Pendahuluan
Para ahli sepakat bahwa kunci sukses Muhammad Saw. dalam melakukan perubahan prilaku dan karakter para Sahabatnya dari buruk kepada baik dan dari jahiliyah kepada Islam adalah bahwa Beliau konsisten terhadap teori dan rumusan yang diberikan Tuhan Pencipta kepadanya. Teori dan rumusan tersebut mencakup metode berinetraksi dengan Spritual, Emotional dan Intellectual para Sahabatnya. Dengan kata lain, pembangunan Spritual, Emotional dan Intellectual dilakukan secara terintegrasi, dengan mekanisme yang benar dan dengan hanya menggunakan referensi yang datang dari Allah Tuhan Pencipta. Proses dan operasionalnya dilakukan secara konsisten dan terus menerus. Ini adalah perintah dari Penciptanya agar dia konsisten menjalankan metode tersebut sebagaiman firmannya :
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (112)
“Maka tetaplah (konsistenlah) kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah tobat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (Q.S. Hud (11) : 112)
Ketika Nabi Muhmmad mulai tergoda untuk mengambil refrensi atau metode lain, atau mencampurkannnya dengan referensi atau metode lain dengan harapan mendapatkan pendukung dan teman setia, Allah langsung menegur dan memberikan ancaman-Nya :
وَإِنْ كَادُوا لَيَفْتِنُونَكَ عَنِ الَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ لِتَفْتَرِيَ عَلَيْنَا غَيْرَهُ وَإِذًا لاتَّخَذُوكَ خَلِيلا (73) وَلَوْلا أَنْ ثَبَّتْنَاكَ لَقَدْ كِدْتَ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئًا قَلِيلا (74) إِذًا لأَذَقْنَاكَ ضِعْفَ الْحَيَاةِ وَضِعْفَ الْمَمَاتِ ثُمَّ لا تَجِدُ لَكَ عَلَيْنَا نَصِيرًا (75)
“Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami; dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. (73) Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati) mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka, (74) kalau terjadi demikian, benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda di dunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap Kami.(75) (Q.S. Al-Isra’ (17) : 73 – 75)
Subhanallah!!! Betapa mahalnya nilai sebuah teori kebenaran yang datang dari Tuhan Pencipta. Teori kebenaran tersebut akan menjadi sesuatu yang bermanfaat dan efektif dalam merubah prilaku dan kebiasan manusia jika dijalankan secara konsisten. Berarti konsitensi menjalanan teori kebenaran yang datang dari Allah adalah kunci sukses Rasul Muhammad Saw. Dari ayat di atas juga terlihat kekeliruan mengambil refensi juga bisa disebabkan hilangnya sifat konsitensi yang bukan hanya menyebabkan kerugian di dunia, akan tetapi berujung pada kerugian di Akhirat kelak. Itu adalah sistem Tuhan Pencipta yang berlaku bagi manusia, termasuk Nabi Muhammad Saw. sekalipun. Karena Tuhan Pencipta sudah menjamin bahwa referensi yang datang dari sisi-Nya adalah yang paling baik dan benar, mustahil manusia dan jin dapat mengunggulinya kendati mereka bekerja sama, sebagaiman firman-Nya :
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الإنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآنِ لايَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا (88)
“Katakanlah: Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain." (Q.S. Al-Isra’ (15 ): 88)
Oleh sebab itu, SEI Empowerment yang mengambil referensi dari Tuhan Pnecipta mampu melahirkan sifat-sifat mulia (Noble Characters) dalam diri seseorang yang terefleksikan pada semua sisi atau aspek kepribadiannya sebagai pengaruh langsung dari kecerdasan Spiritual, Emotional dan Intellectual. Jika proses SEI Empowerment berjalan dengan konsisten dan normal seusia fitrah manusia yang diciptakan Allah, yakni dengan menjaga keseimbangan (SEI CONNECTION), mengikuti mekanisme yang sudah ditetapkan (SEI MECHANISM) mendapatkan supply informasi yang benar dan akurat (SEI REFERENCES), maka SEI Empowerment akan melahirkan sepuluh sifat mulia (10 Noble Characters) yang direfleksikan oleh empat sisi diri seseorang seperti yang dijelaskan pada SEI IMPACTS. Kesepuluh sifat mulia (10 Ten Noble Characters) yang lahir dari dalam diri seseorang yang menerapkan metode SEI Empowerment dapat dilihat seperti yang tergambar dalam diagram berikut :
