Manajemen Informasi:
2. FASE DALAM RAHIM.
Setelah sperma Allah ciptakan dari saripati tanah dan air, kemudian satu dari 300 juta sperma berhasil membuahi ovum di Tuba Fallopi. Hasil pembuahan itu berubah menjadi zigot. Zigot adalah makhluk yang ber sel satu. Kemudian sel itu berkembang dengan membelah diri sehingga menjadi ganda menjadi dua, empat, delapan sampai tiga puluh enam. Lalu apa yang terjadi? Dengan sistem yang dahsyat dan unik, makhluk tersebut bergerak dari Tuba Fallopi menuju rahim. Dalam 24 jam harus sudah sampai ke dalam rahim. Kalau tidak, makhluk itu akan mati alias tidak berkembang menjadi manusia. Nah, Berarti, Perjalanan Wisata kita sekarang sudah berada pada Periode Dalam Rahim ibu kita.
Mari kita nikmati wisata ini… Sekarang kita berada dalam rahim ibu kita setelah sekian lama bergulat dengan kehidupan bahan baku, sperma, ovum dan pembuahan yang begitu melelahkan. Kemudian kita berhasil menjadi zigot dan dengan sistem yang sangat unik dan teliti, kita bisa sampai ke dalam rahim ibu kita dengan selamat. Untuk sampai menjadi manusia sempurna seperti kita sekarang, kita harus tinggal dalm perut ibu kita sekitar sembilan bulan lamanya. Kita berkembang dan tumbuh dari satu tahap ke tahap berikutnya. Dari zigot yang menempel ke dinding rahim ibu kita (‘Alaqoh), kemudian berkembang seperti sepotong daging yang digigit (Mudh-ghoh), kemudian menjadi tulang belulang, kemudian tulang-belulang itu dibungkus dengan daging, kemudian perlahan-lahan kita menjadi manusia sempurna yang siap diluncurkan ke fase berikutnya, yakni lahir ke dunia.
Berbagai pertanyaan pun mulai menggelayuti pikiran kita. Misalnya : Kenapa sistem pembuahan begitu rumit? Kenapa zigot memerlukan empat hari perjalanan wisatanya baru mencapai rahim? Kenapa zigot yang berkembang menjadi embryo harus menempel di dinding rahim? Kenapa pertumbuhan kita kemudian seperti daging yang digigit? Kenapa tulang belulang dulu yang terjadi sebelum daging? Bagaimana proses terbentuknya tubuh kita dengan sempurna? Bagaimana pula proses terbentuknya tangan, kaki dan jari-jari kita? Bagaimana proses terciptanya otak kita yang jaringan syarafnya milyaran jumlahnya? Seperti apa pula terbentuknya jaringan pembuluh darah kita yang panjangnya sekitar 40.000 km itu? Mata, telinga, lidah, tenggorokan, paru-paru, jantung, kulit dan anggota tubuh kita yang lain? Kenapa suplai gizi, oksigen, anti virus dan semua kebutuhan kita selama berada dalam perut ibu harus melalui plasenta? Plasenta yang begitu mahal bagi kehidupan wisata kita ketika melewati fase dalam rahim, kenapa tidak berfungsi lagi dan dibuang begitu saja setelah kita lahir? Bagaimana proses peniupan ruh dalam perut ibu kita sehingga kita hidup? Bagaimana sistem pernafasan kita dalam perut ibu kita? Kenapa desain tubuh kita begitu indah dan sempurna? Bagaimana bisa sempurna hanya dalam sembilan bulan saja? Bagaimana bisa berat badan kita ketika siap lahir dan meluncur ke atas bumi ini menjadi milyaran kali berat ovum yang keluar dari dalam indung telur ibu kita yang tidak lebih dari sebesar debu?
Sungguh perjalanan wisata yang sangat menegangkan, jika saja kita sudah punya akal dan perasaan ketika kita berada dalam perut ibu kita. Lima fase pertumbuhan kita, yaitu ‘Alaqoh (menempel di dinding rahim), Mudh-Ghoh (seperti daging yang digigit), Izhom (tulang belulang), Kisaul ‘Izhom Lahma (dibungkus dengan daging), dan Kholqon Akhor (makhluk lain atau sempurna).
Sungguh merupakan suatu kebahagiaan besar bagi kita yang hidup di akhir zaman ini bahwa ilmu pengetahuan moderen berhasil memvisualkan dengan nyata kepada kita lima fase perkembangan hidup kita semasa dalam rahim ibu kita. Mari tatap diri kita fase demi fase selama dalam kandungan ibu kita seperti yang tertera pada lima gambar berikut ini. Lalu tanya diri kita dengan tiga pertanyaan berikut : Siapa saya? Dari apa saya diciptakan? Dan, siapa Pencipta saya?
