Nah inilah hadits yang memberitakan situasi yang sangat mengkhawatirkan di Akhir Zaman. Sebagaimana seorang Ustadz selalu menyebut-nyebut ketika menerangkan Hadits ini: Nabi SAW ketika mengeluarkan hadits ini tidak mengatakan seseorang pagi berbuat baik kemudian sore berbuat dosa; yang jika demikian orang tersebut masih ada imannya. Namun Beliau Saw mengatakan seseorang akan pagi beriman dan sore hari kafir yang berarti keimanannya hilang.
Kehilangan iman merupakan kerugian dan musbah terbesar sepanjang hidup dan matinya seseorang, yang berakibat buruknya nasib orang tersebut selama-lamanya di Akhirat. Semoga kita tidak bernasib demikian.
Hadits tersebut memberikan penegasan ancaman atau tantangan besar yang pasti akan selalu kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Dewasa ini segala nilai agama sudah dibolak-balikkan sedemikian rupa sehingga seseorang tak lagi merasa perlu akan agama.
Baru-baru ini kami berkesempatan berjumpa dengan seorang yahudi yang lolos dari peristiwa holocaust. Setelah panjang lebar beliau menceritakan kembali pengalaman buruknya di masa itu, kami memberanikan diri bertanya apakah yang mendorong dia untuk tetap bertahan hidup setelah siksaan dan penderitaan luar biasa yang dialaminya? Dia menjawab: well, life has to go on…hidup harus berjalan terus, kemudian aku mencoba pergi jauh-jauh dari sana dan memulai hidup baru di sini. Kemudian kami bertanya lagi: apakah Tuhan menjadi motivasi anda bertahan hidup? Apakah anda percaya Tuhan?
Jawaban kakek tua berusia 93 th tersebut sangat mengejutkan kami: Tidak! Saya tidak percaya Tuhan, sebab jika Dia memang ada maka seharusnya semua kekejaman tersebut tak perlu terjadi!
Menyedihkan! Itulah gambaran seseorang yang sudah berputus –asa dari Rahmat Allah, padahal bangsanya selama ini mengaku sebagai bangsa pilihan Tuhan, sebagai bangsa unggul yang berhak mewarisi bumi, ternyata setelah mengalami ujian dunia ,yang betapapun beratnya tetap saja bersifat fana dan pasti akan berakhir, ternyata ia malah membuang imannya dan menggantikan dengan kepemimpinan otaknya. Bangsa yang satu ini memang sangat mengagungkan kecerdasan otak dan bergantung pada itu. Semoga Allah Memberi Petunjuk pada kakek tersebut sebelum kematiannya, karena itu lebih baik baginya.
Itulah gambaran sekelumit contoh tentang kesusahan hidup di dunia, di mana sejak kehidupan sehari-hari kita sudah dikepung dengan berbagai kesulitan ekonomi, sosial dan kemasyarakatan, namun kesusahan dan kesulitan juga sampai pada kesulitan mempertahankan iman karena cobaan hidup di dunia. Semoga kita dan keluarga terhindar dari fitnah-fitnah yang berbahaya. Terhindar dari fitnah dunia, fitnah kehidupan dan kematian, fitnah kubur dan fitnah almasihuddajjal. Amin ya Rabbal ’alamin. (Siti Aisyah Nurmi)