Tiga Tema Penting
Sebelum kita meneruskan perjalanan wisata kita menuju Periode Kematian Kedua, ada tiga tema penting terkait dengan Fase Setelah Lahir atau fase kehidupan di dunia yang perlu kita bahas.
1. Tipologi Manusia. 2. Evaluasi Fase Setelah Lahir, dan 3. Hidayah (Petunjuk) dan Dholalah (Kesesatan)
2. Evaluasi Fase Setelah Lahir Sampai Manula
Mengevalusai akitivitas yang kita jalankan selama dalam Fase Setelah Lahir (fase kehidupan di dunia) merupakan salah satu cara yang terbaik untuk membuka pintu kecerdasan Spritual, Emotional dan Intellectual. Katena berbagai aktivitas tersebut merupakan refleksi dari karakter dan kepribadian aktornya. Sesungguhnya pembentukan karakter bermula dari pemilihan lahan tempat menyemai bibit (sperma) manusia. Manusia juga ibarat sebatang pohon. Kendati pohon itu berasal dari bibit unggul, namun jika lahan tempat penyemaian dan tumbuhnya adalah tandus dan kering kerontang, maka pohon tersebut juga tidak akan tumbuh dan berkembang dengan baik, dan kemungkinan juga bisa mati sebelum besar dan berbuah. Namun demikian, jika pohon yang tumbuh di atas lahan tandus tersebut mendapatkan perawatan yang baik dan suplay pupuk yang cukup, maka kemungkinan besar pohon tersebut juga bisa berkembang dengan subur dan menghasilkan buah yang banyak. Demikian juga manusia. Mereka berasal dari bibit super unggul. Jika tumbuh dan berkembang dari orang tua yang shaleh, maka mereka akan tumbuh dan berkembang dengan shaleh pula. Namun demikian, kendati tumbuh dari kedua orang tua yang kurang atau belum shaleh, misalnya, maka masih terbuka peluang untuk menjadi shaleh selama pertumbuhan dan perkembangannya memperoleh perawatan yang shaleh berupa perawatan dan pemberdayaan Spiritual, Emotional dan Intellectual secara benar, konprehensif dan terintegrasi seperti yang dijelaskan pada pembahasan metode SEI Empowerment, dalam Bagian I dan Sepuluh Karakter Mulia yang dilahirkannya seperti yang dijelaskan dalam Bagian II dari buku ini.
Sesungguhnya Allah ciptakan manusi dari bibit super unggul. Bermula dari saripati tanah yang mengandung 92 unsur kimiawi yang sempurna , kemudian diproses menjadi air mani. Setiap air mani yang ditumpahkan ke dalam rahim ibu mengandung sekitar 300 juta sel sperma. Dari 300 juta sel sperma itu, hanya sekitar 1.000 saja yang mencapai sel telur (ovum). Dari 1.000 sel sperma tersebut hanya satu yang Allah pilih untuk berhasil membuahi ovum (telur) ibu. Ini dalah bukti kongkrit bahwa Allah benar-benar concern terhadap bibi tsuper unggul manusia. Namun demikian, jika lahan penyemaian dan tempat tumbuh dan berkembangnya bibit yang super unggul itu, yakni kedua orang tua, kurang subur, atau bahkan tandus, maka lahan tersebut bisa menyebabkan kekerdilan atau kematian karakter dasar positif (Fitrah) yang dimiliki manusia. Yang kami maksudkan dengan kesuburan kedua orang tua di sini ialah kesuburan Spritual, Emotional dan Intellectual mereka yang terefleksi dalam keshalehan prilaku, kebiasan dan kultur yang mereka kembangkan dalam kehidupan di rumah, di tempat kerja, tempat usaha, di jalanan, di masyarakat dan seterusnya.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka evaluasi terhadap apa yang telah kita lewatkan dan apa yang telah kita kerjakan selama kita melewati Fase Kehidupan Dunia ini, baik sebagai orang tua yang telah Allah pilih menjadi tempat penitipan amanah kesinambungan generasi manusia ataupun sebagai diri sendiri, merupakan hal urgent. Manusia ini pada dasarnya hanya menempati dua posisi dan kedudukan; sebagai orang tua tempat penitipan amanah untuk menjaga eksistensi generasi berikutnya dan atau sebagai diri sendiri. Kedua posisi dan kedudukan tersebut sama-sama memiliki hak, kewajiban dan tanggung jawab yang telah ditetapkan Tuhan Pencipta. Kewajiban dan tanggung jawab sebagai penerima amanah dalam melanjutkan generasi manusia bermula ketika memilih lahan penanaman benih sperma yang akan ditumpahkan (memilih calon istri/suami) berlanjut sampai memperoleh keturunan hingga mereka dewasa. Sedangkan kewajiban dan tanggung jawab sebagai diri sendiri mulai dihitung Tuhan Pencipta setelah memasuki usia ‘akil baligh (remaja yang dewasa) sampai jatah tinggal di dunia ini berakhir.
