Indahnya Keteladanan dari Prestasi Usman bin Affan

Usman bin Affan dilahirkan tahun 576 Mesehi lebih muda dari Rasulullah di Mekah Al Mukarromah.

Ayah Usman bernama Affan bin Ash bin Umayyah, itu sebabnya nama Affan melekat dinamanya sesuai tradisi orang Arab.

Usman masih tergolong kerabat Rasulullah dari kakenya yang bernama Abdul Manaf.

Usman tumbuh besar sebagai pedagang sebagaimana layaknya bangsawan Arab saat itu. Kekayaannya melimpah. Sejak belum masuk Islam beliau sudah dihormati karena kedermawanannya.

Usman masuk Islam dan termasuk dari golongan pemuda pertama.

Kisah masuk Islamnya Usman termasuk mudah karena hatinya yang lurus dan bersih. Ketika beliau pulang berdagang dari negeri Syam (Syiria) dan mendengar ada seorang yang bernama Muhammad membawa agama baru di Mekkah hatinya langsung tergerak.

Sesampainya di Mekah, Usman langsung menemui Rasulullah dan menyatakan keislamannya. Sungguh, sebuah anugerah bagi Umat Islam saat itu.

Usman bin Affan termasuk salah seorang sari 10 sahabat Rasulullah yang dijamin masuk surga. Prestasinya beliau sungguh banyak yang dapat diteladani.

Usman bin Affan Seorang yang Dermawan

Usman seorang dermawan yang pemalu. Beliau malu jika tidak dapat beribadah dengan baik dan benar dan malu jika tidak dapat berbagi rejeki dengan orang lain dengan kekayaan yang dimilikinya.

Di atas telah disebutkan bahwa Usman bin Affan telah menjadi dermawan sejak sebelum masuk Islam. Setelah masuk Islam, kedermawanannya bertambah. Beliau memberikan seluruh hartanya dalam setiap kesempatan. Dengan demikian, Allah memberi kemudahan dengan memberi rejeki lebih banyak lagi.

Kedermawanannya yang paling dikenal dan masih sering dibicarakan adalah ketika kaum muslimin di Madinah mengalami kesulitan air.

Satu-satunya sumur yang ada hanyalah milik orang Yahudi. Namun, dia menjual airnya kepada kaum muslimin dengan harga cukup mahal.

Akhirnya, Usman membeli sumur tersebut dalam tiga tahap. Saat sumur sudah menjadi miliknya, beliau menggratiskan air sumur untuk siapa saja yang memerlukan.

Kedermawanan Usman masih terbukti ketika pada masa pemerintahan Abu Bakar Ash Shidiq kamu muslimin mengalami masa paceklik. Beliau menyediakan gandum, minyak, dan kismis untuk dibagi-bagikan kepada seluruh orang yang membutuhkannya.

Usman bin Affan Melakukan Kodifikasi Alquran

Ketika berusia 70 tahun, Usman bin Affan ditunjuk oleh panitia pemilihan menggantikan Khalifah Umar bin Khatab sebagai pemimpin selanjutnya. Pelantikan beliau sebagai khalifah dilakukan di rumah Abdurrahman bin Auf, tiga hari setelah Umar bin Khatab wafat.

Semasa pemerintahan Usman, Islam menjadi semakin maju. Banyak prestasi yang berhasil ditorehkan beliau dan ditulis dengan tinta emas sejarah Islam.

Prestasinya yang paling terkenal adalah penulisan dan kodifikasi Mushaf Alquran.

Kodifikasi Alquran dilakukan agar terjadi keseragaman dalam pembacaannya. Sebelumnya, salah seorang sahabat bernama Huzaifah bin Yafa melaporkan adanya tentara Islam yang berselisih karena masing-masing menganggap bacaannya paling benar.

Dalam membukukan Alquran, Khalifah Usman menunjuk Zaid bin Tsabit dan beberapa sahabat, yaitu Abdullah bin Zubair, Sa’id bin Ash, dan Abdurrahman bin Harits bin Hisyam.

Lembaran Alquran yang sudah jadi sampai saat ini dikenal dengan sebutan Al Mushaf Usmani karena dibukukan pada masa kekhalifahan Usman.

Mushaf Alquran yang sudah jadi dibuat dalam lima rangkap; satu disimpan di Madinah, dan empat lagi dibagikan ke Mekah, Suriah, Basrah, dan Kuffah. Kelimanya kemudian dijadikan pedoman untuk penyalinan Alquran berikutya.

Usman bin Affan Merenovasi Masjid Nabawi

Masjid Nabawi merupakan masjid pertama yang dibangun Rasulullah ketika di Madinah. Awalnya masjid sangat sederhana karena dibangun dalam waktu cepat.

