Kala cinta menyapa dengan kondisi diri belum siap menyambutnya, yang ada hanyalah keresahan. Kala cinta menyapa dengan bahagia yang ditawarkannya, yang ada hanyalah kebimbangan.
Hari ini, mentari dengan hangat sinarnya menerangi seluruh jagad, tak terkecuali hatiku yang penuh akan rindu dan harap. Mawar di taman pun merekah menambah indahnya gelora yang kurasa.
Malam tadi, purnama tersenyum dengan putih cahayanya, membuat diri ini merasa tak sendiri dalam kelam dan pekatnya malam. Bintang pun berkelap kelip menambah pesona dan keanggunan langit malam.
Rabb, mengapa Kau titipkan sebuah rasa untuknya dalam hatiku yang lemah tanpa daya?
Rabb, mengapa Kau hadirkan bayang dirinya dalam relung-relung jiwaku yang rapuh?
Rabb, mengapa Kau selipkan getaran sayang di setiap kata yang terucap dari bibir kelu?
Rabb, mengapa Kau lantunkan senandung cinta dalam bisikan hati yang masih ingin terbang bebas?
Kurangkum satu demi satu perasaan itu, kurajut hingga ia menyatu. Kucoba pahami makna dibalik sikap dan perilakunya, kucoba berkelana menembus maksud hatinya.
Rabb, Kau Maha Tahu. Bahwa pesonanya membelenggu kalbuku, bahwa hadirnya menghilangkan rinduku. Bahwa sapanya merekahkan senyumku, bahwa setiap katanya menancap dalam samudera hatiku.
Rabb, Kau Maha Tahu. Jika bukan dia sang pemilik tulang rusuk ini, kikislah pesonanya dari pelupuk mataku. Jika bukan dia pangeran dengan kencana keridhaan-Mu, hapus bayangannya dari ingatanku. Jika bukan dia nahkoda dalam perahu kehidupanku, bawa pergi dia jauh dari dermaga hatiku.
Yang ku inginkan hanyalah cinta-Mu, Ya Rabbi….