إِنَّ مِنْ الْبَيَانِ لَسِحْرًا أَوْ إِنَّ بَعْضَ الْبَيَانِ لَسِحْرٌ
“Sesungguhnya dalam penjelasan (bayan) itu mengandung sihir, atau sesungguhnya sebagian bayan (penjelasan) itu mengandung sihir.” (HR. Bukhari No. 5325)
Sihir merupakan kekuatan oknum Dajjal. Kelak ia akan menyihir ummat manusia dengan “surga” dan “neraka”-nya yang bertentangan dengan Surga dan Neraka yang sebenarnya. Dajjal kelak akan muncul sebagai musuh kemanusiaan. Sebagaimana Nabi SAW mengatakan bahwa setiap Nabi dan Rasul diutus untuk memperingatkan ummat manusia akan Dajjal ini. Dan bahwa kelak ketika muncul Dajjal akan berkelana di atas bumi ini dan memasuki setip kampung dan negeri untuk menyesatkan ummat manusia, kecuali dua negeri.
Dewasa ini sihir sudah menjadi komoditi. Bahkan sihir sudah menjadi konten tetap dalam film dan hiburan dewasa dan anak. Namun banyak yag tidak menyadari kadar bahayanya. Terutama para orangtua modern yang membesarkan anak-anaknya di depan layar monitor dan televisi.
Dajjal memang belum muncul secara pribadi, namun sistem dunia yang kini berlaku adalah Sistem Dajjal. Para pendukungnya telah berkuasa di dunia maya dan dunia hiburan. Sebagai muslim yang ingin kembali ke Allah sebagai hambaNya yang diridhoi, sudah sepatutnya kita memahami bahaya-bahaya sistem ini.
Ada tiga tulisan yang dapat Anda rujuk tentang Dajjal:
- Siapakah Dan Apakah Dajjal?
- Mewaspadai Kemunculan Fitnah Dajjal (1)
- Mewaspadai Kemunculan Fitnah Dajjal (2)
(Keterangan Gambar: Buku Ahmad Thomson tentang Sistem Dajjal)
Sebelum ini sudah dikemukakan apa saja konten-konten berbahaya yang sengaja disisipkan oleh musuh-musuh Islam ke dalam film dan hiburan anak-anak. Berikut ini kami coba memperingatkan tentang beberapa teknik-teknik berbahaya yang digunakan mereka untuk merusak anak lewat berbagai film dan hiburan tersebut.
Brainwashing (cuci otak) tersembunyi
Brainwashing: forcible indoctrination into a new set of attitudes and beliefs / Indoctrinations: teaching someone to accept doctrines uncritically (noun.act).
Brainwashing atau cuci otak yang dimaksud adalah sebuah teknik mengosongkan nilai-nilai yang ada dalam diri seseorang dan digantikan dengan yang lain. Brainwashing digunakan untuk memasukkan nilai-nilai yang sebelumnya mustahil dianut orang tersebut.
Sejak bertahun-tahun yang lalu komunitas tertentu di Amerika sudah menuding ada pihak-pihak yang ingin melakukan cuci otak terhadap nilai-nilai tradisional keluarga Amerika untuk diganti dengan yang lain. Mereka mensinyalir bahwa peletakkan prinsip-prinsip kerjanya dan bahkan legalisasi hukumnya sudah dimulai sejak berakhirnya Perang Dunia Kedua.
Tokoh-tokoh seperti Bertrand Russel, Alger Hiss, Julian Huxley (saudara dari Aldous Huxley), Dr Brock Chisholm, dan kemudian Presiden Clinton dan Bush. Mereka nama-nama yang perlu Anda kenal apa peran masing-masing dalam hal ini. Selain menggunakan brainwashing dalam kurikulum sekolah, kemudian teknik ini juga diadopsi dalam hiburan anak. Maka tokohnya yang paling dikenal di dunia hiburan adalah “Walt Disney”. Menurut para ahli, sesuatu yang ditanamkan sejak dini dan berulang-ulang akan tertanam lebih dalam daripada yang baru diberikan kemudian dalam hidup seseorang.
Penanaman nilai-nilai “perdamaian dunia”, ide-ide tentang “anti-kekerasan” semua merupakan materi brainwashing utama mereka dengan tujuan menggantikan nilai-nilai kepastian kebenaran wahyu Allah SWT dengan “ke-nisbi-an” pendapat manusia. Mereka melakukan brainwash dengan memasukkan ide bahwa sumber kekerasan dan perperangan manusia adalah disebabkan tidak adanya toleransi antara para penganut ideologi dan agama yang berbeda-beda. Oleh karenanya semua nilai kepastian wahyu harus dipersalahkan dan toleransi harus ditegakkan. Dari sini dikenal istilah “Semua Agama adalah Benar”. “Semua Agama Memiliki Tujuan yang Sama”.