Kesepuluh Noble Characters (sifat mulia) tersebut lahir dan akan memancarkan sinar kemulian dari empat sisi atau aspek diri seseorang, sepetri tergambar dalam diagram berikut :
A. Mental Impacts (Pengaruh Mental)
B. Moral Impacts (Pengaruh Moral)
C. Intellectual Impacts (Pengaruh Intelektual)
D. Physical Impacts (pengaruh Fisik)
Sepanjang sejarah manusia, para Nabi dan Rasul Allah adalah profil-profil manusia mumpuni alias berkarakter mulia. Mereka mampu mengoptimalkan kecerdasan Spiritual, Emotional dan Intellectual secara baik dan konprehensif sehingga mental, moral, intellectual dan fisik mereka melahirkan sepuluh sifat mulia (10 Noble Characters) seperti yang tergambar pada diagram di atas. Kesepuluh characters tersebut bermuara dari empat sifat uatama yang lazim kita ketahui yakni, Shidq (Jujur), Amanah (Terpercaya), Tabligh (Komunikatif) dan Fathonah (Cerdas). Sebab itu, lahir dari tangan mereka berbagai Mukjizat yang di antara fungsinya memperkokoh eksistensi kebenaran yang mereka sampaikan kepada manusia.
Gaya dan perilaku hidup yang mumpuni itu diteruskan oleh para pengikut setia mereka yang komit dan konsisten dengan ajaran Nabi mereka. Kendati pada kenyataannya pasti ada saja diantara umat yang menentang Nabi mereka, tidak meyakini kebenaran ajarannya dan bahkan ada yang membunuh-nya. Namun demikian bukan berarti kecerdasan Spiritual, Emotional dan Intellectual para Nabi tersebut bermasalah. Yang bermasalah justeru umat yang menentang ajaran para Nabi itu karena sinar kecerdasan Spiritual, Emotional dan Intellectual (Nurullah) mereka sudah redup sehingga tidak bisa menangkap nilai dan petunjuk hidup yang mulia dan bernilai tinggi itu.
Mari kita lihat pribadi Nabi Yusuf, salah seorang dari 25 Nabi Allah yang mumpuni . Allah menjadikan ceritanya dalam Al-Qur’an sebagai Best of The Best (Ahsanal Qashash) seperti yang tercantum dalam surah Yusuf berikut :
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ هَذَا الْقُرْآنَ وَإِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الْغَافِلِينَ (3)
“Kami menceriterakan kepadamu kisah yang paling baik melalui apa yang Kami wahyukan dari Al Qur’an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelumnya (Kami mewahyukan) adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.” (Q.S. Yusuf (12) : 3)
Allah menceritakan lika-liku kehidupan Nabi Yusuf dengan rinci dalam satu surah yang diberinama dengan “Yusuf” itu sendiri dengan nomor urut ke-12. Sebelumnya didahului dua surah yang juga diambil dari dua nama nabi, yakni Yunus, urutan ke-10 dan Hud dengan urutan ke-11. Episode-episode dalam surah Yusuf itu sangat menarik untuk dibaca dan direnungkan. Intinya adalah :
• Waktu kecil beliau bermimpi melihat 11 bintang, matahari dan bulan bersujud kepadanya
• Lalu saudara-saudaranya berkonspirasi untuk menghilangkan nyawa Yusuf
• Hidup dalam sumur beberapa lama setelah dibuang saudara-saudaranya
• Ditemukan oleh sekelompok pedagang dan dijual dengan harga yang murah
• Dibeli oleh keluarga Istana dan dibesarkan di istana Raja Mesir
• Allah ajarkan padanya hikmah dan Ilmu, khususnya ilmu takwil mimpi,
• Digoda oleh sang permaisuri nan cantik jelita. Lalu, memilih hidup dalam penjara kendati tidak bersalah
• Menyampaikan pencerahan dalam penjara, khususnya terkait dengan eksistensi Tuhan Pencipta dan konsep hidup di dunia dengan metode pemberdayaan Spiritual, Emotional dan Intellectual
• Mempresentasikan kepada sang Raja yang memenjarakannya konsep pembangunan ekonomi alternatif dalam rencana pembangunan ekonomi selama 14 tahun kedepan sehingga mampu menghadapi masa krisis yang akan dihadapi Mesir selama tujuh tahun
• Diangkat menjadi Penguasa Tertinggi Mesir
• Membantu kesulitan ekonomi saudara-saudaranya yang tinggal di Madyan yang dulu membuangnya ke dalam sumur
• Mengobati penyakit buta orang tuanya, nabi Ya’qub As, melalui bajunya yang diusapkan ke mata Ya’qub dan ketika itu juga sembuh kembali.
