“Sewa rumah yang itu saja bi..halamannya luas..” celoteh anakkuberusia 4 tahun membuat aku dan abinya menoleh dan berdecak bersama : “ Subhanalloh yaa,dia ngerti aja masalah kita.”
Beberapa kali memang,Fauzan anak bungsu kami yang akhir – akhir ini selalu bersamaku sejak pengasuhnya tak kembali mencelotehkan kalimat – kalimat berupa saran atau penolakan yang seakan akan menunjukkan bahwa dia faham. Terkadang aku bercanda pada abinya Fauzan: ‘kita seperti diskusi 3 orang yabi, dia kok kaya ngerti apa yang sedang kita bicarakan’.
Itulah, ternyata anak berusia 2 tahun sampai 8 tahun memiliki penyerapan terhadap segalasesuatuyang dia dengar di dunia sekelilingnya dan terekam dengan sangat baik.
Karena itu sangatlah sayang apabila kita berbicara yang bukan konsumsi anak dan apalagi bertengkar di depan anak-anak, karena selain tidak menunjukkan teladan juga apa yang kita katakan sangat terekam erat dalam memori si anak, dan hal ini membuat saya jadi befikir, “walaupun tangannya bermain mobil mobilan,tapi ternyata dia mengerti semua perkataan kita dan “nyambung” dengan pembicaraan yang sedang “in“. UUPs..jangan marah dulu.. para pembaca, mungkin tak semua anak seperti ini, tapi walaupun tak sama, mungkin saya hanya akan menyatakan bahwa : walaupun dia diam,ternyata dia dengar lho.