hanya akan menikmati hasil karya, ikhtiyar, pilihan dan doa yang telah kita lakukan semasa kita tinggal di dunia, tempat penginapan kita yang kedua. Itupun dihitung setelah kita dewasa dan murni atas pilihan kita sendiri, bukan karena intimidasi, lupa atau ketiduran. Subhanallah!!! Alangkah besarnya karunia dan kasih sayang Allah pada kita semasa kita di dunia. Dan karunia yang sudah disiapkan-Nya untuk kita di Alam Barzakh dan Akhirat sungguh jauh lebih besar dan lebih baik lagi.
Nah, sebelum Anda dijemput Kematian (Maut) yang waktunya Allah rahasiakan… Ia bisa datang saat ini, satu detik setelah ini, satu menit setelah ini, satu jam setelah ini, satu hari setelah ini, satu pekan setelah ini, satu bulan setelah ini, atau satu tahun setelah ini dan seterusnya….Sebelum Kematian menjemput Anda, cobalah gunakan kecerdasan Spiritual, Emotinal dan Intellectual yang Allah berikan kepada Anda untuk menangkap rahasia di balik Kematian itu. Lalu, tanya diri Anda dengan jujur seputar pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Siapa yang menghadirkan saya ke dunia ini?
2. Apakah saya sudah mengenal Tuhan Pencipta saya dengan baik?
3. Apakah saya sudah mengenal Kitab Petunjuk Hidup yang diturunkan-Nya untuk saya?
4. Apakah saya sudah mengenal seorang manusia bernama Muhammad Bin Abdullah yang diutus-Nya untuk menjelaskan isi Kitab Petunjuk Hidup tersebut?
5. Apakah saya akan hidup di dunia ini selama-lamanya?
6. Tidak cukupkah kematian manusia yang saya lihat setiap hari di atas muka bumi ini dengan berbagai sebab, seperti gempa bumi, tsunami, angin topan, banjir bandang, perang, sakit jantung, darah tinggi dan bahkan ada yang tidak sakit sama sekali, menjadi pelajaran berharga bagi diri saya dan saya juga pasti akan mengalaminya? Masalahnya hanya tinggal waktu?
7. Bagaimana pandangan saya terhadap kehidupan dunia ini?
8. Bekal apa yang sudah saya siapkan untuk menghadapi kehidupan setelah kematian?
9. Apakah saya sudah mengevaluasi hidup saya melalui 50 pertanyaan yang terdapat pada poin Evaluasi Fase Setelah Lahir Ke Dunia dalam buku ini?
10. Sudahkah saya memiliki 10 Katrakter Mulia (10 Noble Characters) seperti yang dijelaskan pada Bagian II dari buku ini?
Tiga Kunci Utama Keberhasilan Misi Ibadah dan Visi Khilafah
Sebelum meneruskan perjalanan wisata kita menuju dan memasuki penginapan kita yang ketiga, yakni Alam Barzakh, di mana di sana kita akan mulai menikmati hasil pilihan, ikhtiyar, karya dan doa kita semasa kita berada dalam kehidupan dunia dan di atas bumi, mari kita ingat bahwa Misi Ibadah dan Visi Khilafah yang diamanahkan Tuhan Pencipta kepada kita semasa hidup di dunia, sangat memerlukan perhatian penuh dan konsentrasi tinggi untuk berhasil melaksanakannya.
Untuk itu, ada tiga kunci utama yang menjadi faktor keberhasilan Misi Ibadah dan Visi Khilafah semasa kita hidup di dunia :
1. Keimanan /Keyakinan Pada Allah Yang Mendalam, mencakup :
Iman kepada Allah sebagai Tuhan Pencipta, Tuhan yang pantas disembah, ditaati, diakagumi, diagungkan dan Tuhan yang memiliki 99 nama dan sifat-sifat mulia.
Iman kepada 10 Malaikat Allah yang bertugas menjalankan berbagai sistem dan perintah Allah, di antaranya Jibril bertugas menurunkan wahyu dan Izrail bertugas mencabut nyawa manusia.
Iman kepada 4 Kitab Petunjuk Hidup yang Allah turunkan, yakni Taurat untuk Nabi Musa dan umatnya, Zabur untuk Nabi Daud dan umatnya, Injil untuk Nabi Isa dan umatnya, terakhir Al-Qur’an untuk Nabi Muhammad dan seluruh umat manusia sampai akhir zaman.
Iman kepada 25 Nabi dan Rasul dimulai dari Nabi Adam dan ditutup dengan Nabi Muhammad Saw.
Iman kepada Akhirat yang akan menjadi negeri terakhir semua manusia yang hanya terdiri dari Syurga dan Neraka.
Iman kepada Qadar (Ketentuan) baik dan Qadar bruk dari Tuhan Pencipta
2. Amal Shaleh Yang Berdasarkan Ilmu, mencakup :
2.1. Ibadah yang bersifat individu (fardhu ‘ain) sebagaimana yang
terhimpun dalam Rukun Islam yang lima.
