“Aku mendengar Rasulullah-Shallallahu’ alaihi wasallam bersabda tentang waktu mustajab doa di hari Jumat: Waktunya adalah antara duduknya Imam ketika khutbah hingga selesai ditegakkannya salat.” (HR. Imam Muslim).
Selain itu terdapat hadits dari Abu Burdah bin Abi Musa Al Asy’ari. Ia mengatakan, “Abdullah bin Umar bertanya padaku, apakah engkau pernah mendengar ayahmu menyebut suatu hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai waktu mustajabnya doa di hari Jumat?” Abu Burdah menjawab, “Iya betul, aku pernah mendengar dari ayahku (Abu Musa), ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
هِىَ مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ الإِمَامُ إِلَى أَنْ تُقْضَى الصَّلاَةُ
“Waktu tersebut adalah antara imam duduk ketika khutbah hingga imam menunaikan salat Jumat.” (HR. Muslim 2012 dan Abu Daud 1051).
Kedua, ditambahkan oleh Ketua Komunitas Da’i Da’iah Indonesia (KODDIN) Ustadz Mahfud Said mengatakan, waktu mustajab untuk berdoa adalah sehabis salat Ashar di sore hari ketika matahari sudah bergeser.
Waktu yang mustajab adalah setelah salat Ashar. Caranya bagaimana?
“Laki-laki sehabis salat Ashar menetap di masjid dan menunggu sampai menjelang Maghrib. Ketika matahari sudah bergeser, itulah waktu yang mustajab. Sedangkan bagi wanita bisa dilakukan di rumah. Namun bagi pekerja kantoran berdoa sekitar menjelang jam 5 sore, fokus dan sebaiknya memiliki wudhu,” Ucapnya kepada Okezone.
Hal ini sesuai dengan riwayat dari Jabir bin Abdullah r.a., Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
“Hari Jumat itu terdiri dari dua belas jam. Dalam dua belas jam itu terdapat satu jam yang tidak ada seorang muslim yang memohon sesuatu kepada Allah pada saat itu, kecuali Allah akan memberikannya kepada Muslim itu. Maka, mintalah pada akhir waktu setelah Ashar.” (HR. Abu Dawud No. 1048, dan An-Nasa’i dalam Al-Jum’ah No. 1389 ).