"Mam, dah tahu kan Ponari, minumannya sudah dikalengkan namanya Ponari Sweat", sambil tersenyum-senyum, ustadz Bambang, kawan lama kami sekaligus salah satu trainer di JISc memberitahu, seakan akan ponari tetangga dekatnya saja.
Lain lagi dengan ungkapan salah seorang kawan kepada aktivis partai, "Mas, kalau Ponari jadi caleg, banyak yang nyoblos kali ya.." saking terkenalnya nama Ponari sehingga dari anak-anak, sampai orang dewasa, presiden, tukang sayur, bahkan polisi mengenal jelas cerita dan peristiwanya.
Subhanalloh, ALLOH MAHA KAYA dunia ini terlalu banyak cerita dan berita, dan kisah Ponari membuat saya berfikir, ada apa dengan anak-anak kita, mengapa tak habis habisnya anak-anak dieksploitasi orang dewasa untuk mendapat keuntungan dari suatu praktek pengobatan yang semu. Kembali saya berfikir, bila anak saya yang mengalami nasib seperti Ponari, apa yang akan saya lakukan? Tak habis pikir tentu saja saya tak akan mempercayai begitu saja, karena itu semua berhubungan dengan masalah aqidah.
Lalu pikiran iseng menghampiriku sejenak, bila aku dipilih untuk menjadi wali/pengasuh Ponari apa yang kulakukan?
Yang kulakukan adalah menjadi pengelola keuangannya, bayangkan bila 5.000 orang sehari dikali dengan Rp10.000,- sehari bisa dapat Rp 50.000.000,- dan bila 30 hari berarti sama dengan 1,5 miliar, dan dengan uang 1,5 miliar yang akan kulakukan adalah membangun rumah sakit dengan nama PONARI (Po-koknya Na-nggung sendi-RI, sembuh tak sembuh) dan menjual minuman bermerek "PONARI HEALTH", lalu dari pagi sampai siang Ponari aku masukkan sekolah yang ada tahfidz qur’annya (pelajaran menghafal dan memahami al-qur’an) dan kemudian siang hari memberi air minum (rasa jeruk, melon, mangga) dengan mengajak orang yang sakit bermohon pada ALLOH dan membaca al-fatihah, lalu menyuruh orang tersebut pergi kerumah sakit yang menjual "PONARI HEALTH" dimana, sudah menunggu dokter-dokter baru lulus kelahiran kota Jombang. Dan petang harinya akan kuajak Ponari bermain layangan dan membaca buku, serta berdialog dengannya tentang ALLOH dan kuasaNYA, sehingga Ponari tetap menikmati masa kanak-kanaknya dan juga tetap dapat membantu orang yang sakit dengan mensugesti orang yang datang padanya, bahwa "Berfikirlah positif, dengan datang ke Ponari dan bermohon pada ALLOH anda akan sembuh, sesungguhnya tanpa disadari, para pengunjung Ponari telah menerapkan hadist Rasululloh, "Bahwasanya ALLOH mengikuti persangkan hambaNYA", persangkaan bahwa dengan datang ke Ponari, dia akan sembuh, maka tambahkanlah persangkkan berikutnya, dengan memohon pada ALLOH dia akan sembuh.
Mam Fifi (School Principal of JISc)
Artikel selanjutnya: Indomie Seleramu