2.2. Ibadah yang bersifat sosial, ekonomi dan kemasyarakatan (fardhu kifayah), seperti :
i. Menyelesaikan masalah penyakit amoral masyarakat di antaranya dengan mewujudakan media massa yang bersih, berkualitas dan bertanggung jawab sampai ke Akhirat.
ii. Menyelesaikan masalah kemiskinan dengan meningkatkan profesionalitas dan efisiensi lembaga-lembaga pemerintahan termasuk BUMN, pemberdayaan ekonomi rakyat sehingga terjadi pemerataan dan peningkatan daya beli dan daya saing, sinergi dan partnership antara pemerintah dengan swasta dalam mengembangkan dan membangun ekonomi yang berkeadilan.
iii. Mengatasi kebodohan, terutama kebodohan terhadap Tuhan Pencipta, terhadap potensi sumber kehidupan yang ada di bumi dan langit, kebbodohan terhadap Kitab Petunjuk Hidup dan Rasul-Nya, dengan merumuskan konsep pendidikan yang berkualitas, mencetak tenaga pendidik dan manajemen pendidikan yang profesional dengan dukungan pendanaan yang maksimal dari segenap masyarakat.
2.3. Ibadah yang terkait dengan persoalan politik, seperti ketidakadilan dan diskriminasi ekonomi, sosial dan politik dengan membenahi undang-undang dan aturan pemerintahan yang tidak benar dan tidak memiliki nilai kebenaran dan spirit keadilan, mengikis praktek kezaliman, baik terhadap individu, kelompok atau terhadap penganut agama apapun.
2.4. Ibadah yang terkait dengan kepemimpinan, pertahanan dan keamanan negara yang mencakup :
i. Urusan dalam negeri, di antaranya :
i.i. Mewujudkan pemimpin-pemimipin dan para penyelengrara negara dan pemerintahan (legislatif dan eksekutif) yang berkualitas tinggi yang memiliki 10 Karakter Mulia.
i.ii. Mewujudkan para penegak hukum (kepolisian, kejaksaan dan kehakiman) yang profesional dan bersih yang memiliki 10 Karakter Mulia.
ii.Urusan pertahahan dan luar negeri :
ii.i. Mewujudkan ‘askariyyah’ (militer) yang tangguh dan kuat spritual (Iman), mental, akhlak, fisik serta menguasai persenjataan moderen, tanpa harus terikat dan tunduk pada ketentuan negara manapun.
ii.ii. Membangun dan mengembangkan industri militer strategis termasuk industri senjata nuklir, bekerjasama dengan negara-negara netral seperti Cina dan Korea.
ii.iii. Proaktif dan berani terlibat langsung menciptakan perdamaian dunia, khsusnya terkait dengan agresi Yahudi terhadap Palestina dan Amerika terhadap Afghanistan, Irak dan sebagainya.
3. Kemampuan Berkomunikasi Yang Efektif, dengan syarat :
Komunikasi bertujuan mencari dan menegakkan kebenaran.
Komunikasi dibangun dengan dua arah, seperti antara presiden dengan rakyat, para pemimpin dengan bawahan atau anggota, antara istri dengan suami, antara orang tua dengan anak, antara guru dengan murid, antara komandan dengan prajurit, antara direksi dengan karyawan dan antara pemimpin umat dengan anggota jama’ahnya. Komunikasi dua arah ini penting agar terbangun kesetaraan di antara manusia dan supaya terhindar dari parktek diktatorship dan militeristik yang bertentangan dengan Misi Ibadah dan Visi Khilafah itu sendiri.
Komunikasi harus dijalankan dengan kontinu dan tidak boleh berhenti. Untuk itu diperlukan sifat kesabaran yang luar biasa dan sarana komunikasi yang efektif seperti media massa, debat terbuka, konsultasi, forum dari hati ke hati, dan seterusnya.
Tiga hal tersebut di atas merupakan kunci utama kesuksesan Anda menjalankan Misi Ibdah dan Visi Khilafah di atas bumi. Kebetrhaslilan itulah bekal terbaik Anda dalam meneruskan wisata abadi pada fase Alam Barzakh dan dua periode berikutnya, Periode Kehidupan Kedua dan Periode Kembali Kepada Tuhan Pencipta. Jika Anda berhasil meraih bekal tersebut, insya Allah Anda akan aman sepanjang dalam perjalanan yang amat panjang itu. Bahkan Anda sudah mulai menikmati hasilnya sejak fase pertama dari Kematian Kedua, yakni Fase Sakratulaut. Jika Anda gagal meraih bekal tersebut, dipastikan Anda akan gagal pula dalam menelusuri perjalanan berikutnya. Azab Allah sudah siap menyambut kedatangan orang-orang yang gagal, sejak fase Sakratulmaut dan seterusnya. Semoga Allah melindungi kita dari kegagalan tersebut. Inilah inti sari dari firman Allah yang tercantum dalam surat Al-‘Ashr berikut ini :
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
Demi masa (1) Sesungguhnya manusia itu pasti dalam kerugian (2) Kkecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran (3)