Namun, seiring dengan perkembangan umat Islam yang semakin banyak, pada masa Kekhalifahan Umar bin Khatab, masjid Nabawi diperluas.

Kekhalifahan Usman menyempurnakan perluasan yang dilakukan Umar. Beliau merenovasinya hingga tampak seperti sekarang.

Prestasi Usman bin Affan dalam Membangun Armada Angkatan Laut

Sebelumnya, Umar bin Khatab memperluas Islam dari jalan darat. Usman bin Affan kembali menyempurnakan pendahulunya.

Beliau membangun armada angkatan laut yang sangat kuat dan besar di bawah pimpinan Muawiyah bin Abu Sufyan yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Suriah. Kedudukan umat Islam saat itu semakin lengkap, menguasai daratan dan lautan.

Angkatan laut ini didirikan terutama untuk pertahanan dari Romawi yang ingin menduduki kembali Kota Iskandariyah.

Prestasi Usman bin Affan dalam Memperluas Wilayah Kekuasaan

Usia Usman ketika ditunjuk sebagai khalifah sudah tidak lagi muda, menurut ukuran usia manusia sekarang. Namun, semangat yang dilandasi keimanan dan kecintaan pada Allah dan Rasulnya sangat tinggi sehingga di usia tersebut masih banyak prestasi yang ditorehkan.

Selain dermawan, merenovasi masjid Nabawi, dan membangun armada angkatan laut, Khalifah Usman  memperluas wilayah kekuasaan Islam.

Dengan motivasi menyebarkan agama Islam ke seluruh dunia, penaklukan Islam ke wilayah di sekitarnya tidaklah sama dengan bangsa lain. Setiap bangsa yang ditaklukan tetap dapat hidup dengan damai tanpa penindasan.

Khalifah Usman dapat menaklukkan kekuatan-kekuatan besar saat itu, seperti Romawi, Persia, dan Turki.

Empat wilayah yang berhasil ditaklukkan Khalifah Usman semasa pemerintahannya, antara lain:

  1. Wilayah Khurasan, perluasan yang dipimpin oleh Sa’ad bin Ash dan Huzaifanh bin Yaman
  2. Wilayah Armenia di Afrika, dengan perluasan yang dipimpin oleh Salam Rabiah Al Bahly
  3. Wilayah Tunisia, di Afrika Selatan di bawah pimpinan Abdullan bin Sa’ad bin Abi Sarah
  4. Penaklukan Ray dan Azerbeijan di bawah pimpinan Walid bin  Uqbah

Tidak hanya itu, Khalifah Usman juga berjuang di dalam negeri. Banyak negeri yang dikuasai, juga memicu banyaknya pemberontakkan. Di antaranya adalah pemberontak dari Kaisar Konstantin anak Heraklius dan Yazdajird. Keduanya ingin kembali merebut kekuasaan dari wilayah yang sudah berhasil dikuasai muslimin. Pemberontakan  ini berhasil dipadamkan.

Wafatnya Usman bin Affan

Tidak ada gading yang tak retak. Masa kejayaan dan keemasan umat muslim hanya bertahan selama 6 tahun dari 11 tahun masa Kekhalifahan Usman. Setalah 6 tahun, beliau disibukkan dengan berbagai fitnah yang mengelilingi kehidupannya sehingga umat muslim yang terhasut membencinya.

Usman bin Affan wafat setelah sebelumnya dianiya dan rumahnya dikepung selama satu bulan, kemudian dibunuh dengan keji. Sebuah tindakan yang tidak bertanggung jawab dan tidak diketahui pelakunya hingga memicu perselisihan panjang di tahun-tahun berikutnya.

Satu hal, Usman telah memberi banyak kepada peradaban Islam. Jika karena bukan prestasinya yang terkenal dalam membukukan Alquran, mungkin kita tidak mengenalnya Alquran seperti yang ada sekarang.

Bahkan, Islam dikenal di dunia berkat kepemimpinan Usman. Khalifah selanjutnya meneruskan kejayaan Islam sampai ke Spanyol.

Seorang sahabat Rasulullah yang dermawan dan menikah dengan dua puteri Rasulullah. Sahabat yang berkat kedermawanannya dan kepemimpinannya akan masuk surga tanpa dihisab oleh Allah.

Keteladanan dan prestasi yang harus diteladani oleh umat Islam masa kini. Bukan sekadar diketahui dan dipelajari. Juga bukan hanya untuk dibanggakan bahwa Islam pernah mengalami masa keemasan di dunia.

Diteladani semua aspek kehidupannya dari yang kecil hingga besar sehingga Islam tetap ada terus di dunia. Meneladani bahwa berapapun usia saat ini bukan alasan untuk tidak berprestasi, apalagi untuk agama, bangsa, dan negara.

Semoga bermanfaat.

Wallahu a’lam