Kisah kedua : Masih Ibnu Sirin..
Suatu ketika, ada seseorang menagih hutang kepadanya sebanyak dua dirham. Sedangkan ia sendiri tidak merasa berhutang. Orang tersebut tetap bersikukuh dengan tuduhannya. Karena ia mempunyai bukti, selembar kertas perjanjian hutang yang tertera di atasnya tanda tangan Muhammad bin Sirin.
Dengan penuh paksa, ia meminta Muhammad bin Sirin untuk melakukan sumpah. Ketika ia hendak bersumpah, banyak orang yang merasa heran mengapa ia menuruti kemauan si penuduh itu. Salah seorang rekan Muhammad bin Sirin bertanya, “Syaikh, kenapa Anda mau bersumpah hanya untuk masalah sepele, dua keping dirham, padahal baru saja kemarin anda telah merelakan 40 ribu dirham untuk diinfakkan kepada orang lain.” Lantas Muhammad bin Sirin menjawab, “Iya, saya bersumpah karena saya tahu bahwa orang itu memang telah berdusta. Jika saya tidak bersumpah, berarti ia akan memakan barang yang haram.”
Apa yg dicermati dari kisah2 tadi?
Begitu berhati2 nya umat Islam generasi pertama untuk menghindari suatu yg haram, suatu yg curang dan khianat…
Bagaimana umat islam saat ini dalam berbisnis… Dalam berpolitik dan lain lain…
Semoga saja hal yg baru kita lakukan Pilpres 1-2 bulan yg lalu… Kita yakin di setiap kubu yg kemarin berkompetisi… ada banyak yg (mengakui atau diakui) sebagai ulama.. Kita berharap mereka para ulama2 tersebut menjadi ibnu Sirin2 jaman modern… Yg bisa berani mar maruf nahi mungkar! Yg bisa menasehati petingginya… Melarang kejahatan berkembang, Melarang kecurangan yg terjadi yg dilakukan kelompoknya, menasehati, dan mencegah kemungkaran, dan merasa tdk senang bila para pelaku curang menikmati hasil kecurangannya…
Apalagi sebagiannya menganggap, tak ada lembaga apapun saat ini yang masih dianggap netral.
Kita masih menahan nafas menunggu sepak terjang ulama ulama tersebut, ketahuilah dari lisan ulama yg lurus umat pun akan samina wa athona… Dalam melindungi kejayaan islam dan umat islam.
Allah SWT berfirman:
وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِيْنَ ۙ
Neraka wail lah bagi pelaku curang….