Bagaimana dengan tiga pertanyaan di atas? Pasti Anda sudah menemukan jawabanya. Yang pasti, Anda akan berdecak kagum atas sistem dan proses penciptaan diri Anda. Sungguh sangat ajaib, tapi nyata. Jika yang terucap adalah : Maha suci Engkau yaa Allah yang telah menciptakan aku dengan bentuk yang sangat sempurna, tak ada celah sedikitpun untuk mengkritisinya, apalagi membantahnya. Jika demikian ucapan yang terlontar dalam hati, pikiran atau lidah Anda, berarti Anda sudah menjawab tiga pertanyaan tersebut dengan baik dan tepat. Jika belum, tanyakan sekali lagi pada diri Anda tiga pertanyaan di atas, lalu tatap lagi ke lima gambar di atas dengan pikiran yang tenang, perasaan yang dalam dan hati yang khusuk dan tawadhu’ (merendah), serta renungkan firman Allah berikut ini :
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإِنْسَانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِينٍ (12) ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ (13) ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ (14)
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan (asal) manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. (12) Kemudian Kami jadikan ia (dari tanah itu) satu sperma (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh. (13) Kemudian Kami jadikan Sperma itu ‘Alaqoh (yang menempel pada dinding rahim). Kemudian Kami jadikan ‘Alaqoh itu Mudh-ghoh (Seperti daging yang digigit), dan Mudh-ghoh itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang lain (sempurna). Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik (14).
(Q.S. Al-Mu’minun / 23 : 12 – 14)
Tentang penciptaan manusia ini, Allah mengajak manusia untuk memikirkannya sambil berdialog ilmiyah dengan cerdas dan jujur sebagaimana firman-Nya :
نَحْنُ خَلَقْنَاكُمْ فَلَوْلا تُصَدِّقُونَ (57) أَفَرَأَيْتُمْ مَا تُمْنُونَ (58) أَأَنْتُمْ تَخْلُقُونَهُ أَمْ نَحْنُ الْخَالِقُونَ (59) نَحْنُ قَدَّرْنَا بَيْنَكُمُ الْمَوْتَ وَمَا نَحْنُ بِمَسْبُوقِينَ (60) عَلَى أَنْ نُبَدِّلَ أَمْثَالَكُمْ وَنُنْشِئَكُمْ فِي مَا لا تَعْلَمُونَ (61) وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ النَّشْأَةَ الأُولَى فَلَوْلا تَذَكَّرُونَ (62)
Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan (hari berbangkit)? (57) Maka terangkanlah kepadaku tentang sperma yang kamu pancarkan (58) Kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya? (59) Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-kali, tidak dapat dikalahkan,(60) untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (di dunia) dan menciptakan kamu kelak (di Akhirat) dalam keadaan yang tidak kamu ketahui (61) Dan sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan yang pertama (di dunia), maka mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran? (62)
(Q.S. Al-Waqi’ah (56) : 57 – 62)
Setelah mengajak manusia berdialog ilmiyah dengan cerdas dan jujur, terkait penciptaan mereka, kemudian Allah menjelaskan bahwa yang mampu berbuat demikian adalah Dzat yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, yang Maha Perkasa, tetapi juga Maha Penyayang dengan segala Kebesaran dan Kekuasaan-Nya, sebagaimana yang dijelaskan dalam firman-Nya :
ذَلِكَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ (6) الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ (7) ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ (8) ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأَبْصَارَ وَالأَفْئِدَةَ قَلِيلا مَا تَشْكُرُونَ (9) (سورة السجدة)
Yang demikian itu ialah Tuhan Yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, (6)Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan dengan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. (7) Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani).(8) Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya ruh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (9) (Q.S. As-sajdah (32) : 6 – 9)
Kemudian, sekali lagi Allah mengetuk pinti hati dan akal fikiran kita untuk membukanya lebar-lebar supaya memahami dan mneyadari betul realitas penciptaan manusia ini agar tidak mudah lupa begitu saja pada Tuhan Pencipta setelah Dia beri mereka kesempatan menghirup udara segar di dunia dengan konsep berpasang-pasangan. Allah menjelaskan dalam firman-Nya:
أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِنْ مَنِيٍّ يُمْنَى (37) ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّى (38) فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالأُْنْثَى (39)
Bukankah dia dahulu dari satu sperma yang ditumpahkan (ke dalam rahim), (37) Kemudian Sperma itu menjadi ‘Alaqoh (segumpal darah yang menempel di dinding rahim), lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya, (38) Lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki laki dan perempuan (39).
(Q.S. Al-Qiyamah ( 75) : 37 – 39)