Untuk mengetahui pelaksanaan hak, kewajiban dan tanggung jawab tersebut sudah maksimal atau belum, maka evaluasi tersebut sangatlah diperlukan. Dalam evaluasi tersebut kita fokuskan pada dua posisi dan kedudukan seperti yang disebutkan di atas. Agar evalusai semasa kita melewati fase kehidupan di dunia dilakukan dengan serius, mendasar, jujur, ikhlas, fokus, dan memiliki efek jangka panjang, mari kita renungkan terlebih dahulu firman Allah, Tuhan Pencipta berikut ini :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (6)
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (Q.S. Attahrim (66) : 6)
Sebab itu, mari kita mulai membuka pintu kecerdasan Spritual, Emotional dan Intellectual kita melalui 50 pertanyaan berikut :
A. Ketika Masih Bayi (0 – 1 tahun)
1. Sudahkan Anda azankan dan qomatkan anak-anak Anda ketika lahir?
2. Sudahkan Anda tahnik (memberi makan kurma) beberapa saat setelah mereka lahir?
3. Sudahkah Anda beri anak-anak Anda nama yang baik dan dicukur rambutnya pada hari ke 7 dari kelahiran?
4. Sudahkan Anda ‘Aqiqahkan (dipotong dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan) anak-anak Anda ketika berumur tujuh (7) hari?
5. Apakah Anda hanya memberikan air susu ibu kepada anak-anak Anda selama enam bulan pertma?
6. Apakah Anda mensuplai makanan, minuman dan pakaian kepada anak-anak Anda dari yang halal dan baik (halalan thoyiban) saja?
7. Apakah Anda selalu memperdengarkan kepada anak-anak Anda perkataan yang baik-baik khususnya Kalamullah atau sumpah serapah?
B. Ketika Balita (1 – 5 tahun)
8. Apakah Anda tetap memberikan air susu ibu kepada anak-anak Anda sampai usia dua tahun?
9. Apakah Anda mensuplai makanan, minuman dan pakaian kepada anak-anak Anda dari yang halal dan baik (halalan thoyiban) saja?
10. Apakah Anda mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak-anak Anda secara utuh dan maksimal?
11. Apakah Anda memberikan keteladanan yang baik kepada anak-anak Anda?
12. Apakah Anda selalu mendengarkan Al-Quran dan ucapan-ucapan yang baik kepada anak-anak Anda?
13. Apakah Anda menyiapkan tontonan yang baik untuk anak-anak Anda, baik lewat media ataupun melalui prilaku dan sikap Anda sebagai orang tua mereka?
14. Apakah Anda telah memberikan pendidikan Ibadah praktis pada mereka?
C. Ketika Anak-Anak ( 5 – 12 tahun)
15. Apakah Anda tetap komitemn mensuplai makanan, minuman dan pakaian dari yang halal dan baik (halalan thoyiban) kepada anak-anak Anda?
16. Apakah Anda memberikan keteladanan yang baik kepada mereka sebagai orang tua?
17. Apakah Anda memberikan pendidikan yang baik kepada mereka dalam masalah:
a. Iman/Aqidah
b. Ibadah
c. Akhlak
d. Ilmu pengetahuan lainnya
18. Apakah Anda mnyediakan tontonan dan hiburan yang baik untuk mereka, baik lewat media, diri Anda, guru, teman dan lingkungan?
