Orang kaya yang sesungguhnya bukan orang yang banyak harta. Orang kaya itu bukan orang yang mempunyai banyak properti kehidupan, kendaraan mewah, baju yang berlusin-lusin. Berikut tausiyah beliau:
“Ini prinsip dasarnya nih. Jangan pernah kita berfikir bahwa hidup itu nggak dijamin rezeki. Kurang rezeki itu mustahil. Karena yang paling dasar yang dijaminkan oleh Allah adalah cukup.
Jika ada orang yang merasa kurang, itu berarti orang yang tidak pernah merasa cukup. Ini problemnya. Boleh jadi (maaf) bukan karena tidak cukupnya, tapi karena dia mengejar satu beban yang tidak sesuai dengan kebutuhannya. Atau mengejar sesuatu di luar asas kecukupannya.
Kalau ingin naik level (derajat) dari ini dan naik level kedua maka diberikan lagi secara indah oleh Al-Qur’an, seperti ini caranya. Tapi kalau levelnya tidak dipelajari maka ini menjadi beban. Ini yang menyebabkan seseorang dari (level) cukup menjadi jatuh ke bawah turun miskin. Dari miskin turun lagi ke bawah jadi fakir.
Kalau dia nggak pernah belajar tangganya maka selamanya dia tidak akan pernah naik. Jadi pembuktian dari awal persis seperti Sayyidah Maryam itu diberikan pendahuluan oleh Allah. Sebelum melahirkan Nabi Isa ‘alaihissalam dengan cara yang tidak biasa. Sayyidah Maryam diberikan pengantar oleh Allah. Apa pengantarnya?
Dari mulai beliau tumbuh berkembang dirawat (diasuh) oleh pamannya Nabi Zakariya ‘alaihissalam. Apa yang terjadi dengan beliau. Masya Allah, tiba-tiba setiap mau makan, makanannya ada. Setiap ada kebutuhan diantar semua oleh Nabi Zakariya. Baru dibuka pintu mihrabnya sudah ada semua yang dibutuhkan. Ini yang sering diulang-ulang dalam Al-Qur’an Surah ke-3 (QS ‘Ali Imran) Ayat ke-37.
فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُوۡلٍ حَسَنٍ وَّاَنۡۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا ۙ وَّكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا ؕ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيۡهَا زَكَرِيَّا الۡمِحۡرَابَۙ وَجَدَ عِنۡدَهَا رِزۡقًا ۚ قَالَ يٰمَرۡيَمُ اَنّٰى لَـكِ هٰذَا ؕ قَالَتۡ هُوَ مِنۡ عِنۡدِ اللّٰهِؕ اِنَّ اللّٰهَ يَرۡزُقُ مَنۡ يَّشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٍ
“Maka Dia (Allah) menerimanya dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemuinya di mihrab (kamar khusus ibadah), dia dapati makanan di sisinya. Dia berkata, “Wahai Maryam! Dari mana ini engkau peroleh?” Dia (Maryam) menjawab, “Itu dari Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.”