Dengan serta merta aku menawarkan pada sang guru, "Mis.. Mis Niken, kalau ada guru ikhwah (laki-laki) yang bisa membawa mobil kijang saya, bagus juga Mis, jadi saya tak perlu ikut agar mobilnya muat untuk semua guru.” Mis Niken menggeleng sambil tersenyum, "Jazakillah ummi, tapi diantara kami tak ada yang bisa mengendarai mobil, tapi bila liburan boleh tuh kami diajari ummi mengendarai mobil”, jawabnya sambil tersenyum nakal.
Kemudian Mis Niken menyambung lagi, "Tapi mi, saya coba telepon ustad Aziz, kalau tak salah beliau mampu menyetir dan punya SIM A“, ketika telepon sudah tersambung dan percakapan telah selesai, Mis Niken dengan wajah serius berkata", ustad Aziz sudah punya SIM A mi, tetapi beliau belum berani membawa mobil di jalan raya dengan anak-anak didalamnya”, jawabnya menyayangkan.
Aku kemudian teringat cerita suamiku, bagimana ketika berusia sepuluh tahun beliau telah mengantar ibunya pergi ke pasar dengan membawa mobil dinas ayahnya, dan kemudian aku juga membandingkan dengan anakku dan anak sepupuku, mereka berusia 11 tahun dan 12 tahun sudah mampu membawa mobil keliling komplek.
Sejenak aku tercenung apa yang membuat anak-anak kecil begitu percaya diri menyetir mobil di sekeliling rumahnya, walau tanpa sim, tanpa didampingi orangtua pula. Jawabnya satu, mereka belum terfikir dan belum mampu membayangkan tabrakan itu seperti apa, mereka tidak berfikir panjang bila menabrak anak di jalan kecil, resikonya apa, merekapun tak pikir dua kali bila mobil menabrak tiang listrik, yang ringsek bukan tiang listrik saja, namun moncong mobil dan hidung si pengemudipun ikut ringsek alias bertambah pesek, dan ketidakadaan pemikiran terhadap marabahaya dan tidak pikir panjang serta tidak terfikir resiko buruk inilah yang membuat anak kecil berusai 10, 11 dan 12 tahun telah mampu menguasai kendaraan beroda empat dibandingkan orang dewasa yang takut-takut dan ragu-ragu, karena memiliki pemikiran yang lebih panjang.
Memang, salah satu syarat untuk kita mampu mengendarai apapun baik itu motor ataupun mobil adalah Berani dan positif thinking, serta jangan terlalu banyak memikirkan resiko ini, itu, jalani saja dengan percaya diri, tapi bukan nekat lho, hehehe, dan seorang ibu maupun seorang guru, rasanya wajib untuk memiliki kemampuan mengendarai mobil atau motor, walau tak memilikinya, setidaknya ketika mendapat pinjaman, maka pinjaman tersebut bermanfaat untuk kepentingan orang banyak dan ummat.