Nakbah adalah suatu kata yang agak asing di telinga kita, telinga orang Indonesia, mungkin kita akan bertanya-tanya, apakah yang dimaksud dengan nakbah itu?
Berbeda dengan telinga bangsa Arab, khususnya rakyat Palestina, kata nakbah sudah mereka kenal dan mereka pahami maknanya, bahkan kata nakbah tidak akan pernah dilupakan dalam perjalanan hidupnya dimanapun mereka berada.
Nakbah telah menjadi bagian dari sejarah bangsa Palestina, sejarah yang tidak boleh terulang lagi sampai kapanpun juga, sejarah yang sangat memilukan untuk dikenang, sejarah yang sangat menyedihkan untuk diingat kembali, sejarah kelam bangsa Palestina.
Di dalam Kamus Indonesia Arab, Arab Indonesia yang disusun oleh KH.Adib Bisri dan KH. Munawwir A. Fatah, Penerbit Pustaka Progresif, Surabaya, Cetakan Pertama, 1999, halaman 736, Nakbah diartikan dengan musibah, bencana, malapetaka.
Jadi, Nakbah dapat didefenisikan: “Suatu musibah, bencana atau malapetaka bagi rakyat Palestina yang disebabkan oleh kebiadaban teroris Israel sehingga mereka meninggalkan rumah dan kampung halamannya untuk hijrah menyelamatkan iman dan jiwa serta harta benda yang masih dimiliki”.
Pada saat itu, di era tahun 1948, tepatnya bulan April, rakyat Palestina dikejar, diburu, diteror bahkan dibunuh secara keji oleh gerombolan teroris Israel, sehingga mereka yang selamat mengungsi ke Libanon, Suriah, Yordania, Mesir, Yaman dan beberapa negara Teluk, sampai saat ini mereka tidak dapat pulang ke rumah, tidak dapat kembali ke kampung halamannya.
Akibat teror yang dilakukan gerombolan teroris Israel pada tahun 1948 menyebabkan 270 ribu orang terusir dan 530 desa Palestina hancur, rumah penduduk banyak yang rata dengan tanah, harta mereka dijarah, tanah dan perkebunannya dirampas. Hingga saat ini rakyat Palestina yang berada di luar tanah airnya dan berstatus sebagai pengungsi berjumlah sekitar 4.830 juta jiwa (50,55 %).
الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِن دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّا أَن يَقُولُوا رَبُّنَا اللَّهُ
“(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah”. (QS:Al Hajj/22 : 40).
Walaupun peristiwa Nakbah sudah berlangsung 61 tahun, akan tetapi kisahnya sangat sulit dilupakan oleh rakyat Palestina khususnya, dan orang yang memiliki hati nurani serta akal sehat pada umumnya, karena begitu perihnya kekejaman yang dilakukan teroris zionis Israel kepada anak-anak yang tidak berdosa dan orang-orang tua yang sudah uzur.
Tanggal 9 April 1948, sekitar 35 hari sebelum berdirinya “negara Zionis Israel”, terjadi pembantaian yang sangat mengerikan di desa Deir Yassin. Tiga gerombolan teroris Zionis Israel, Haganah, Irgun, dan Stern Gang menyerang desa yang terletak di sebelah barat Baitul Maqdis atau Yerusalem. Lebih daripada 100 orang, baik pria, wanita, dan anak-anak dibantai secara sadis. Sebagian korban bahkan dimutilasi (dicincang) dan diperkosa sebelum dibunuh, ada 25 orang lainnya dari desa itu diarak hingga ke Yerusalem lalu dieksekusi.
Orang-orang Zionis Israel banyak berdatangan ke desa itu merampas dan merebut rumah serta tanah yang ditinggalkan pemiliknya karena telah dibunuh dan sebagian lainnya pergi menyelamatkan diri. Nama Deir Yassin diubah dengan nama Ibrani dan desa Palestina itu lenyap dari peta dunia dan tidak berbekas. Bagi rakyat Palestina, Deir Yassin adalah simbol hilangnya tanah kampung halamannya.
Warga Palestina Tiberius pada tanggal 18 April 1948 mengalami aksi teror yang serupa, penangkapan dan pembantaian yang dilakukan oleh gerombolan teroris Irgun pimpinan Menachem Begin, dia pernah menjabat Perdana Menteri Israel dari partai Likud (21 Juni 1977 – 10 Oktober 1983). Akibat aksi keji tersebut menyebabkan 5.500 orang rakyat Palestina, meninggalkan desanya, mengungsi menyelamatkan diri.
Tanpa ada perasaan letih, gerombolan teroris Israel terus melakukan teror dan tindakan sadis bahkan terhadap anak-anak yang tidak berdosa, maka sekitar 70.000 orang rakyat Palestina mengungsi meninggalkan tanah leluhurnya dengan perasaan sedih dan linangan air mata, akhirnya kota Haifa jatuh ke tangan gerombolan teroris Zionis Israel.
Gerombolan teroris Irgun terus melakukan teror, pada tanggal 22 April 1948, mereka membombardir fasilitas-fasilitas milik rakyat sipil di kota Jaffa, kota terbesar di Palestina pada saat itu, sehingga sekitar 750.000 orang rakyat Palestina ketakutan dan panik pergi mengungsi. Saat itu, dikota tersebut hanya tersisa sekitar 4.500 orang yang kondisinya sangat menderita dan pada tanggal 14 Mei 1948 gerombolan teroris Zionis Israel berhasil menguasai kota Jaffa
وَمَا لَكُمْ لاَ تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاء وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَل لَّنَا مِن لَّدُنكَ وَلِيًّا وَاجْعَل لَّنَا مِن لَّدُنكَ نَصِيرًا ﴿٧٥﴾
“Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!”. (QS: An Nisaa / 4 :75)”.
Ya Allah lindungi saudara-saudara kami, umat Nabi Muhammad saw di Palestina dari berbagai macam malapetaka, berilah kesabaran kepada mereka dalam menghadapi setiap musibah. Amin.
H. Ferry Nur S.Si
Email : [email protected]
Website : www.kispa.org
Salurkan Infaq Peduli Al Aqsha
Ke Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang Slipi
No. Rek. 311.01856.22 an Nurdin QQ KISPA