“Aku hanya mampu melihat dari balik jendela kamar tidurku, betapa saudara-saudaraku asyik bermain dan sesekali mereka melempar bola. Rasa iri membuatku menelan ludah, namun bentakan dan amarah ayah, membuat aku kembali melupakan keinginan untuk bergabung dengan saudara-saudaraku dan bermain bersama mereka,” demikian ungkapan Michael Jackson, salah satu penyanyi terkenal yang meninggal dengan dugaan overdosis obat, dalam sebuah surat kabar yang kubaca di Jakarta.
“Bentakannya begitu menyakitkan, setengah telingaku tuli, dan aku selalu menahan mual bila mendengar teriakannya yang memarahiku dan menunjuk-nunjuk mukaku dengan tuduhan menyakitkan dan hinaan yang merendahkan. Pendek kata, menurut ayah dan ibuku, juga saudara-saudaraku, aku adalah anak yang paling buruk, wajahku hitam, dan tidak ada satupun yang menarik dari diriku. Aku selalu dihina seakan hanya aku satu-satunya anak berkulit hitam yang memiliki wajah buruk rupa dengan hidung pesek bulat yang lahir didunia ini,” isaknya dalam sebuah acara reality show di sebuah televisi Amerika, menggambarkan bagaimana perasaannya yang begitu tertekan karena dirinya selalu selalu diejek dan dihina ayahnya , sebagai si hitam bermulut lebar, berambut kusut dan berhidung pesek.
Trauma dan doktrin bahwa wajahnya buruk rupa, membuat sosok Michel Jackson, ketika mengalami ketenaran luar biasa dan dirinya sanggup membeli apa saja, membuat dia mengubah wajahnya dengan operasi whitening skin (pemutih kulit) untuk mengubah warna kulitnya yang selalu dihina ayahnya sebagai si hitam kelam, menjadi putih.
Uang yang banyak membuatnya juga melakukan operasi plastik untuk mengubah hidungnya yang dihina pesek bulat menjadi runcing mancung dan juga rambutnya yang kribo tebal, dibuatnya menipis dengan aksen poni panjang yang berjatuhan menutupi dahinya yang putih licin, serta mulutnya yang dikatakan lebar diubah menjadi tipis dan manis sekali ketika bernyanyi sambil tersenyum .
Tapi, rasa depresi, rendah diri serta rasa tidak bahagia membuatnya mengalami ketergantungan obat untuk membuatnya melupakan semua masa lalunya yang buruk dan terpenjara serta kehilangan masa kanak-kanaknya. Maka, ketika uang sudah ada dalam genggamannya dan dia mampu beli apa saja, sebuah area bermain yang sangat luas yang dinamakan Neverlands, menjadi miliknya pribadi.
Miris rasanya hati ini, semoga tidak ada lagi Michael Jackson kecil lainnya yang kerap dihina dan dibentak dengan kasar oleh orang tuanya, yang membuat hinaan dan bentakan itu menjadi mimpi buruk dan membuat obsesi si anak untuk mengubah imej dirinya bergitu besar, untuk mengubah semua dalam dirinya yang dihina misalnya, mengubah kulit hitam jadi putih, rambut kribo jadi lurus ikal panjang, mulut besar manjadi tipis mungil. Masya Allah ! Semoga Allah Swt. memberikan kebaikan padanya setelah masa kecilnya dilalui dengan kepahitan dan masa tuanya- ketika mengenal islam namun belum secara utuh-tapi ajal sudah lepas dari jasadnya yang penuh operasi di sana-sini.