“Terimakasih ya Syifa, kamu sudah mau ikut dengan umi dan abi menghadiri undangan kawin kerabat jauh Abi,” ucap suamiku pada Syifa anak gadisku berusia 12 tahun yang sambil merengut, mengangguk pasrah.
Sebetulnya Syifa tidak mau ikut kondangan, karena menurutnya acara kondangan perkawinan itu selalu membuatnya pusing 3 keliling. Selain acara yang seringkali dipisah, membuat Syifa harus repot menegakkan lehernya untuk mencari sang ayah, yang dipanggilnya Abi, sementara umi asyik berbicara soal pengajiannya dengan kawan-kawan uminya, sebelum akhirnya pulang bersama Abi dan Syifa.
Ucapan terimaksih Syifa, cukup membuat Syifa akhirnya mengikhlaskan apa yang selama ini dipikirkan ketika ayah dan ibunya mengajak Syifa pergi bersama ke suatu tempat yang seringkali tidak disukai Syifa. Bosan dan panas serta pusing dan harus berpakaian formal, tidak bebas juga harus senyum dan berbicara sopan sepanjang acara adalah satu perkara yang membuat hampir semua anak remaja kita menolak bila diajak pergi kondangan.
Namun biasanya dengan sedikit paksaan, segenggam omelan dan lirikan yang menakutkan membuat anak-anak remaja kita akhirnya mau menemani, walau dengan bersungut-sungut dan bujukan : “nanti ada eskrim,” atau “disana ada kawanmu juga anaknya Ummu Sakinah” atau “sebentar saja kok,” akhirnya membuat anak remaja kita dengan masih bersikap malas-malasan mengikuti kita keluar dari rumah dan menghadiri kondangan itu.
Sebetulnya hanya ucapan terimakasih yang diucapkan dengan tulus dan pandangan berterimakasih dari kita sebagai orangtua terhadap anak kita yang telah mau mengikuti kemauan kita, dapat membuat hati yang dongkol menjadi cair seperti es krim.
So, bila anak kita masih juga cemberut, maka janganlah tambah panas suasana hari itu dengan mempertinggi suara kita ditambah omelan yang bersifat memaksa.
Cukup senyum dan menatap sang anak, serta ucapkan ; ”trimakasih Syifa, Abi dan Umi bangga padamu,” dan bila perlu ucapkan sekali lagi rasa terimaksih itu ketika acara sudah selesai dengan ucapan : ”terimakasih nak, kamu telah membuat Abi dan Umi bangga punya anak sepertimu. Terimakasih ya telah menemani abi dan umi.”
Kata-kata terimakasih yang indah akan membuat anak remaja kita merasa dihargai, dan pengorbanannya tidak sia-sia.