Bulan Dzulqaidah 1430 H adalah bulan kesebelas dalam kalender Islam. Penentuan awal bulan Dzulqaidah menjadi penting, karena selanjutnya tanggal 29 Dzulqaidah menjadi tanggal pelaksanaan rukyat untuk menentukan kapan pelaksanaan ibadah haji di bulan Dzulhijjah. Dengan penetapan tanggal 1 Dzulhijjah, maka selanjutnya tanggal 10 Dzulhijjah dapat ditentukan.
Disini penulis hanya akan memberikan deskripsi secara singkat untuk hisab dan rukyat bulan Dzulqaidah (month of Dzulqaidah) 1430 H. Sebagai tambahan, penulis sampaikan pula fase bulan (moon phases) yang berkaitan dengan bulan Dzulqaidah 1430.
Disini, penulis hanya akan menyampaikan untuk situasi di Indonesia. Sebagaimana diketahui bersama, 1 Syawwal 1430 H jatuh pada hari Ahad, 20 September 2009. Karena itu 29 Syawwal 1430 H = Ahad 18 Oktober 2009. Sementara itu, konjungsi (new moon atau ijtimak) geosentrik terjadi pada 18 Oktober 2009 pukul 5:33 UT atau pukul 12:33 WIB (13:33 WI Tengah = 14:33 WIT). Pada 18 Oktober maghrib di seluruh Indonesia, konjungsi geosentrik sudah terjadi.
Bagaimanakah dengan waktu sunset (matahari terbenam atau maghrib) dan moonset (bulan terbenam) pada 18 Oktober 2009? Di sebagian tempat khususnya di wilayah selatan Indonesia, moonset terjadi setelah sunset dengan selisih hanya sekitar 1-2 menit saja. Misalnya di Jakarta, sunset 17:45 WIB dan moonset 17:47 WIB. Di Pelabuhan Ratu, sunset 17:47 WIB dan moonset 17:49 WIB.
Namun di wilayah bagian utara Indonesia, moonset terjadi sebelum sunset. Misalnya di Banda Aceh, sunset 18:23 WIB dan moonset 18:21 WIB. Di Jayapura, sunset 17:24 WIT dan moonset 17:17 WIT. Hal ini disebabkan, pada tanggal dan sekitar waktu tersebut, deklinasi matahari sekitar -10 derajat, sedangkan deklinasi bulan sekitar -15 derajat atau sekitar 5 derajat di bawah deklinasi matahari. Akibatnya, bagi yang tinggal di belahan utara, bulan akan lebih cepat tenggelam dibandingkan matahari.
Jadi, bagi yang berada di bagian utara Indonesia, bulan (hilal) Insya Allah mustahil dilihat pada 18 Oktober 2009 maghrib. Sementara, bagi yang berada di bagian selatan Indonesia seperti di Jakarta, walaupun moonset terjadi setelah sunset, hilal juga nampaknya tidak dapat dilihat. Sebab, selain selisih moonset dengan sunset yang hanya sekitar 2 menit, di Jakarta misalnya saat maghrib, selisih altitude titik pusat bulan hanya sekitar 1,4 derajat (geosentrik) atau 0,4 derajat (toposentrik). Elongasi bulan dan matahari hanya sekitar 5,7 derajat (geosentrik) atau 5,5 derajat (toposentrik).
Hisab dan Rukyat
Jika penetapan masuknya awal bulan (month) di Indonesia menggunakan kriteria hisab berupa konjungsi sebelum sunset, serta moonset setelah sunset berapapun ketinggian bulan saat sunset, maka 1 Dzulqaidah 1430 H = Senin 19 Oktober 2009 (meskipun hanya di sebagian tempat di Indonesia, moonset setelah sunset). Bulan Syawwal berisi 29 hari.
Jika penetapan masuknya awal bulan (month) di Indonesia menggunakan kriteria hisab MABIMS berupa umur bulan (moon age) saat sunset minimal 8 jam setelah konjungsi, ketinggian hilal minimal 2 derajat dan sudut elongasi minimal 3 derajat, maka hanya syarat sudut elongasi yang terpenuhi. Moon age saat sunset, seperti di Jakarta hanya sekitar 5 jam 12 menit. Karena tidak semua syarat terpenuhi, maka pada 19 Oktober belum masuk 1 Dzulhijjah. Dengan demikian menurut kriteria hisab MABIMS, 1 Dzulqaidah 1430 H = Selasa 20 Oktober 2009. Bulan Syawwal berisi 30 hari.
