Pemimpin terbaik dan pasukan terbaik
Karakteristik utama dari Muhammad al-Fatih adalah kuatnya keimanan dalam hatinya. Beliau adalah seorang panglima cerdas nan pemberani yang sangat taat dalam beribadah. Tak pernah sekalipun meninggalkan sholat rawatib dan shalat tahajjud semenjak baligh. Mencintai ilmu pengetahuan dan sangat memperhatikan masalah keilmuan dalam kepemimpinannya.
Seorang pengamat sejarah Amru Khalid menjelaskan bahwa sang sultan adalah pribadi yang unik. Karena pertama beliau memiliki tekad kuat dan kokoh dalam menggapai visinya, Dikisahkan bahwa ketika kaisar Konstantin menolak tawaran menyerah secara damai, beliau berkata dengan gagah berani : “Baik, setelah ini aku akan memiliki singgasana atau kuburan di Konstantinopel”. Di sisi lain sangat lembut dan halus ketika sudah beribadah menghadap Allah SWT. Airmatanya akan mengalir bagai sungai ketika mengharap keridhaan serta ampunan dari Allah SWT.
Abdul salam Abdul aziz Fahmi juga menceritakan bahwa sang sultan adalah orang yang sederhana. Beliau lebih banyak menghabiskan waktunya untuk merendah dan bermunajat kepada Allah SWT. Di lain itu selebihnya beliau gunakan untuk untuk membaca buku dan berlatih perang.
Namun sesuai hadits Nabi bahwa pemimpin terbaik saja tidaklah cukup, harus ada pasukan terbaik pula untuk mengepung konstantinopel. Oleh karenanya semua pasukan dilatih disiplin baik secara jasmani maupun spiritual. Jika pada siang hari diwajibkan latihan kemiliteran, pada malam hari sang sultan akan berkeliling untuk mengingatkan pasukannya agar senantiasa membaca Al-Quran dan rutin melaksanakan shalat tahajjud. Ia selalu memastikan bahwa seluruh pasukannya harus selalu melaksanakan shalat 5 waktu.
Kepada pasukannya ia meyakinkan bahwa sholat dapat melatih kekuatan jiwa seorang manusia. Kekuatan fisik saja tidak akan cukup jika tidak diimbangi dengan kekuatan spiritual yang memadai.
Melalui metode-metode inilah akhirnya tercipta pasukan turki utsmani yang gagah berani dengan kualitas ibadah terbaik yang pernah ada. Ditunjang dengan teknologi senjata tercanggih pada masanya dan strategi terbaik, akhirnya pada hari selasa tanggal 20 jumadil ula 857 H / 29 Mei 1453 sang Sultan Muhammad al-Fatih mampu menaklukkan konstantinopel. Setelah menunggu 800 tahun, akhirnya sabda Nabi terbukti bahwa : “Sungguh Konstantinopel akan ditaklukan. Sebaik baik pemimpin adalah pemimpinnya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya” (HR. Ahmad)
Pemimpin terbaik adalah ia yang mampu mengintegralkan ilmu fardhu ain dan fardhu kifayah dalam kepemimpinannya. Pejuang terbaik adalah mereka yang terus menempa fisiknya tanpa harus melupakan kekuatan spiritualnya. Memang Pemimpin Baik itu Dihadiahkan Allah…untuk kaum beriman.