Beberapa hari terakhir ini cuaca Hong Kong terasa lucu bagi saya. Pasalnya disaat masih musim panas seperti ini tiba-tiba disiang bolong yang masya allah begitu teriknya tiba-tiba harus diguyur hujan mendadak yang tidak tanggung-tanggung lebatnya. Atau seperti hari Selasa minggu lalu, saya masih ingat ketika duduk sendiri diruang tamu bisa menikmati flash alami atas kuasa-Nya yang berupa kilat yang menyambar-nyambar beserta guntur yang masih lumayan kecil volumenya dengan suasana langit yang sama sekali tidak mengesankan akan turun hujan saat itu. Memang beberapa hari belakangan ini saya tidak pernah ikut update prakiraan cuaca di televisi stasiun setempat yang biasa saya nikmati di sela-sela aktifitas membuatkan sarapan untuk sang majikan berhubung mereka sedang tour keluar negeri.
Seperti hari minggu kemarin, dengan harap-harap cemas dalam hati saya berdo’a sebelum meninggalkan rumah untuk liburan agar hari itu diberi kemudahan sehingga tidak hujan. Karena sedianya kami para Buruh Migran Indonesia(BMI) yang tergabung dalam naungan keluarga besar Persatuan Dakwah Victoria(PDV) tidak ingin ketinggalan untuk menyemarakkan shahrur Ramadhan sebagai bulan yang penuh barakah dan penuh ampunan melalui penyelanggaraan Pondok Pesantren Kilat yang insya allah akan diadakan tiap minggunya selama bulan ramadhan yang diperuntukan untuk semua umat Islam dari Indonesia baik berstatus BMI maupun resident Hong Kong yang bertempat di bawah tenda putih Victoria Park, begitulah kami lazim menyebutnya. Tempat umum yang sering dipergunakan untuk berbagai acara baik oleh para orang-orang pribumi Hong Kong maupun dari negara-negara asing lainnya termasuk kami.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, memang benar bahwa niat baik pasti akan selalu dimudahkan oleh-Nya seperti itu pula yang saya yakini dan harapkan sejak meninggalkan rumah pagi itu, melangkah mantap dengan tujuan bahwa saya harus mendapatkan amalan baru sebagai salah satu bentuk penyesalan saya karena tidak bisa melaksanakan ibadah fardhu shalat dan puasa ramadhan ini dikarenakan halangan sebagai seorang wanita yang tidak bisa saya hindari. Tekad untuk mendapatkan ridha dan ampunannya yang membuat saya begitu ngotot pada diri sendiri agar bisa datang paling awal dan duduk di syaff terdepan dekat sang ustadz. Bukankah orang shalat yang berada di syaff terdepan lebih mendapatkan pahala lebih besar dibanding syaff belakang.
Tepat pukul 02.00 para jamaah mulai berkumpul, acara dimulai setelah bapak Rahmat selaku perwakilan dari Bank Mandiri hadir untuk bergabung bersama kami dalam majlis tersebut. Ternyata di antara program kegiatan diadakan juga lomba ceramah bagi para peserta pondok pesantren kilat tentu saja disediakan hadiah juga dari panitia. Lomba kali ini diikuti oleh 6 peserta dari masing-masing organisasi yang bernaung di dalam PDV. Sekedar untuk informasi bahwa PDV ini mempunyai beberapa organisasi anakan/asuhan yang terdiri dari: Organisasi Capto(Cilacap-Purwokerto) Al-Masyitoh, Organisasi Al-Khoiriyah, Organisasi Az-Zahro dari Semarang, Majlis Dzikir Ilham dan Organisasi Siti Arofah.
Sesi ceramah ini belum lama berlangsung ketika peserta pertama menyampaikan materinya, tiba-tiba segerombolan orang-orang petugas dari pemerintah Hong Kong setempat yang biasa mengamankan daerah Victoria Park ini menyetop penggunaan sound system kami yang sebenarnya hanya memakai beberapa microphone agar suara para pembicara didengar oleh para jamaah, itupun salonnya yang hanya menggunakan baterai aki/accumulator dengan daya volume paling-paling tidak lebih jauh dari radius 10meter. Fenomena seperti ini sering kami alami selama kegiatan-kegiatan keagamaan kami dan bukan untuk yang kali pertama dalam perjuangan jihad kami, dan justru dengan keadaan tersebut kami berusaha untuk mengambil sisi positifnya untuk terus semakin memupuk semangat kami lebih tertantang menegakkan jihad di antara keterbatasan kami semua. Seru takbir akbar yang disematkan di sela-sela acara sungguh mampu membuat hati saya merembes demi menggugah kembali semangat para jamaah semuanya.
Acara demi acara telah berlalu dan pembicara pun silih berganti, selain dari Islamic Union Bapak H. Muhaimin, kali ini juga kami diberi kehormatan untuk mendengar tauziyah singkat dari Bapak H. Ali Aziz (I.A.I.N. Sunan Ampel) dilanjutkan yang terakhir adalah Bapak Ahmad Sonhaji dari Banten perwakilan ustadz yang didatangkan oleh Dompet Dhuafa selama bulan ramadhan ini sampai insya allah tanggal 23 September nanti. Dan Bapak Ahmad inilah yang terakhir dan paling lama menghabiskan waktunya bersama kami untuk berbuka bahkan tarawih bersama.
Acara demi acara begitu berkesan bagi saya dan sungguh menyesal karena tidak bisa ikut shalat jamaah dengan beliau-beliau semua. Namun hati saya cukup terhibur karena diperbolehkan meminta tanda tangan para ustadz tersebut sebagai kenang-kenangan saya pribadi.
Usai Maghrib sebenarnya masih akan ada sesi diskusi dengan Bapak Ahmad, tapi karena saya harus bertemu dengan teman saya yang harus pulang libur lebih awal, akhirnya saya tinggal sebentar dengan harapan akan kembali ke tempat acara diadakan. Namun rencana saya harus urung kembali karena saat tepat bertemu dengan teman saya, hujan lebat sekali sekonyong-konyong mengguyur tanpa ampun. Saya yang kebetulan hari itu tidak membawa payung akhirnya memutuskan untuk segera pulang, karena tidak mungkin saya menerobos lebatnya hujan demi kembali ke pesantren tersebut.
"Ya Allah.. jangan marah ya, karena hamba tidak sempat menghabiskan semua acara tadi sampai tuntas shalat tarawih" gumam saya dalam hati selama perjalanan menuju pulang. Alhamdulillahi robbil ‘alamin.. karena hujan baru turun ketika acara sudah hampir 75% terselesaikan. Semoga apa yang kami dapat hari itu tidak akan lapuk ditelan waktu, mampu kami kenang dan amalkan terus untuk bekal kami di kehidupan akhirat nanti, Amin Amin Ya Rabbal ‘alamin.
Untuk ukhti-ukhti para pejuang sejatidijalan Allah swt…" KAYAO YA..NEVERGIVEUP"