19. Apakah Anda menyiapkan lingkungan dan pergaulan yang shaleh (baik) untuk anak-anak Anda?
A. Ketika Remaja (12 – 18 tahun)
20. Apakah Anda mendapatkan suplai makanan, minuman dan pakaian dari yang halal dan baik (halalan thoyiban)?
21. Apakah Anda mendapatkan keteladanan yang baik dari kedua orang tua dan para guru?
22. Apakah Anda mendapatkan pendidikan yang baik dalam masalah:
a. Iman/Aqidah
b. Ibadah
c. Akhlak
d. Jasmani (menembak, berkuda dan berenang)
e. Ilmu pengetahuan lainnya
23. Apakah Anda mendapatkan tontonan yang baik, baik lewat media kedua orang tua, guru, teman dan lingkungan?
24. Apakah Anda mendapatkan lingkungan dan pergaulan yang shaleh (baik)
25. Apakah Anda mendapatkan pendidikan wira usaha?
F. Ketika Dewasa ( 18 – 60 tahun)
26. Sudahkah Anda mengenal Allah, Rasulullah, Kitabullah dengan baik yang didasari ilmu?
27. Apakah Anda komitmen mengkonsumsi makanan, minuman dan memakai pakaian dari yang halal dan baik (halalan thoyiban) saja?
28. Apakah Anda berusaha mencari rezeki yang halal dan baik dengan cara yang baik, khususnya wira usaha
29. Apakah Anda berupaya mendapatkan pendidikan yang baik dalam masalah:
a. Iman/Aqidah
b. Ibadah
c. Akhlak
d. Jasmani (menembak, berkuda dan berenang)
e. Ilmu pengetahuan lainnya
30. Apakah Anda mencari istri/suami yang shaleh/shalehah?
31. Apakah Anda menciptakan hiburan, tontonan, pergaulan dan lingkungan yang shaleh?
32. Apakah Anda bergaul dengan pergaulan yang shaleh (baik)
33. Apakah Anda menonton tontonan yang baik, baik lewat media,
teman/pergaulan dan lingkungan?
34. Apakah Anda memahami Islam secara baik, khususnya melalui Al-Qur’an dan Hadits Rasul?
35. Apakah Anda menunaikan segenap Fardhu ‘Ain (Kewajiban Terkait Pribadi) dan Fardhu Kifayah (Kewajiban Sosial) secara baik dan maksimal?
36. Apakah Anda memiliki planing / program hidup terkait :
a. Urusan Agama?
b. Urusan Dunia?
c. Urusan Akhirat?
37. Apakah Anda memahami msisi dan visi hidup di dunia yang Allah tetapkan?
38. Sejauh mana persiapan Anda menghadapi kematian?
39. Sejauh mana persiapan Anda menghadapi kehidupan Akhirat yang kekal dan abadi?
40. Sudahkah Anda mengenal Syurga dan Neraka?
41. Apakah selama hidup Anda berada dalam ketaatan kepada Allah atau kemaksiatan, atau bercampur aduk antara ketaatan dan kemaksiatan?
42. Apakah Anda memanfaatkan 4 nikmat waktu dan kesempatan Allah berikut?
a. Usia untuk apa Anda gunakan?
b. Masa muda kemana Anda habiskan?
c. Ilmu yang didapatkan sudahkah diamalkan?
d. Harta yang diperoleh, kemana Anda belanjakan dan distribusikan?
43. Sudahkan Anda siap menerima kematian?
44. Sudah berapa banyak bekal amal shaleh yang Anda persiapkan?
45. Sudah berapa banyak dosa dan kesalahan yang Anda perbuat?
46. Sudahkah Anda bertaubat dengan taubat Nashuha?
47. Apa yang paling Anda takutkan dan yang paling Anda harapkan di dunia ini?
48. Apakah yang paling Anda takutkan dan yang paling Anda harapkan setelah meninnggalkan dunia ini?
49. Sejauh mana upaya yang Anda lakukan untuk menyelamatkan diri dan keluarga dari ancaman Neraka?
50. Seberapa takutkah Anda pada Neraka, seberapa rindu Anda masuk Syurga dan bertemu dengan Allah, Raja dan Tuhan Pencipta Anda?