Namaku, Aisyah, adikku Nabila apakah mama lupa?
Bukankah mama selalu memanggil kami dengan nama yang mama dan papa berikan pada kami sejak kami lahir, namaku, nama Aisyah adalah nama yang cukup indah seperti nama istri nabi saw, yang kata bu guru cantik dan pandai.
Nama adikku Fatimah seperti nama anaknya nabi saw, yang kata orang lembut dan penuh hikmah. Kalau dipanggil Ima dia tidak mau menoleh, sukanya dipanggil Fatimah, karena katanya nama Ima, tiada makna.
Nama kami berdua cukup indah, mungkin lebih baik daripada nama nama orangtua kami, yang lahir di era tahun 1960 an atau 1970 an, yang nama mereka rata rata berbau nama agama hindu dengan bahasa sansekertanya, seperti dita, wati, dewi atau sri atau nama mama sendiri yaitu Ani yang kalau boleh jujur mungkin tiada makna dan juga tidak ada dalam sejarah Islam.
Ma, kalau boleh kami ingin tanya, bila mama menyanyikan lagu mau tidur kenapa mama mengatakan: "Nina bobo… oohh Nina bobo…(nama kami kan bukan Nina, mama…), kenapa mama malah memanggil memanggil nama Nina, bukankah nama adalah do’a? alangkah baiknya bila kami diajak berdo’a sebelum tidur, daripada mama memanggil manngil Nina… untuk bobo?
Apalagi, lagu Nina bobo itu… penuh ancaman, mama… coba deh, mama pikirkan, "Nina bobo… oohh Nina boboo… kalau tidak boboo…digigit nyamukkk.."
Ya kan ma? masak anak sendiri diancam dengan gigitan nyamuk…ah mama, kalau begitu anak mama Nina saja deh, bukan Aisyah dan bukan Fatimah… percayalah ma, kami pasti bobo, dan berikanlah kami do’a sebelum tidur yang membuat kami percaya bahwa cinta mama dan do’a mama membuat kami bahagia dunia dan akhirat.