Nilai “Kebebasan” atau Freedom, adalah salah satu nilai yang juga diusung untuk disosialisasikan. Kebebasan di sini bukanlah kebebasan yang menghantarkan manusia kepada keimanan yang murni ke pada Allah, namun kebebasan tanpa batas sehingga bahkan seseorang boleh dan harus membebaskan diri dari nilai-nilai benar salah yang datangnya dari Allah.
Konten-konten tersebut dimasukkan ke dalam film-film untuk anak dan dewasa, sehingga terjadilah efek brainwashing yang diinginkan, yaitu sebuah ide ditampilkan berulang-ulang dalam berbagai bentuk cerita sehingga pemirsa harus menerimanya sebagai sesuatu yang “sudah semestinya” atau sebagai “asumsi yang tak terelakkan” karena merupakan bagian dari cerita.
Ternyata apa yang dikhawatirkan komunitas di Amerika tersebut kini semua telah terbukti. Kita dikejutkan dengan berita tentang seorang wanita muda warga negara Jerman yang berasal dari keluarga Turki yang taat beragama Islam tiba-tiba tampil bugil di majalah porno dan ketika diwawancara ia dengan tegas mengatakan ia telah keluar dari kungkungan faham yang dianut keluarganya. Ia bahkan tidak ragu-ragu melakukan berbagai penyimpangan meskipun dikucilkan keluarganya. (Lihat berita ini: Aktris yang Mengaku Muslim itu Akhirnya Dicap ‘Pelacur’ oleh Umat Islam)
Pada salah satu berita tentang Sila Sahin (bintang opera sabun The Good Times and The Bad Times) dikabarkan bahwa semula keluarganya bangga karena ia sukses membintangi film tersebut, namun keluarga menjadi marah kepadanya setelah ia tampil bugil di sampul majalah porno tersebut.
Sosok Sila Sahin yang lahir di Jerman pertengahan 80-an merupakan contoh khas hasil kerja keras para perusak moral yang telah mencetak generasi muda muslim yang menentang nilai-nilai Islam.
Subliminal messages
Subliminal Message: message that is below the threshold of conscious perception (adj.all).
Subliminal messages adalah pesan-pesan tersembunyi yang disajikan dalam film maupun lagu anak, baik dalam bentuk kata-kata maupun gambar, yang seolah hanya merupakan ilustrasi padahal sesungguhnya adalah pesan yang dimaksudkan untuk sampai ke alam bawah sadar manusia. Ini semacam sihir yang tidak menggunakan jin, tapi memanipulasi alam bawah sadar manusia.
Dewasa ini teknik subliminal message digunakan untuk memanipulasi manusia baik atas kemauannya sendiri maupun untuk kepentingan pihak lain. Misalnya dalam bidang advertising/periklanan, ataupun untuk keperluan menumbuhkan motivasi tertentu. Contoh-contoh tentang ini dapat Anda temkan dengan mudah di Internet. Di dunia maya Anda juga dapat menemukan para penjual konten subliminal untuk menghilangkan kebiasaan buruk seperti merokok, mabuk dan malas.
Subliminal Message disajikan hanya beberapa milisekon saja dan seringkali dalam bentuk stimulus tunggal. Misalnya hanya satu ilustrasi gambar atau satu teriakan suara tak jelas yang disajikan dengan cepat. Subliminal message pengaruhnya sangat kuat. Hal ini akan tampak dalam perilaku, pemikiran maupun tindakan orang tersebut. Dalam artikel yang lalu dapat dilihat beberapa contoh subliminal message dari film “The Rescuer, Who Framed Roger Rabbit dan Wizard of Oz”.
Jika diamati, meskipun subliminal message dapat diisi dengan nilai-nilai positif, namun contoh-contoh subliminal message yang sudah ada kebanyakan ditujukan untuk memberikan ide-ide pornografi. Seolah ingin menanamkan gambar-gambar cabul dalam kepala anak yang menonton; agar ide-ide tentang sex tak pernah dapat dilupakan oleh anak. Kelak anak yang sering terkena subliminal message semacam ini akan tumbuh menjadi anak berpikiran kotor dan terus-menerus berpikir tentang sex. Na’dzubillahi mindzalik.
Seseorang seperti ini harus berjuang untuk tumbuh menjadi sosok yang berguna bagi Islam, dirinya dan masyarakat. Tak dapat disangkal lagi hal ini juga akan menjauhkan anak dari dzikir kepada Allah, sebab yang ada di kepalanya hanyalah pikiran-pikiran jorok. Juga tak perlu heran lagi jika kejahatan sex semakin marak di masyarakat dewasa ini dan usia pelakunya semakin muda.