• Dengan konsep ekonominya yang sangat handal berbasis pertanian dan perkebunan, serta menerapakan prinsip “penghematan” terhadap semua belanja negara dan masyarakatnya, negeri Mesir selamat dari himpitan krisis ekonomi yang melanda selama tujuh tahun berturut-turut. Bahkan di masa itu, terjadi peningkatan devisa yang berlipat ganda sebagai hasil nilai ekpor produk pertanian yang meningkat tajam dibanding puluhan tahun sebelumnya.
• Akhirnya, pada tahun ke 15 kepemimpinannya, negeri Mesir mengalami kemakmuran yang belum pernah dirasakan rakyatnya kendati sudah dipimpin oleh berbagai Raja yang silih berganti.
Cerita kehidupan Nabi Yusus yang sangat indah dan menawan itu ditutup dengan undangannya agar kedua orang tua dan saudara-saudara yang dulu mengkhianatinya tinggal bersama di istana Mesir. Kedua orang tuanyapun dia tempatkan di atas singgasana raja dan kesebelas saudaranya merebahkan diri kepadanya. Ketika peristiwa yang mengharukan itu terjadi, Nabi Yusuf berkata dengan rendah hati :
“Wahai ayahanda! Inilah takwil mimpiku yang dulu. Tuhan Penciptaku telah menjadikannya sebuah kenyataan. Dia telah menempatkan aku dengan baik ketika Dia mengeluarkan aku dari penjara dan Dia jugalah yang membawa kalian semua dari desa padang pasir (ke Mesir)setelah setan merusak (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku.Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembutterhadap apa yang Dia kehendaki.Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahuilagi Maha Bijaksana.”
(Q.S. Yusuf (12):100)
Kemudian, dengan penuh syukur yang dalam pada semua pemberian Tuhan Pencipta padanya, sebagai impact (pengaruh) dari kebersihan dan kecerdasan Spritual, Emotional dan Intellectualnya, Nabi Yusuf berucap spontan :
“Ya Tuhan Penciptaku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku takwil mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di Akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh”. (Q.S. Yusuf (12) : 101)
Dengan gaya bahasa yang lugas, namun penuh hikmah dan ilmu, Allah menceritakan kisah Nabi Yusuf yang sangat mengagumkan itu. Alur ceritanya bersambung antara satu topik dengan topik berikutnya, sehingga menjadi sebuah cerita besar yang sempurna dan hidup (visual). Ceritanya sangat menarik dan unik seakan peristiwa demi peristiwa yang dialaminya terjadi di hadapan mata kita. Dia adalah salah seorang tokoh besar dunia yang kisah hidupnya diabadikan Al-Qur’an secara tuntas dari A sampai Z melalui 99 ayat (dari ayat 3 sampai ayat 102) secara berturut-turut.
Sesungguhnya semua cerita dalam Al-Qur’an memiliki satu tujuan, yakni agar kita menjadikannya sebagai ‘ibrah (pelajaran berharga) dalam hidup ini.
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لأُولِي الأَلْبَابِ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَى وَلَكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (111)
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat ‘ibrah (pelajaran berharga) bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (Q.S. Yusuf /12 : 111).
Sebab itu, satu per satu dari sifat/karakter Nabi Yusuf itu akan kita gali sesuai dengan tema pembahasan kita, sehingga muncul di hadapan kita sosok pribadi manusia mumpuni yang lahir dari proses pemberdayaan Spiritual, Emotional dan Intellectual (SEI Empowerment) yang utuh, konprehensif dan seimbang.