Teringat sebuah training yang dibawakan oleh seorang trainer di sekolah kami,: bahwa sebaiknya guru itu sepuluh menit sebelum masuk pintu gerbang, beristighfar dahulu 100 kali,lalu membaca subhanalloh, alhamdulillah wa laa illahaillallohu allohu akbar dan hal ini membuat kita menjadi lebih tenang dan lebih tidak emosi ketika melihat kenakalan anak didik kita yang memang seringkali membangkitkan emosi kita yang sudah nyaris bangkit, dan kalau guru tak boleh marah,anak – anak akan santai dan tidak mau mengerjakan tugasnya, mungkin dalam konteks kita sebagai guru, bukan marah karena kita ingin melampiaskan kekesalan atau kejengkelan sehingga anak dimarahi, yang mungkin saja kekesalan itu terjadi karena kita habis mendapatkan masalah dari rumah, atau juga mungkin karena baru saja mendapat teguran dari kepala sekolah,namun yang jelas, jangan sampai kita marah, dan anak menjadi benci dan yang diingat hanya marahnya saja tanpa mengetahui,mengapa kita marah padanya, dan hal ini membuat kita jadi kembali teringat suatu kalimat : “ anak murid jangan dimarahin..namun diarahin..”