Pembiasaan atau Conditioning
Conditioning: a process of behavior modification by which a subject comes to associate a desired behavior with a previously unrelate.
Ini merupakan teknik psikologi yang sudah lama dikenal. Pembiasaan dapat dimulai sejak usia sangat muda. Conditioning menurut salah satu definisi diartikan sebagai: “teknik modifikasi perilaku dimana si subyek dibuat untuk mengasosiasikan sesuatu yang ia sukai dengan sesuatu yang lain yang semula tak berhubungan”. Misalnya, jika ingin membuat anak Anda senang makan sayur, maka sebaiknya di-conditioning dengan setiap ia makan sayur ia diberi tontonan yang ia sukai. Dalam film “Popeye The Sailor Man”, kemenangan si Popeye selalu diasosiasikan dengan sekaleng bayam. Sehingga anak menganggap makan sayur bayam akan langsung kuat seperti Popeye. Sayangnya film tersebut juga memberikan pengajaran kekerasan yang parah.
Teknik ini dapat digunakan untuk membentuk kebiasaan baik maupun buruk. Dan teknik inipun dapat diterapkan pada hewan-hewan tertentu.
Di dalam film kartun, animasi dan film biasa yang diperuntukkan bagi anak-anak, mereka sering memasukkan konten-konten kesesatan seperti misalnya pembiasaan terhadap dunia sihir, contoh yang paling jelas adalah serial “Mickey Mouse Clubhouse” dari Playhouse Disney. Dalam serial ini sihir ditampilkan dengan “magic words” alias mantra untuk memunculkan kotak peralatan (mouseketool) atau memunculkan rumah ajaibnya. Bahkan dalam serial ini juga dibiasakan aktifitas ritual misalnya Hot Dog Dance dengan nyanyiannya. Ini disajikan ber-ulang-ulang setiap episode untuk memastikan terjadi conditioning dan brainwashing sekaligus. Contoh-contoh lain masih dapat Anda cari lagi dari berbagai serial anak-anak.
Di dalam khazanah Metode Pendidikan anak Dalam Islam, conditioning atau pembiasaan atau disebut juga al ’aadah adalah salah satu metode yang cukup berpengaruh.
Lihat arsip tulisan dalam rubrik Benteng Terakhir ini yang berjudul "Lima Poin Pendidikan Anak Dalam Islam".
Teknik-teknik lain yang sebenarnya memang telah dikenal sebagai Metode Pendidikan Anak yang influentif juga tampak digunakan. Misalnya “Keteladanan”, hanya saja mereka bukan memberikan teladan yang baik namun sebaliknya. Berulang-ulang menampilkan suatu kejahatan seperti misalnya menertawakan orang yang sedang celaka (The Degradation Theory of Laughter) dengan alasan yang celaka tersebut adalah pihak yang dalam cerita tersebut adalah tokoh antagonis (tokoh “jahat”), misalnya dalam film kartun“ Tom and Jerry” di mana si Tom kucing sebagai pihak “jahat” yang selalu sial dalam upayanya mengejar si Jerry.
Pada tulisan sebelum ini —yaitu: AWAS! Dajjal Menyerang Rumah Anda!— sudah dikemukakan beberapa konten berbahaya yang sangat berpotensi menyebabkan sesorang menjadi murtad sedikit-demi sedikit:
Di antara bahayanya:
- Mengajarkan berbagai bentuk kemusyrikan misal dengan memperkenalkan ritual-ritual para penyembah berhala.
- Menjungkir balik banyak nilai-nilai misalnya dengan berusaha menanamkan ide ”perdamaian dunia” yang semu.
- Menyisipkan pornografi dan sex bebas, bahkan dengan cara yang sangat tak kentara.
- Menyisipkan nilai homosexualitas, baik simbolis maupun ternag-terangan.
- Mempromosikan aktivitas mengkhayal secara sangat berlebihan sehingga tak lagi diketahui batas-batas dengan dunia nyata, bahkan sudah meneinggalkannya sama sekali.
- Mengajarkan sihir baik dalam bentuk-bentuk aslinya maupun dalam aktivitas sehari-hari dunia kanak-kanak.
Itu semua sangat bersesuaian dengan teknik-teknik yang digunakan.
Mungkin masih banyak lagi yang dapat kita ungkap tentang upaya-upaya musuh-musuh Islam dalam usaha mereka “memadamkan cahaya Allah”, Insya Allah di lain kesempatan akan kita bicarakan bersama. (SAN)