Jika penetapan masuknya awal bulan (month) di Indonesia menggunakan kriteria hisab limit Danjon, berupa konjungsi sebelum sunset, serta moonset dan sudut elongasi bulan-matahari minimal 7 derajat, maka 19 Oktober juga belum masuk 1 Dzulhijjah. Dengan demikian menurut kriteria ini, 1 Dzulhijjah 1430 H = Selasa 20 Oktober 2009. Bulan Syawwal berisi 30 hari.
Sementara itu, pelaksanaan rukyat dilakukan pada hari Ahad 18 Oktober 2009. Menurut prediksi perhitungan di atas, nampaknya hilal akan sangat sulit dilihat, walaupun dilakukan di bagian selatan Indonesia. Jika yang terjadi adalah hilal gagal dilihat, dan penetapan masuknya awal bulan (month) di Indonesia menggunakan hasil rukyat, maka 1 Dzulhijjah 1430 H = Selasa 20 Oktober 2009. Bulan Syawwal berisi 30 hari.
Fase-fase Bulan
Dalam tulisan sebelumnya tentang FASE-FASE BULAN, penulis telah menjelaskan cara menentukan empat fase bulan (moon phases, bukan month phases) dengan algoritma Meeus. Penulis juga sudah melampirkan file MS Excel untuk menghitung keempat fase tersebut yang dapat didownload di internet. Perlu diketahui, empat fase bulan merupakan saat instant (sesaat), ketika selisih bujur ekliptika nampak bulan dengan bujur ekliptika nampak matahari berturut-turut merupakan kelipatan dari 90 derajat (0, 90, 180 dan 270 derajat).
Dengan menggunakan file MS Excel tersebut, serta mengisi angka bulan hijriyah = 11 dan tahun hijriyah = 1430, empat fase bulan adalah sebagai berikut.
- Bulan baru (new moon) : 18 Oktober 2009 pukul 05:33:04 UT atau 12:33:04 WIB.
- Seperempat pertama (first quarter) : 26 Oktober 2009 pukul 00:42:12 UT atau 07:42:12 WIB.
- Bulan purnama (full moon) : 2 Nopember 2009 pukul 19:13:51 UT atau 3 Nopember 2009 pukul 02:13:51 WIB.
- Seperempat akhir (last quarter) : 9 Nopember 2009 pukul 15:55:50 UT atau 22:55:50 WIB.
Sebagai perbandingan, 4 fase bulan menurut NASA (http://eclipse.gsfc.nasa.gov/phase/phases2001.html) berturut-turut adalah 18 Oktober 2009 pukul 05:33 UT, 26 Oktober 2009 pukul 00:42 UT, 2 Nopember 2009 pukul 19:14 UT, dan 9 Nopember 2009 pukul 15:56 UT. Dari sini, nampak kesesuaian antara hasil fase bulan di atas dengan NASA hingga pada menit terdekat.
Berkaitan dengan saat instant bulan purnama yaitu 3 Nopember 2009 pukul 02:13:51 WIB, jika 1 Dzulqaidah 1430 H = 19 Oktober 2009, maka saat instant bulan purnama tersebut terjadi pada 15 Dzulqaidah 1430 H. Adapun bagi yang menetapkan 1 Dzulqaidah 1430 H = 20 Oktober 2009, maka saat instant bulan purnama tersebut jatuh pada 14 Dzulqaidah 1430 H.
Bagaimanakah perbandingan saat instant bulan purnama (full moon) pada 2 bulan (2 months) sebelumnya, yaitu Ramadhan dan Syawwal 1430 H. 1 Ramadhan 1430 H = 22 Agustus 2009. Saat instant bulan purnama terjadi pada 4 September 2009 pukul 16:02:33 UT (23:02:33 WIB), yang berarti terjadi pada tanggal 14 Ramadhan 1430 H. Sementara itu, 1 Syawwal 1430 H = 20 September 2009. Saat instant bulan purnama terjadi pada 4 Oktober 2009 pukul 06:10:09 UT (13:10:09 WIB), yang berarti terjadi pada tanggal 15 Syawwal 1430 H. Ini berarti, saat instant bulan purnama (full moon) bisa terjadi pada tanggal 14 atau 15 bulan Islam (Islamic month).
Nampaknya, relasi mengenai saat instant bulan purnama dengan statistik tanggal 14 atau 15 bulan Islam cukup menarik untuk dikaji. Jika ada kesempatan, Insya Allah akan penulis kaji pada kesempatan lain. Semoga bermanfaat.
DR. Rinto Anugraha (Dosen Fisika UGM Yogyakarta), tengah menjadi peneliti pasca doktoral JSPS di Kyushu University sd September 2010.