Hafal Taurat
Soal mula-mula Uzair hafal Taurat ada banyak versi kisahnya. Ada yang berkisah, ayah ‘Uzair yang bernama Sarukh, telah mengubur Taurat di zaman penyerangan Bukhtu Nashshar di suatu tempat yang tidak diketahui oleh seorang pun kecuali ‘Uzair.
Mereka dan ‘Uzair pun pergi ke tempat tersebut, kemudian mengeluarkan Taurat.
Ternyata, Taurat tersebut rusak dan tidak bisa dibaca lagi.
Kemudian mereka pun duduk di bawah pohon, kemudian mereka menulis ulang Taurat. Dan turunlah dari langit dua kilatan dan masuk ke dalam mulut ‘Uzair. Kemudian beliau pun mengingat Taurat dan memperbarui tulisannya Taurat.
Versi lainnya diceritakan Ibnu ‘Abbas ra. Ia berkata, “…Uzair berdoa kepada Allah dan bersungguh-sungguh dalam berdoa agar Allah mengembalikan hafalan yang telah dihilangkan dari dada-dada mereka.
Ketika beliau shalat dengan khusyu’ kepada Allah, turunlah cahaya dari langit kemudian masuk ke dalam mulutnya.
Kemudian Taurat kembali kepada beliau. Lalu beliau mengumumkan kepada kaumnya dan berkata, ‘Wahai kaumku! Sesungguhnya Allah telah memberikan kepadaku Taurat dan telah mengembalikannya kepadaku… Kemudian mereka pun seperti itu sampai waktu yang dikehendaki Allah.
Kemudian Tabut diturunkan setelah beliau wafat. Ketika mereka melihat Tabut dan ternyata Taurat yang diajarkan oleh ‘Uzair seperti yang tertera di dalam Tabut tersebut.
Versi ketiga, menceriakan Uzair bertemu dengan seorang yang tua. Kemudian orang tua tersebut mengatakan, “Bukalah mulutmu!” Lalu orang tua tersebut melemparkan ke dalam mulutnya sesuatu seperti batu sebanyak tiga kali.
Menurut Tafsir Ibni Katsir, Uzair kembali kepada kaumnya dan dia menjadi orang yang paling berilmu tentang Taurat.
Kemudian ‘Uzair menuliskan Taurat dengan tangannya. Ketika Bani Israil kembali dari peperangan dan para Ulama Bani Israil pun kembali, mereka pun menceritakan tentang ‘Uzair.
Mereka pun mengeluarkan buku yang mereka simpan di gunung. Kemudian mereka membandingkannya. Ternyata yang mereka dapatkan adalah benar.
Dan masih ada beberapa versi lainnya, akan tetapi, secara keseluruhan, dapat ditarik kesimpulan bahwa ‘Uzair memang dulunya adalah seorang penghapal Taurat.
Setelah beliau diwafatkan kemudian dihidupkan kembali, beliau tidak mengingat seluruhnya, kemudian beliau meminta kepada Allah agar hapalannya dikembalikan oleh Allah taala.
Allah mengabulkan permohonannya dan mengembalikan hapalannya. Kemudian ditulislah Taurat dengan hapalan ‘Uzair.