Diriwayatkan imam an-nawawi rahimahullah tinggal di negeri Syam (Irak), beliau hidup dan wafat disana, begitu lama beliau tinggal di negri syam tapi belum pernah beliau mencicipi buah-buahan disana, ketika ditanya penyebabnya beliau menjawab :" di negri ini banyak sekali perkebunan berstatus wakaf kaum muslimin, maka aku takut memakan harta wakaf". karena sifat wara` inilah maka Allah memuliakan beliau dan menjadikan beliau sebagai rujukan ilmu keislaman bagi kaum muslimin.
Suatu hari lampunya padam karena minyaknya habis, maka tiba-tiba jari jemarinya bisa meneranginya saat beliau menulis..beliau telah menulis begitu banyak kitab yang sangat bermanfaat bagi kaum muslimin sampai hari ini bahkan mungkin sampai hari kiamat insya Allah Imam an-nawawi adalah orang yang wara`, memiliki keteguhan hati dan izzah sebagai ulama`.
Suatu hari, zhahir bybras -penguasa saat itu- memintanya berfatwa untuk memobilisasi harta kaum muslimin untuk keperluan membeli senjata, para ulama syam mengeluarkan fatwa kecuali imam an-nawawi, maka zhahir mencercanya dengan mengatakan :" saya ingin menghalangi musuh Allah dan menjaga kehormatan islam sementara anda tidak mau memberi fatwa agar rakyat mengumpulkan harta mereka buat membeli senjata".
Imam an-nawawi berkata :" anda telah menjadikan kami hamba yang yang tidak memiliki dunia sedikitpun, sementara aku melihat kamu memiliki pelayan baik laki atau perempuan, istana dan harta melimpah dan itu semua adalah bukan milikmu, jika anda menjual semuanya dan ternyata itu masih belum cukup untuk membeli senjata maka saya akan memberi fatwa padamu untuk mengumpulkan harta kaum muslimin".
Marahlah zhahir sambil berkata : "keluarlah kamu dari negri ini.." . maka pergilah beliau keluar dari negri syam menuju ke kampung nawa`. setelah itu datanglah ulama-ulama syam kepada zhahir dan berkata :" kita sangat membutuhkan ilmunya muhyiddin ibn syaraf an-nawawi". maka zhahir berkata :" kalau begitu, suruhlah ia kembali..". maka merekapun pergi ke nawa` dan berkata padanya : " kembalilah ya ustadz, zhahir telah mengizinkanmu menetap kembali di negri syam".
Imam an-nawawi berkata :" demi Allah saya tidak akan kembali selama zhahir masih hidup". Lihatlah harga dirinya, ketinggian martabatnya, kemuliaannya sebagai ulama yang benar dan jujur serta prinsipnya yang kokoh sebagai panutan ummat, apa yang menyebabkan beliau mampu menegakkan kehormatan sebagai ulama? sungguh wara` yang Allah berikan kepada beliau itulah yang menjadi sebabnya.
Sikap wara` melahirkan keberanian, kekuatan, tangguh dan istiqamah diatas kebenaran adapun ulama atau pemimpin yang mengikuti dan terjangkiti penyakit syahwat dan syubhat maka hatinya akan lemah, sakit, takut kehilanagan rizki, takut dapur tidak berasap, cinta kepada dunia, terhijab dari jalan yang benar dan sudah pasti jauh dari pertolongan Allah Ta`ala, bagaimana orang yang bermaksiat dan berbuat dosa akan memiliki hati atau azam yang kuat dan penuh keberanian?
Dan Allah mengabulkan sumpah imam an-nawawi tidak lebih dari satu bulan, penguasa yang bernama zhahir bybras itupun meninggal dunia dan imam an-nawawipun kembali ke negri syam…
Oleh : Ibnu Hasan Aththobari